INT. RUMAH OMA VIVI KECIL - SORE - 1965
VIVI KECIL (7) bermata coklat & kulit putih, memakai daster kecil batik yang sedikit lusuh. Di dekat jendela dia menahan keceriaannya di dalam dari teman-temannya yang menuju ke lapangan dengan menunggu uang dari ibunya untuk membeli gula-
IBU VIVI
Nduk.. uangnya pakai yang diatas TV itu.
Dengan riang dia bergegas mengambil-nya, lalu pergi berlari-
IBU VIVI
Jangan lari nduk- hati-hati.
Dia melanjutkan dengan berjalan.
EXT. TANAH LAPANG LUAS - SORE
Dia menengok sekitar sambil berjalan lalu melihat ke depannya sudah berada di dekat toko, tapi-
Tiba-tiba Vivi mendengar suara teman-temannya tidak jauh dari sana diarah samping- dengan ceria dia menghampirinya.
CUT TO
EXT. LORONG JALANAN - MENJELANG SENJA
Jepretan kamera dengan flash tepat di depan mata RENVARA (18) yang kurang tidur dan terlihat kurang santai, berdiri diantara kerumunan kecil tidak kondusif yang sedang melakukan syuting short movie-nya. Dia masih berusaha menahan emosi agar semua bisa terkondisi dan segera selesai. Kemudian dia memanggil- NICHEL (17) yang memegang lembaran script berada di dekatnya. Dia teman yang selalu ingin memenuhi tujuan yang sama dengannya.
RENVARA
Chel, Ayo kurang beberapa shot lagi.
NiCHEL
Oke, yuk.
(ke semua aktor & crew kecil-nya)
Ayo semuanya uda mulai gelap nih-
Renvara melihat HP-nya terdapat chat peringatan dari Mama-nya yang tidak mengetahui keberadaannya, tapi ia mengabaikan. Itu menjadi alasan raut gelisahnya.
EXT. TEMPAT PARKIR - SENJA
Ia berburu-buru mengambil kunci di saku-nya setelah menemukan motornya lalu mengeluarkannya, di kerumunan motor lain yang kurang tertata, lumayan gelap, dia memakai helm lalu terdengar suara teman-nya tidak jauh dari sana-
GALANG
(Berteriak)
Ren! jangan lupa ya kirim file-nya- duluan!
Renvara menoleh ke suara Galang yang membuatnya tiba-tiba memberhentikan motornya, membuka HP-nya. Terlihat panggilan tak terjawab berkali-kali dari Mama-nya. Dia hanya berniat mengirim file itu, sementara hp-nya- yang terbilang android versi lama sangat lemot, untuk melakukan aktivitas mengunggah.
Ditambah tidak lama dia ditelpon Mama-nya lagi. Dia geram sendirian berlanjut- mata-nya melihat bensin yang hampir habis.
I/E. TERAS / RUMAH RENVARA - TENGAH MALAM
Rumah yang sederhana hanya beberapa PAGAR KECIL MENGELILINGINYA, banyak barang kurang tertata dari jauh, disana Ia MEMASUKKAN SEPEDA MOTOR DENGAN TANPA SUARA LALU MELEPAS KUNCINYA. Membuka pintu yang ternyata tidak dikunci, berhati-hati- agar tidak ada yang terbangun.
INT. RUANG TAMU / RUMAH RENVARA - CONTINUOUS
Hampir semua lampu di ruangan sudah mati. Renvara menaruh semua barangnya disana, termasuk ransel yang selalu ia bawa.
Selagi ia berbalik, di belakangnya bersamaan dengan nyalanya lampu ruangan terdapat MAMA-nya yang tampak terbangun dengan RAUT GUSAR.
Renvara kaget dan ketenangan-nya menghilang tiba-tiba. Ia seperti tidak tahu ingin berbicara apa untuk menjawab pertanyaan yang pasti akan dikeluarkan Mama-nya.
MAMA RENVARA
Kok selarut ini!?
RENVARA
Ada banyak kendala tadi Ma.
Ia melewati samping Mama-nya yang masih berdiri di jalan menuju kamarnya lalu- DADA-NYA DI DORONG hingga pundaknya bergeser menghadap Mama-nya, Terdiam & menunduk.
MAMA RENVARA
Apa yang kamu fokusin sekarang!? Kamu aja daritadi ga bilang kalo hasil tes-nya uda keluar, dan gimana hasilmu?
RENVARA
Aku uda usaha ma.
MAMA
Usaha-mu itu masih banyak gangguannya, tapi aneh gangguan itu dari diri kamu sendiri! Apa yang kamu fokusin Ren!
ANTARES
Aku ngelakuin karena cuma hal ini yang aku pengen ma- aku bisa.. aku cuma ga bisa paham sama mata pelajaran lain yang ga aku suka.
MAMA
Apa hasilmu sekarang dari bikin Film ren?!
Renvara tertunduk dengan kalimat itu, mata-nya memerah dan mulai berair.
AYAH-nya mulai terlihat mendekat di samping pandangannya, terlihat ikut kesal.
MAMA RENVARA
Coba aja kamu fokus.. dari awal, kayak dulu. Ga akan berakhir gini kan?! Iya kan? Mama tanya dijaw-
RENVARA
(Menyela)
Kenapa ini semua harus aku? Ini bisa kalian lakuin juga ke kedua anak kalian yang lainnya kayak yang kalian terapin ke aku-kan?
(Sedikit menoleh ke ayah-nya)
Aku tahu aku masih belum punya hasil. Tapi ini pilihanku-
MAMA RENVARA
Jujur ya ren. Mama pengen banget kuliahin kamu- karena kamu paling mampu ren, tapi mama jujur ga bisa kalo hasilnya berakhir kayak gitu ren!
MAMA RENVARA (CONT'D)
Mama bukan kayak Oma-mu yang banyak uang dan suka hambur-hamburin gitu.
Dalam hati ia merasa sangat tersinggung karena setiap dalam masalah, Mama-nya selalu menyinggung Oma-nya.
MAMA RENVARA
Iya kalo hidup di Oma-mu kamu bakalan seenaknya, ga mentingin pendidikan kamu! Santai, enak kan gaada tekanan apa-apa?!
RENVARA
Jadi kenapa aku harus hidup disini- kalo aku punya banyak tekanan ma?!
MAMA RENVARA
Soalnya kami orang tua-mu Ren!.. yang berhak ambil keputusan apapun buat kamu!
RENVARA
Jadi- Oma bukan orang tua- Mama?
AYAH RENVARA
(Membentak dari jauh)
Ren!!
RENVARA
Apa yah!?
(Menoleh ke Ayah)
Kenapa setiap ada masalah yang berhubungan sama aku mesti nyebut-nyebut nama oma? Oma bahkan sampe pernah bilang dia akhir-akhir ini ga ngerasain bales kasih sayang dari mama.. Oma sampe bilang itu ke aku Ma!
Ayah Renva menghampirinya lalu menggengam pundaknya dengan sangat kuat, Ia menahan kata-kata yang ingin diucapkan.
Tapi Renvara sudah paham apa yang akan dikeluarkan. Sangat hening seketika, Ayahnya melihat tajam ke arah Renva, kemudian ia-
Meneteskan air matanya. Tidak kuat menahannya, ia segera mengambil kunci dan ransel-nya kemudian pergi tidak sengaja menutup PINTU DENGAN KERAS sampai jendela sebelahnya PECAH.
Ia menoleh kembali ke jendela pecah itu lalu ke tatapan orang tua-nya, tidak menghiraukan-nya- Tetap ingin pergi dengan penuh kesedihan.
EXT. PERJALANAN KE RUMAH OMA - TENGAH MALAM
Sambil mengendarai motor di jalanan hujan yang terus menerus gerimis, Renvara HANCUR-
EXT. PINGGIR JEMBATAN / JALAN RAYA - MALAM
Berhenti di seberang jalan, Ia mencoba mengeluarkan semua tangisan selama ini yang ia pendam.
Jalanan sangat sepi- hanya beberapa mobil yang lewat.
CUT TO
I/E. TERAS / RUMAH OMA VIVI - FAJAR
Terlihat dari kaca pintu Renvara dengan tatapan sembab menuntun motornya hingga sampai pas didepan pintu teras, bersamaan dengan OMA VIVI (50's) yang membuka-kan pintu dari dalam.
ia segera memeluk dengan lemas namun rekat ke Oma-nya. Dibawah kakinya muncul kucing oranye Oma yang juga melingkari kakinya.