Marie berjalan dan berhenti di depan Tempat Peramal. Tempat Peramal memiliki dua lantai dan terbuat dari kayu. Di kanan kirinya dihiasi lampion. Lantai satu tidak ditutupi dengan pintu, langsung memperlihatkan isi dalamnya. Lantai pertama diisi guci-guci dan rak-rak yang dipenuhi toples. Dinding lantai satu berisi topeng-topeng wayang.
Terlihat PERAMAL (F/40)--berdarah Tionghoa, berambut putih dicepol, berpakaian kebaya katun warna ungu dengan rok kain songket berwarna senada, dan di bahunya disampirkan kain songket--duduk di belakang meja. Di atas mejanya, terdapat bola kristal, kertas, kuas, tinta, batu kristal, dan patung naga dari batu giok. Peramal sedang menulis di atas kertas. Lalu ia menoleh ke depan toko. Ia menyipitkan matanya selama beberapa saat. Kemudian Peramal melebarkan matanya, kaget.
Pandangan Marie dan Peramal bertemu. Marie tersenyum sopan ke arah Peramal. Marie melangkahkan kakinya, tetapi tertahan. Terlihat Peramal menghampiri Marie dengan langkah besar-besar dan wajah sangar. Marie menatap bingung Peramal.
MARIE
Aku--
Peramal mendorong tubuh Marie sampai terjatuh ke tanah. Marie BERTERIAK KESAKITAN. Lalu ia memegangi lengan kirinya yang terbentur tanah. Ia mendongak, memandangi Peramal bingung.
MARIE (CONT'D)
Bu--
PERAMAL
Jangan bicara sama saya!
Peramal menunjuk pintu gerbang Pecinan di kanannya.
PERAMAL (CONT'D)
Keluar kamu dari desa ini sekarang juga!
Warga desa di sekitar Tempat Peramal mulai bergerombol mengelilingi Marie dan Peramal sambil berbisik-bisik. Marie meringis kesakitan, lalu mencoba berdiri. Peramal langsung menarik kerah baju Marie dan memukulinya. Marie berusaha melindungi dirinya tanpa menyakiti Peramal.
PERAMAL (CONT'D)
Dasar kamu pembawa sial! Dari mukamu saja, aku tahu kamu orang yang akan membawa petaka!
Peramal menjambak rambut Marie, memaksa Marie menatap matanya.
MARIE
(kesakitan)
Aww!
PERAMAL
Jalan hidupmu akan selalu dipenuhi kesialan! Jangan sampai kesialan kamu membuat desa ini jadi terkutuk!
Peramal menarik rambut Marie lebih kasar lagi. Marie meronta-ronta, berusaha melepaskan jambakan Peramal. Tiba-tiba terdengar KEKEHAN SISI GELAP MARIE. Marie terkejut.
SISI GELAP MARIE (V.O.)
Oh... Peramal malang. Aku lihat-lihat, sepertinya ia akan mati malam ini.
(terkekeh)
Kira-kira enaknya dibunuh pakai apa ya?
MARIE
Tidak! Tidak! TIDAAAK! Jangan! Jangan!
WARGA DESA TETANGGA 01 (M/25) keluar dari kerumunan buru-buru dan memisahkan Peramal dari Marie. Ia menarik badan Peramal itu, namun tangan peramal masih menggenggam rambut Marie.
PERAMAL
(marah-marah)
Camkan itu! Kamu akan selalu membawa kesialan ke mana pun kamu pergi!
Warga Desa Tetangga 01 menarik tangan Peramal. Tangan Peramal terlepas dari rambut Marie.
WARGA DESA TETANGGA 01
Pergilah! Sebelum Peramal ini menyerangmu lagi!
Marie memandangi Peramal ketakutan, tangannya gemetaran. Peramal memelototi Marie dengan sangar. Warga desa di sekitarnya berbisik-bisik.
WARGA DESA TETANGGA 01 (CONT'D)
Cepat!
Marie berjengit kaget. Lalu Marie membungkukan badannya sedikit.
MARIE
Terima kasih.
Marie berlari meninggalkan kerumunan sambil menunduk.