Pintu kamar Tony terbuka perlahan. Terliha sosok Marie berjalan masuk ke kamar dengan langkah diseret. Kamar Tony berukuran 4x3 meter persegi. Terdapat peti kayu besar tepat di seberang pintu masuk. Di sebelah kiri peti, terlihat meja kayu berkaki pendek. Di pojok ruangan kiri dari pintu masuk terdapat ranjang dari kayu jati dengan kelambu. Di sekitar ranjang Tony ada kendi-kendi tinggi namun ramping. Di atas ranjang, terlihat Tony sedang tertidur nyenyak.
Marie berjalan ke sebelah ranjang Tony. Ia memandangi Tony dengan tatapan kosong selama beberapa detik.
SISI GELAP MARIE (V.O.)
(berbisik; bertumpuk)
Cekik! Bunuh! Cekik! Bunuh! Cekik! Bunuh! Cekik! Bunuh! Cekik! Bunuh!
Marie mendekatkan kepalanya ke kepala Tony perlahan. Marie memiringkan kepalanya ke kiri pelan-pelan, lalu ke kanan pelan-pelan. Tangan Marie perlahan bergerak ke leher Tony. Ketika tangan sampai beberapa senti dari leher Tony, dengan cepat Marie mencekik Tony. Tony terbangun, syok. Terdengar SUARA PETIR MENGGELEGAR. Terlihat ekspresi datar Marie dengan tatapannya yang kosong.
TONY
(susah payah)
Marie... khk... Marie...
Kaki Tony meronta-ronta dan tangannya berusaha melepaskan cekikan marie. Napas Tony mulai sesak. Tangannya dengan panik melayang-layang di udara. Tidak sengaja tangannya menyenggol kendi di samping ranjangnya. Kendi itu MEMBENTUR LANTAI dan PECAH. Terdengar SUARA PETIR MENYAMBAR.