Terdengar SUARA BAYI MENANGIS, HUJAN DERAS, dan GEMURUH AWAN. Kepala Desa dan Wu Kang berjalan masuk ke Kamar Pasangan Wu. Kepala Desa menengok ke kirinya. Terlihat WU LAN (F/24) dengan wajah pucat dan keringat di pelipisnya terbaring di ranjang menggendong MARIE WU (F/0) dan menimang-nimangnya dengan wajah pucat dan keringat bercucuran di keningnya. Wu Lan mengenakan Ao Dai berwarna abu-abu kehijauan. Sementara Marie dibalut dengan kain katun berwarna kuning.
WU LAN
(tersenyum sedih)
Shh... Shh...
Tidak lama kemudian, Marie berhenti menangis.
Kepala Desa berjalan ke samping Wu Lan, lalu meletakkan buku-buku di nakas dan tas kayunya di lantai. Ia melonggarkan kain yang mengikat di kepala Marie dan memandangi Marie dari dekat lama. Wu Lan dan Wu Kang saling bertatapan, lalu memandangi Kepala Desa lagi. Kepala Desa menggenggam tangan kiri Marie dan menelitinya. Tidak lama kemudian, ia beralih ke tangan kanan Marie. Kepala Desa menghela napas dan menegapkan tubuhnya. Kepala Desa mengambil buku di nakas, membalik-balikan halamannya, dan membacanya sebentar. Kemudian Cun Zhang menutup buku itu.
WU KANG
Bagaimana, Pak Kepala Desa? Apakah dia bernasib baik?
Kepala Desa menunduk ke bawah lama, berpikir. Lalu, ia mengangkat kepalanya dan menatap wajah Wu Kang.
KEPALA DESA
Aku melihat kegelapan dalam anakmu.
Wu Kang dan Wu Lan mengernyit dan terlihat khawatir. Kepala Desa kemudian duduk di atas lantai kayu. Ia membuka tas kayunya. Terlihat toples-toples berisi bubuk, daun-daun kering, cairan, belati, dan pot keramik kecil dengan UKIRAN HARIMAU DARI EMAS. Kepala Desa mengeluarkan pot keramik tersebut. Lalu ia memasukkan daun kering dan cairan. Lalu Kepala Desa mengangkat belati tinggi-tinggi sambil MERAPALKAN MANTRA.
Wu Kang menggores tangannya dengan belati dan meneteskan darahnya ke dalam pot keramik. Ia mengulek ramuan tersebut dengan mortar, lalu memasukkan bubuk putih ke dalamnya. Seketika terdengar LETUPAN dan awan ungu keluar dari dalam pot.