AIDA DAN MUSIM HUJAN: KASUS PEMBUNUHAN AIDA SOESWOYO
2. BABAK I: AIDA DAN RUMAH SUSUN

5. INT. RUMAH SUSUN, KAMAR AIDA, RUANG TAMU – SORE

Hujan deras terlihat dari jendela.

Terdengar lagu band 90an dari radio di ruang tamu tersebut.

Secangkir teh panas berada diatas meja tepat di sebelah radio kecil.

Aida yang sudah rapi keluar dari dalam kamarnya mengambil teh panas tersebut dan menghirup aromanya. Ia meletakan cangkirnya dan mematikan radio tersebut.

Aida mengambil tote bagnya yang tergeletak di kursi meja makan tersebut. Ia berjalan ke depan pintu dan mencari kunci kamarnya dari dalam tote bagnya.

IBU YAYANG (O.S)

Nah ini kamarmu. Tunggu aku cari kuncinya dulu ya.

Aida mengintip dari jendela kamarnya yang tepat berada disamping kanan pintunya.

6. INT. LORONG RUMAH SUSUN – SORE

“WANITA A”, 26, berambut sedikit keriting membawa tas jinjing kecil berwarna coklat menunggu Ibu Yayang mengeluarkan kunci dengan sabar.

WANITA A

Bu Yayang, air panasnya nyala kan?

Ibu Yayang sibuk mencari kunci di dalam tas anyamannya.

IBU YAYANG

Iya dong. Nah ini dia kuncinya.

(Ibu Yayang membukakan pintu kamar tersebut.)

“WANITA A” masuk ke kamar tersebut.

IBU YAYANG

OK selamat istirahat. Kalau kamu butuh apa-apa saya ada di lantai satu. Ketok saja kamar saya.

WANITA A (O.S)

Baik, terima kasih banyak.

“WANITA A” tersebut menutup pintu kamar dari dalam.

Ibu Yayang berpaling, memandang ke jendela Aida.

7. INT. RUMAH SUSUN, KAMAR AIDA, RUANG TAMU – SORE

Aida tersenyum canggung.

Ibu Yayang itu tidak membalas dan berjalan pergi.

Aida menemukan kunci kamarnya. Ia mengambil payung merah yang tergantung disamping pintu, dan membuka pintu kamarnya.

8. INT. LORONG RUMAH SUSUN – SORE

Aida membuka pintu kamarnya, ia melihat seorang PRIA BERTOPI HITAM, 34, yang mengenakan pakaian berwarna hitam berdiri mengamati kamar “WANITA A”.

Aida melemparkan wajah terganggu. PRIA BERTOPI HITAM itu terkejut. Memandang Aida dengan canggung dan segera lari menuruni tangga.

Aida keluar kamar dan ingin menutup pintu kamarnya.

Seorang KAKEK, 70 berdiri tepat dibelakang pintunya.

Aida terkejut, kuncinya terjatuh.

AIDA

Opa! Bikin kaget aja.

(membungkuk mengambil kuncinya)

Kakek tidak menjawab, ia membalik badannya dan berjalan perlahan menuju balkon di ujung lorong rumah susun itu.

Aida menoleh sebentar dan pergi menuju tangga.

Aida turun menuruni tangga.

Seorang mahasiswi terlihat berlari terburu-buru. Hampir menabrak Aida. Aida menghindar.

AIDA

Hey! Jangan lari di tangga!

(nada tinggi)

Mahasiswi itu mengabaikan Aida. Ia tetap berlari dan naik ke lantai atas.

Aida terlihat kesal, dan tetap turun.

9. INT. LOBBY RUMAH SUSUN – SORE

Aida membuka payungnya.

Beberapa meter dari rumah susun, PRIA BERTOPI HITAM tersebut terlihat mengamati LADYA, 10, yang sedang bermain hujan.

Ladya, mengenakan jas hujan berwarna kuning lengkap dengan sepatu bootnya.

Aida yang merasa janggal segera berjalan cepat ke arah mereka.

11. EXT. JALAN RAYA – SORE

AIDA

(Aida setengah berlari)

HEY!

PRIA BERTOPI HITAM itu terkejut. Ia segera berlari ke seberang jalan dan menghilang.

Ladya terkejut, ia berhenti bermain hujan dan menatap Aida. Aida menghampirinya.

AIDA

Hey, kamu gapapa?

Ladya mengangguk.

AIDA

Kamu kenal sama pria tadi?

LADYA

(Ladya menggeleng)

Enggak.

AIDA

(Aida jongkok, memegang pundak Ladya)

Syukurlah, kok hujan begini kamu di luar?

Rumah kamu dimana?

Ladya menunjuk rumah di samping rumah susun tersebut)

Aida tersenyum.

AIDA

(mengulurkan tangannya)

Nama kamu siapa? Aku Aida.

LADYA

(tidak menyambut tangan Aida)

Ladya. Kakak baru pindah?

AIDA

(Aida mengangguk)

Iya, hanya beberapa bulan aja.

LADYA

Kakak mau kemana?

AIDA

Jalan-jalan sore. Kamu mau nemenin kakak?

Ladya mengangguk.

Aida berdiri dan mengenggam tangan Ladya dan mulai berjalan.

AIDA

Kok tanganmu dingin?

LADYA

(hanya menggeleng, ia menarik tangannya dan memasukkannya ke saku jas hujannya)

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar