Cuaca terlihat cerah. Jalan di Gunung Danirmala berundak-undak dan disekelilingi batu-batuan. Di batu, ditumbuhi tanaman-tanaman dan beberapa pohon kecil. Terlihat Marie berjalan menaiki tanjakan dengan napas terengah dan terlihat kesakitan. Sisi Gelap Marie masih menemani Marie. Darah mengalir dari betis Marie. Marie melangkahkan kaki kirinya ke pijakan yang lebih tinggi, tapi gagal. Marie malah terjatuh.
MARIE
Aw!
Marie meremas betis kirinya sambil meringis. Sisi Gelap Marie mengembuskan napas panjang dan memutar kedua bola matanya sambil melipat tangan di dada.
SISI GELAP MARIE
(menggumam; sarkastik)
Sudah tahu lemah, masih keras kepala.
Marie mendelik ke arah Sisi Gelap Marie. Selama beberapa saat, Marie dan Sisi Gelap Marie saling bertatapan. Kemudian Marie mengalihkan pandangannya ke betis kirinya. Marie membuka balutan kain di betisnya. Terlihat luka Marie semakin besar dan darah terus mengalir dari lukanya. Marie menggeram, menahan rasa sakit.
SISI GELAP MARIE
Tapi baguslah... kalau kau cepat mati, aku bisa makin cepat membunuh semua orang.
Sisi Gelap Marie terkekeh licik. Marie mengepalkan tangannya keras-keras, terlihat kesal. Marie menarik napas dalam-dalam, lalu mengembuskannya perlahan.
MARIE
Bisa tidak kau diam sebentar saja?
Sisi Gelap Marie mengangkat sebelah alisnya sambil tersenyum jahat. Marie merangkak ke pohon terdekat dan menyandarkan tubuhnya ke batang pohon. Marie menghela napas panjang.
Sisi Gelap Marie melihat ke sekelilingnya.
SISI GELAP MARIE
(ragu)
Kau mau beristirahat di sini?
MARIE
Memangnya aku bisa pergi ke mana dengan kondisi seperti ini?
Sisi Gelap Marie mengerutkan dahinya, berpikir. Setelah beberapa saat, ia mengangkat alisnya sambil tersenyum licik.
SISI GELAP MARIE
Kalau aku mengambil alih tubuhmu beberapa saat, dalam sekejap kita bisa sampai ke puncak. Bagaimana?
Marie menggelengkan kepalanya.
MARIE
Aku tidak akan membiarkanmu mengontrol tubuhku lagi.
Marie mendengus.
MARIE (CONT'D)
Mana tahu, kau malah membunuh orang lagi?
SISI GELAP MARIE
Kata siapa? Aku tidak akan membunuh siapa pun, kok...
Marie mendelik, kesal. Marie dan Sisi Gelap Marie berdebat. Ketika keduanya sibuk berdebat, tiba-tiba bayangan menimpa tubuh Marie, menghalangi cahaya. Marie dan Sisi Gelap Marie terdiam, terlihat bingung. Perlahan, keduanya menoleh ke arah datang bayangan. Terlihat GURU WEI (M/75) berdiri di belakang Marie. Guru Wei bertubuh tinggi, kurus, berambut putih panjang dan dicepol setengah. Guru Wei memakai baju Ao Dai berwarna hijau giok. Guru Wei berdeham, lalu melirik ke betis kiri Marie yang berdarah.
GURU WEI
Ada apa dengan kakimu?
Marie terbengong, sementara Sisi Gelap Marie memandangi Guru Wei penuh kecurigaan.
GURU WEI (CONT'D)
Sepertinya lukamu cukup parah. Aku punya obat di persinggahanku. Letak gua yang aku tinggali tidak jauh dari sini. Kalau kau mau, kau bisa mengobatimu di sana.
Marie mengedip-ngedipkan matanya. Kemudian ia memiringkan kepalanya sambil mengerutkan dahi.
GURU WEI (CONT'D)
Nona?
Marie masih terbengong.
GURU WEI (CONT'D)
(lebih keras)
Nona?
Marie berjengit, tersadar. Marie berdeham, salah tingkah.
MARIE
I-iya. Terima kasih.
Guru Wei mengangguk. Lalu, ia membantu Marie berdiri. Guru Wei dan Marie berjalan bersama. Marie melirik takut-takut ke arah Guru Wei. Setelah itu, ia menundukkan kepalanya lagi.
MARIE
M-maaf, tapi... apakah Anda Guru Wei?
Guru Wei menoleh ke arah Marie, mengangkat alisnya. Sisi Gelap Marie memandangi Guru Wei tidak suka.
GURU WEI
Ya, itu aku.
Mata Marie langsung berbinar-binar, ia tersenyum lebar dan menahan napasnya. Sisi Gelap Marie menyipitkan matanya.
MARIE
Kebetulan sekali! Aku mencari Anda!
Marie melompat kegirangan. Tetapi begitu kakinya memijak tanah, ia meringis kesakitan sambil memegangi betis kirinya. Guru Wei tertawa kecil, lalu memapah tubuh Marie lagi.
SISI GELAP MARIE
(menggumam; sarkastik)
Hmp! Sangat kebetulan!
Sisi Gelap Marie mendekatkan dirinya ke telinga Marie.
SISI GELAP MARIE (CONT'D)
Marie, aku tidak percaya dengan Guru Wei ini. Aneh, kita bisa tiba-tiba bertemu dengan orang yang bahkan tidak kita tahu keberadaannya.
(berbisik)
Aku yakin dia ada sangkut-pautnya dengan penguntitmu!
Marie menghadap ke kanannya, ke arah Sisi Gelap Marie dengan alis bertaut, kesal. Marie meletakkan jari telunjuknya di depan mulutnya.
MARIE
Sst!
Guru Wei menengok ke arah Marie, menatap bingung Marie.
GURU WEI
Ya? Ada apa?
Marie langsung menoleh ke arah Guru Wei sambil tersenyum gugup. Marie terkekeh gugup.
MARIE
Bukan apa-apa.
Marie menghadap ke Sisi Gelap Marie lagi, kesal. Sisi Gelap Marie balas menatap tajam Marie. Lalu, Guru Wei menengok ke kanan juga. Guru Wei dan Sisi Gelap Marie saling berpandangan. Guru Wei tersenyum simpul, terlihat misterius. Lalu Guru Wei kembali menatap ke depan. Sisi Gelap Marie menyipitkan matanya, curiga.