Marie tersenyum kecil. Lalu, Marie kembali duduk di depan meja. Ia mengambil daun lontar dari peti dan meletakkannya di atas meja. Marie mulai menulis dengan pisau tulis di atas daun lontar. Tiba-tiba bayangan menutupi pencahayaan dari jendela. Marie mendongak dengan ekspresi bingung dan melihat Wu Kang berdiri di depan jendela dengan senyum kaku.
WU KANG
(canggung)
Halo.
Marie mengalihkan pandangannya ke kanan.
MARIE
(canggung)
Ayah...
Wu Kang berdeham.
WU KANG
Uh... terima kasih karena kamu sudah mau bermain dengan Tony.
Marie terlihat semakin tidak nyaman. Ia menundukkan kepalanya sambil meremas ujung bajunya.
WU KANG
Tony selalu terlihat bahagia setelah mendengar cerita-cerita kamu.
Wu Kang meletakkan tangannya di pinggang dan telapak kakinya digerakkan naik-turun dengan cepat. Marie menggigit bibirnya, masih memainkan ujung bajunya. Hening beberapa saat.
WU KANG
Baiklah. Ayah tidak akan ganggu kamu lagi. Silakan lanjutkan apa pun itu yang kamu mau lakukan barusan.
Wu Kang mengarahkan keempat jarinya menunjuk daun lontar di atas meja Marie.
WU KANG
Sebentar lagi aku akan mengantarkan makan malam. Seharusnya Dewi sudah selesai memasak.
Marie mengangguk, masih menghindari tatapan Wu Kang. Wu Kang menundukkan kepalanya, berpikir beberapa saat. Lalu, ia memutar balik tubuhnya dan berjalan menuju Rumah Keluarga Wu.
MARIE
Ayah!
Wu Kang berhenti melangkah.
MARIE
(ragu-ragu)
Tadi siang aku mendengar suara yang menyuruhku membunuh Tony.
Wu Kang memutar tubuhnya cepat, kaget. Ia menyipitkan matanya.
WU KANG
Apa kamu yakin kamu mendengar suara itu? Bukan cuma angin semilir saja?
Marie mengangguk sedih. Marie menatap Wu Kang dengan tatapan sedih.
MARIE
Aku mendengar dengan jelas, suara itu menyuruh aku mencekik Tony.
Wu Kang mengusap-usap dagunya. Lalu, ia menghela napas panjang.
WU KANG
Jangan terlalu dipikirkan. Mungkin kamu hanya kelelahan.
Wu Kang membalikkan badannya lagi, lalu melangkah menuju Rumah Keluarga Wu dan masuk ke sana. Marie mengembuskan napas panjang, terlihat murung. Ia mengangkat kedua tangannya dan memandanginya dengan mata berkaca-kaca.
MARIE
(pelan)
Sebenarnya ada apa dengan diriku?