Terlihat lampion-lampion warna-warni tergantung di setiap toko pecinan dan warga desa berlalu lalang menggunakan payung berwarna-warni. Para pedagang toko sedang sibuk membereskan barang-barang dagangannya. Marie menerobos kerumunan, tidak sengaja ia menabrak Warga Desa 01 (M/30). Warga Desa 01 memandangi Marie dengan sinis.
WARGA DESA 01
(lantang)
Heh! Jalan lihat-lihat!
Seketika semua warga berhenti dari aktivitasnya. Marie juga berhenti berlari. Ia menengok ke Warga Desa 01 pelan-pelan dan sambil menggigil.
MARIE
M-maaf.
Warga Desa 01 menyipitkan matanya. Lalu ia terkejut.
WARGA DESA 01
Hei! Itu kan si anak pembawa sial!
Terlihat tatapan warga desa memandangi Marie tidak suka. Terdengar bisik-bisik warga yang mencemooh Marie. Tiba-tiba terlihat sayur kubis busuk melayang di udara dan mengenai kepala Marie.
MARIE
Aaw!
Marie menoleh ke arah lemparan. Terlihat Jana (F/40)--berkulit cokelat gula jawa, rambut hitam dicepol dengan beberapa helai yang sudah memutih, berwajah melayu, berpakaian kemben cokelat ditutupi luaran katun dan rok dari kain sonket--memelototi Marie. Di tangannya terdapat keranjang bambu penuh dengan sayur busuk. Marie menurunkan pandangannya ke tanah, tubuhnya gemetaran.
Jana melempar sayur busuk dalam keranjangnya ke arah Marie. Marie mengangkat tangannya ke wajah, melindungi wajahnya. Sayur itu mengenai tangan Marie.
JANA
Dasar kamu anak sial!
Jana melemparkan sayur busuk dalam keranjangnya bertubi-tubi sampai sayurnya habis. Marie berusaha melindungi dirinya dari serangan tersebut.
JANA (CONT'D)
Gara-gara kamu, Galih sakit-sakitan!
Marie memandang Jana yang marah takut-takut. Jana masih memelototi Marie, napasnya tidak beraturan.
JANA (CONT'D)
Kamu jangan pernah dekat-dekat dengan anak saya lagi!
Jana melemparkan keranjang bambunya ke kepala Marie. Marie tidak sempat menangkisnya. Keranjang itu membentur dahi Marie sampai Marie terjatuh ke lumpur. Tubuh Marie terbalur lumpur. Marie melihat ke sekelilingnya, napasnya tidak beraturan, tubuhnya menggigil. Terlihat warga desa sekitarnya menatap Marie sinis.
Tiba-tiba terlihat tomat busuk melayang di udara dan mengenai tubuh Marie. Tidak lama kemudian, lemparan sayur busuk semakin banyak dan semuanya mengenai tubuh Marie. Terdengar SUARA WARGA DESA BERTERIAK MENCEMOOH MARIE. Marie menutupi wajahnya dengan tangan, berusaha melindungi dirinya. Namun sayuran busuk terus menyerangnya bertubi-tubi.
KEPALA DESA (O.S.)
Hentikan!
Seketika hening. Para warga desa berhenti melemparkan sayur ke arah Marie. KEPALA DESA (M/56) dan BIMA (M/22)--pelayan Kepala Desa berdarah Melayu, berpakaian kaos katun lengan panjang dengan celana panjang, sarung tangan, dan sepatu, serta rambutnya dicepol setengah--berjalan memecah kerumunan. Tangan kanan Bima memayungi Kepala Desa dan di tangan kirinya memegang payung.
Kepala Desa berhenti di depan Marie. Ia menundukkan kepalanya untuk menatap Marie. Marie memandang Kepala Desa ketakutan.
KEPALA DESA
Bima. Payungi dia!
Bima memberikan payung di tangan kanannya kepada Kepala Desa. Lalu, Bima membuka payung di tangan kirinya. Ia berjongkok sambil memayungi Marie. Lalu, Bima membantu Marie berdiri. Jana berjalan mendekati Kepala Desa.
JANA
Pak Kepala Desa! Kenapa anak pembawa sial seperti itu masih dibiarkan berkeliaran di desa ini?! Dia seharusnya kita usir!
Warga desa lainnya BERTERIAK SETUJU. Kepala Desa menatap Jana tajam.
KEPALA DESA
Bukannya yang tinggal bersama Galih dua puluh empat jam adalah kamu? Bukannya Marie? Mungkin sebenarnya yang membawa penyakit itu kamu. Soalnya kamu penuh dendam dan pikiran jahat!
Jana membulatkan matanya, terkejut. Warga desa lainnya bergumam-gumam, saling pandang satu sama lain, resah. Kepala Desa kembali menghadap ke Marie.
KEPALA DESA
Ayo ikut aku!
Kepala Desa, Bima, dan Marie berjalan bersama meninggalkan kerumunan.