4. Semakin besar tekad & harapan dengan kehadiran mereka (Sequence #4)
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

EXT. JALANAN SEPI - PAGI

Kita melihat seseorang berjalan dari jauh yang lama kelamaan mendekat lalu berlari. Ia melakukan lari pagi, tapi kita belum mengetahui siapa Ia.

INT. KAMAR TIDUR - PAGI

Oma dan Renvara sedang bersantai, di kamar. Ia mulai rutin memijat kaki Oma.

OMA

Oma hari hari ya gini ini sendirian nggak ada temennya. Tiduran aja di kasur, kadang nonton TV, ngomong sama kucing. Nunggu papa ya percuma, pulang malam dianya.

RENVARA

Hati hati ya oma kalo lagi sendiri. Tapi misi utama ku sekarang kan buat jaga oma, jadi jangan khawatir, oma nggak akan kesepian lagi.

Kita mendengar suara ketukan pintu.

OMA

Iya sebentar..

RENVARA

Aku aja ma.

INT. RUANG TAMU - CONTINUOUS

Renvara membuka pintu, agak menunduk. Ia melihat Bara yang datang membawa sebuah buku tebal.

RENVARA

Kayaknya makanan kucingnya masih banyak deh.

BARA

Ini.

Bara menunjukkan buku tebal itu. Yang bertuliskan Soal- soal Olimpiade Fisika.

Renvara dan Bara kemudian duduk berhadapan di meja. Renvara meghadap laptop.

RENVARA

Kok bisa tau. Dulu aku anak olimpiade?

BARA

Entah, cuma nebak aja. Mas-nya bisa nyambung aja sama kata-kataku. Kalo bahasa fisika-nya se frekuensi, haha.. dan kata-kata yang diucap mas. Nunjukin kalo mas pintar.

RENVARA

Aku nggak seperti itu.

Ia membuka buku Bara. Melihat lembaran yang sudah Bara kerjakan.

RENVARA CONT'D

Setauku orang yang keliatan pinter, itu karena mereka belajar lebih dulu daripada orang-orang sekitarnya.

BARA

Seperti kita?

RENVARA

Nggak tau. Ini yang ngerjain kamu semua?

BARA

em ya.. tapi kadang aku langsung cari jawabannya di internet.

RENVARA

Kamu sudah bisa semuanya. Aku pikir materi di buku ini sudah cukup untuk soal olimpiade nanti, bahkan aku mempelajari ini di sma.

BARA

Dan mas-nya selalu mempelajari fisika di jenjang yang lebih tinggi kan?

RENVARA

Cuman kasih tau aja. Apa yang mau kamu tanyain

BARA

Aku punya banyak pertanyaan.

Oma membawakan banyak makanan ke agas meja mereka.

BARA

Eh makasi oma.. kok banyak oma.

RENVARA

Meja-nya aja nggak cukup buat buku besar ini ma.

BARA

Makanya dihabisin biar cukup.

Mereka tertawa. RENVARA DAN BARA BELAJAR DAN BERDISKUSI SELAMA BEBERAPA JAM.

Setelah beberapa jam kemudian.

BARA

Tunggu, mas-nya daritadi nyoba search google lewat laptop kan?

RENVARA

Nggak.

BARA

Mas-nya ngapain terus?

RENVARA

Nulis.

BARA

Mas-nya bener-bener orang multitasking. Gimana mas-nya bisa tau semua yang aku tanyain tadi?

Renvara

Itu sudah ada di kepalaku, maksudku aku belajar sebelum kamu kesini.

BARA

Nulis apa mas?

RENVARA

Skenario film.

BARA

Mas-nya nulis sambil ngajarin aku tadi?

RENVARA

Nggak-nggak sebenernya aku cuman nulis ide ide ku. Bukan nulis ke format langsung.

BARA

Ada hubungannya sama fisika mas? Menurutku fisika itu cerita tersendiri sih. Setiap hari membantu kehidupan orang-orang sekecil apapun itu, walau tanpa disadari mereka.

Renvara terkejut dengan apa yang dibilang Bara. Lanjut mengetik di laptop-nya.

RENVARA

Makasi.

Bara berdiri membereskan semua barang-barangnya.

RENVARA

Selesai?

BARA

Makasih banyak mas, akhirnya punya guru fisika pribadi hehe.. oh iya.

Ia mengambil amplop dari tas-nya. Memberikannya ke Renvara.

RENVARA

Simpan aja. Dateng aja kapanpun semaumu, tapi kabari aku dulu.

BARA

Ini buat mas buat tanda kalo mas-nya sekarang jadi guruku.

RENVARA

Guru? Emang iya? Nggak-nggak simpan aja itu.

BARA

Ini dari mama. Kata mama siapapun yang memberikan sesuatu pasti akan dibalas sesuatu. Mungkin saat ini mamaku cuma bisa kasih ini. Jadi- ini.

RENVARA

Terimakasih.

BARA

(Ke oma)

Oma pulang dulu ya Bara.

OMA O.S

Oh iya nak. Itu kresek jajan-nya uda oma siapin buat mama-mu sama kamu.

BARA

Kok banyak oma..

RENVARA

(menatap bara)

Sesuatu dibalas sesuatu.

BARA

Oh iya mas, kalo bisa datang ke pameran. Datang aja gapapa ada aku disana- cari aja nama sekolahku. Pasti mas nanti bakal tertarik.

Renvara mengangguk. Setelah Bara pergi. Renvara melihat ke layar laptop-nya, memikirkan ide yang tidak sengaja diucapkan oleh Bara, itu berhubungan dengan ide cerita yang lainnya.

INT. KAMAR IYUT / GUDANG - SIANG

Renvara mencoba membongkar sesuatu di gudang membuka beberapa kresek besar. Terdapat kardus bertuliskan FOTO Ia tertarik untuk mengambilnya- MEMBAWANYA KE RUANG TAMU.

RENVARA

Ma- aku boleh buka ini?

OMA

Buka aja ren.

RENVARA

Ini isinya foto-foto? Oma dulu?

OMA

Kayaknya iya. Coba buka sih, oma juga pengen lihat.

Renvara membuka-nya, terdapat banyak sekali album bertumpuk. Mengeluarkan semua-nya hingga paling bawah terdapat kotak. Itu kotak kamera film kodak lama. Di dalamnya juga terdapat beberapa roll film yang sudah terpakai.

RENVARA

Kameranya siapa oma?

OMA

Oh kameranya opa itu. Masih bagus lo itu, masih bisa dipake. Tapi kayaknya filmnya habis.

RENVARA

Ini belum dicetak?

OMA

Belum semua itu, opa dulu belum sempet.

Renvara merasa penasaran dengan hasil foto-nya dan juga isi album itu. Tapi sebelum membuka album nya. HP nya berdering- saat diangkat-nya ternyata terputus. PANGGILAN TAK TERJAWAB SUARA DARI GALANG, Ia juga mengirim teks "Ren kalo ga ngapa-ngapain mending nanti ke kafe ini". Alamat dikirim oleh Galang. "Sambil reuni"

Ia menatap jam, seharusnya Renvara sudah harus di perpustakaan sekarang. Ia berdiri- ada yang terjatuh, suatu foto film kurang jelas karena terbakar (tidak sempurna waktu dicetak), di foto itu terdapat dua orang anak kecil yang berdiri bersama ibu-nya. Renvara ingin menyakannya kepada oma, namun mengurungkan niatnya. Karena Ia terburu-buru.

CUT TO:

INT. PERPUSTAKAAN - SIANG

Disana kita melihat perpustakaan yang lebih ramai dari biasanya. Renvara berniat dan bergegas agar bisa menemui sesorang yang pernah Ia lihat sedang menulis skenario waktu itu. Di tempat duduk yang sama, dihampirinya. Ternyata disana terdapat orang yang berbeda.

Renvara kemudian duduk di tempat kosong. Ia menoleh ke arah kanan- melihat seorang perempuan itu lagi. Tenyata dia masih menulis di perpustakaan itu di waktu yang sama. Ia menghampirinya dari belakang.

RENVARA

Nulis skenario film?

Perempuan itu menoleh, agak menggeser barang-barangnya. Gimiknya membiarkan Renvara untuk duduk di kursi kosong sampingnya.

VANYA

Iya. Lagi nulis juga?

RENVARA

Proses.

Renvara duduk di sebelahnya.

VANYA

Aku ngelihat kamu kemarin- disana.

RENVARA

Ternyata aku ketauan- Renva.

VANYA

Vanya.. kok tau aku bakal nulis lagi di tempat ini?

RENVARA

Itu kebiasaan penulis bukannya? Di jam yang sana juga.

VANYA

Mungkin..

RENVARA

Maaf ganggu waktu nulis-mu.

VANYA

Nggak.. ini lagi kena writer's block sih. Lagi nggak seberapa mood nulis juga sebenernya.

RENVARA

Ini ceritamu?

VANYA

Nop, Cerita temen. temen komunitas sih.

RENVARA

Project dari komunitas?

VANYA

Iya..

RENVARA

Itu beneran ke-realisasi sampai post production?

VANYA

Maksud-mu ke tahap produksi? Tergantung skenario nya sih. Tapi selama aku partisipasi ini skenario selalu dari ketua komunitas atau anggota-anggota lama sih.

RENVARA

Dan kamu di bagian penulis naskah?

VANYA

Yup. Mau ikut kah? Kebetulan sih ada project yang uda mulai syuting, masih ada jobdesc kosong juga. Nanti aku kabari.

(Memberi kertas kosong)

Boleh minta id line mu?

RENVARA

Oh oke.

Renvara menulisnya. HP-nya berdering, melihatnya. Call dari galang.

RENVARA CONT'D

Kayaknya aku harus pergi. Terimakasih ya.

VANYA

Sama-sama. Okee sampai ketemu di project.

EXT. KAFE EKSTERIOR - SORE

Renvara melihat dari kejauhan. Begitupun juga teman teman dekat-nya waktu sma menyambutnya dengan rasa rindu. Salah satu teman laki laki-nya merangkul Renvara.

TEMAN A

Semuanya baik-baik aja?

TEMAN B

Pasti dong..

Galang yang barusan menghampirinya karena tadi memesan makanan. Meraih tangan-nya mengajaknya TOS ANDALAN mereka.

GALANG

Gimana kabarmu? Lebih baik dari dua menit lalu?

RENVARA

Jawabannya sama seperti jawaban kalian saat aku datang.

Mereka tertawa.

Dilanjutkan mereka berbincang selama beberapa jam. Setelah itu karena sudah menjelang malam Renvara berpamitan.

RENVARA

(Ke semua)

Aku duluan ya, aku punya urusan lain. Dengan oma ku. Terimakasih semua.

TEMAN 2

Yah..

TEMAN 1

Weh gaboleh gitu dong.

TEMAN 3

Hati-hati Ren. Makasi nyempetin hadir, ketemu temen-temen mu yang kurang akhlak ini.

TEMAN 2

Yoi makasi.

Renvara berjalan ke tempat parkir motor-nya. Sementara itu Galang menghampiri-nya.

GALANG

Seserius itu?

RENVARA

Ini soal keluargaku.

GALANG

Aku tahu yang akan kau lakukan selanjutnya apa. aku akan membantumu.

RENVARA

Bukan-nya kau sudah memiliki urusan bisnis?

GALANG

Selama ini untuk temanku yang selalu membantu ku kenapa tidak? kita bisa bangun lagi produksi dari awal. dari kesalahan-kesalahan kita bukan?

RENVARA

Kalo ini tujuanmu mengajakku kesini, aku nggak akan menolak. Tapi kasih aku waktu untuk menemukan sesuatu sendiri dulu.

GALANG

Oke. Untuk saat ini aku terbuka kapanpun. untuk temanku.

(menepuk pundaknya)

semangat bro.

RENVARA

Oke.

Galang pergi dari sana. sebelum Renvara beranjak dari tempat itu. Ia melihat hasil cetak foto film yang mana belakangnya terdapat suatu alamat rumah lama milik oma-nya dulu.

EXT. POS SATPAM PERUMAHAN - MALAM

Terdapat perumahan mewah. Ia berhenti disana untuk bertanya langsung ke pak satpam yang berada disana.

RENVARA

Permisi pak. Ini alamatnya dimana ya pak. apa benar masuk perumahan ini?

PAK SATPAM

Alamat ini? iya benar. mau cari siapa ya dek?

RENVARA

Cuma sekedar lihat-lihat aja pak, apa boleh?

PAK SATPAM

Boleh.. tapi rumah itu udah lama kosong dek- Siapanya pak Renva?

Karena perkataan pak satpam itu sudah membuktikan bahwa memang benar alamat itu ada di dalam perumahan. Ia kemudian-

RENVARA

(Berbohong)

Pak Renva? kurang tahu saya pak. oh iya pak ini alamat yang sebelahnya. kata teman saya buat patokan aja.

PAK SATPAM

Oh gitu to dek. Ini tinggal lurus aja terus belok kanan, belokan pertama.

RENVARA

Memangnya kenapa pak dengan rumah yang ada di alamat ini?

PAK SATPAM

Rumah itu sudah lama tidak dihuni dek sejak pemiliknya meninggal dan istrinya menjualnya. rumornya sih karena ada sesuatu yang menghuni rumah itu. Rumor lainnya karena pemilik rumah itu sekarang belum sempat mengurusnya. Tapi aneh sih sudah hampir 20 tahun- nggak diurus.

RENVARA

Oh.. yauda pak kalo gitu makasi banyak pak.

Ia melanjutkan untuk mencari alamat rumah tersebut.

EXT. DEPAN RUMAH LAMA OMA - MALAM

Hingga Ia menemukannya RUMAH YANG BESAR, KOSONG, GELAP. Sangat terlihat tidak ter-urus karena banyak tanaman yang menjalar. hingga ke lantai paling tinggi. Suasana angker dan sunyi menyelimutinya.

Renvara berhenti tepat di depan-nya. Turun dari sepeda motornya, menaruh helm. Matanya tak dapat teralihkan dari rumah tua itu. Melihat kearah lantai paling atas yang kosong.

RENVARA V.O

Gimana caranya aku bisa mendapatkan kembali rumah ini-

Kita melihat dari sudut atas, Ia hanya sebagian kecil & sendiri yang mempunyai harapan besar.

INT. RUANG MAKAN / RUANG TAMU - MALAM

Seperti biasa. Renvara menulis waktu malam, bersama dengan Nichel yang berada dalam call.

NICHEL V.O

(dari laptop)

Menurutku ini sudah cukup fantastis ren. Aku nggak ngira klo kamu punya ide sebagus ini juga.

RENVARA

Ye. Tapi Chel-

NICHEL V.O

(Dari laptop)

Ya..?

RENVARA

Aku ingin serius.

Diam selama beberapa detik. Karena Nichel mengira yang dikatakan Renvara berbeda konteks, ternyata-

RENVARA CONT'D

Serius ngelanjutin skenario ini sampai produksi. Karena sampai sekarang nggak ada hasil apapun yang bisa aku lanjutin untuk kedepannya chel. Chel? kamu masih disana?

NICHEL V.O

(dari laptop)

Masih belum ren. Nanti bakal nyusul, aku setuju- aku juga bakal dukung itu. Aku dengerin kamu kok daritadi. Jadi kamu mau nyoba gabung ke komunitas itu dulu?

RENVARA

Walaupun nggak menjanjikan.

NICHEL V.O

(dari laptop)

Coba dulu aja deh.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar