INT. KAMAR DINDA - MORNING
Dinda terbangun dari tidur. Ia meregangkan badannya dan menyingkirkan selimutnya.
EXT. RUMAH KONTRAKAN ARI - MORNING
Dinda membuka pintu rumah. Dinda menguap dan merapikan rambutnya yang berantakan. Ari sudah menyalakan sepeda motornya dan pergi. Dinda memanggil Ari.
DINDA
Bapak? Bapak!
Wajah Dinda tampak kesal. Dinda berteriak memanggil Indah.
DINDA
Ibu! Bu! Bapak mau ke mana sih bu?!
Dinda menunggu jawaban Indah, tetapi Indah tidak menjawab.
DINDA
Bu! Ibu!
Dinda masuk dan mencari Indah ke dapur. Indah sedang mengaduk adonan bakwan.
DINDA
Ibu!
INDAH
Ahh!! Apa to, ngagetin aja!
DINDA
Abis Dinda panggilin, ibu ga jawab. Itu lo bapak mau ke mana?
INDAH
Hah? Bapak?
DINDA
Iya ibuuu. Orang baru aja pergi pake motor. Kok ibu ga tau? Emang ga bilang sama ibu?
Indah nampak kesal dan bingung. Indah kembali melanjutkan mengaduk adonan bakwan.
INDAH
Mau ambil singkong kali, atau belanja ke pasar. Ah udah sana kamu siap-siap sekolah!
DINDA
Aaa ibu. Libur dulu aja deh sekolahnya. Aku masih cape abis jalan-jalan.
Indah mengacungkan entong yang digunakan mengaduk adonan, bersiap memukul Dinda.
INDAH
Ini anak dibilangin, mau nih muka kamu kena adonan bakwan?
DINDA
Aaa iya iya iya. Ini Dinda mau mandi ni.
Dinda berlari menjauhi Indah. Indah kembali mengaduk adonan sambil menggeleng-gelengkan kepala.
INT. KELAS - DAY
Bu guru sedang menjelaskan pelajaran. Dinda tertidur di atas buku tulis dengan tangannya yang masih memegang bolpoin.
BU GURU
Untuk gambar dari siklus krebs ada di buku paket halaman 130. Ada yang sudah paham tentang siklus krebs?
Semua murid di kelas diam. Bu guru memandangi seluruh kelas kemudian wajahnya nampak marah ketika melihat Dinda yang tertidur. Bu Guru berjalan ke samping meja Dinda.
BU GURU
Sepertinya Dinda sudah paham tentang siklus krebs, bisa tolong jelaskan di depan kelas.
Dinda tidak terbangun.
BU GURU
Ehm... Dinda?
Dinda tetap tidak terbangun.
BU GURU
Dindaaa!!!
Dinda terbangun dan terkejut.
DINDA
Kenapa ya?
BU GURU
Jadi daritadi kamu tidak mendengarkan?
DINDA
Maaf bu. Saya ketiduran.
BU GURU
Ya sudah begini saja. Hari ini kamu saya beri tugas khusus. Kamu harus membuat rangkuman dan presentasi tentang siklus krebs. Presentasikan di pertemuan berikutnya.
Bu guru berjalan kembali ke depan kelas. Dinda langsung cemberut dan meletakkan kepalanya di atas meja.
EXT. TROTOAR - DAY
Dinda berjalan kaki sepulang sekolah. Ia berjalan pelan-pelan dengan wajah cemberut. Kemudian ia duduk sebentar di bangku yang ada di pinggir trotoar.
DINDA
Aaa, apaan sih suruh presentasi segala. Mana cape banget lagi. Harusnya tadi bilang sama bapak suruh jemput pas pulang sekolah. Duhhh!!! Bapak ke mana sih?
INT. WARUNG MAKAN - DAY
Ari sedang berbincang dengan seorang pria. Kemudian pria itu memberikan uang kepada Ari.
EXT. DEPAN SEBUAH TOKO - DAY
Ari menemui seorang pria. Pria itu menghitung uang lembar seratus ribuan. Pria itu memberikan uang kepada Ari.
EXT. PASAR - DAY
(Tangan) Ari menerima uang (12 juta).
EXT. RUMAH KONTRAKAN ARI - DAY
Seorang wanita mengetuk pintu rumah Ari. Ia memanggil Ari, tetapi Indah yang ada di rumah. Indah membuka pintu itu. Wanita itu adalah wanita yang menagih utang Ari di pasar.
Wanita itu kembali menagih utang Ari kepada Indah. Indah kebingungan.
WANITA
Mas! Mas Ari!
Wanita itu masih mengetuk pintu.
WANITA
Buka pintunya Mas!
Indah membuka pintu.
INDAH
Ada apa ya mbak?
WANITA
Mas Ari mana?
INDAH
Mas Ari lagi nggak ada di rumah mbak. Maaf mbak ini siapa?
WANITA
Ke mana dia?
INDAH
Maaf mba saya kurang tau, ada urusan apa mba dengan Mas Ari?
WANITA
Mas Ari itu belum bayar utang sama saya.
INDAH
Utang? Utang apa mba? Setau saya Mas Ari nggak punya utang sama siapa-siapa.
WANITA
Enak aja! Dia itu udah utang lima juta sama saya dua bulan lalu dan baru dibayar lima ratus ribu! Mana, katanya mau diangsur setiap minggu tiga ratus ribu! Nyatanya sampai sekarang baru bayar segitu!
INDAH
Maaf mbak, tapi setau saya beneran Mas Ari nggak pernah ngutang sama siapa-siapa.
WANITA
Kamu istrinya?
INDAH
Iya saya istrinya.
WANITA
Gini aja. Sekarang saya minta kembalikan dulu satu juta lima ratus.
INDAH
Mbak, tapi kalau uang segitu saya...
WANITA
Pokoknya saya ga mau tau ya.
INDAH
Iya mbak, kalau begitu saya ambilkan dulu.
(Tangan) Indah memberikan uang kepada wanita itu.
WANITA
Tolong bilang sama Mas Ari ya saya minta cepet kembalikan semua uang saya minggu depan! Saya nggak mau lagi dia telat bayar angsurannya!
Indah mengangguk kepada wanita itu.
WANITA
Lagian kamu ini gimana! Kamu serius istrinya mba? Masa istrinya nggak tau kalau suaminya punya utang!
Wanita itu pergi dari rumah Ari.
INT. RUMAH KONTRAKAN ARI - DAY
Indah nampak sedih dan berkaca-kaca setelah mendengar perkataan wanita itu. Indah menutup pintu dan berjalan ke dalam rumah dengan berkaca-kaca. Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu. Indah membuka pintu.
INDAH
Apa lagi mbak?!
Wajah Indah terkejut melihat seorang pria (petugas bank plecit) yang mengetuk pintu. Indah mengusap matanya yang berkaca-kaca.
INDAH
Maaf, mas. Ada apa ya?
PETUGAS BANK PLECIT
Benar ini rumahnya Pak Ari? Saya mau meminta angsuran pinjaman uang di bank kami.
Wajah Indah terkejut.
INDAH
Pinjaman uang? Mmm... Mas Ari pinjam uang berapa?
PETUGAS BANK PLECIT
Dua belas juta bu.
INT. RUMAH KONTRAKAN ARI - DAY
Ari masuk ke rumah dan memanggil Indah. Ari melihat Indah duduk di meja makan sambil melamun. Ari meminta Indah untuk mengambilkan makan, tetapi Indah diam saja. Indah menangis dan menanyakan Ari tentang utangnya.
ARI
Bu... Ibu...
Ari duduk di kursi samping Indah.
ARI
Tolong ambilkan makan bu bapak laper.
Ari mengelus perutnya kemudian menuangkan segelas air dari teko.
ARI
Bu? Ibu denger bapak nggak to? Bu?
Indah menengok kepada Ari. Matanya berkaca-kaca.
ARI
Loh, ibu kenapa bu?
INDAH
Tadi ada dua orang dateng ke rumah. Satu perempuan, satu laki-laki. Dua-duanya nagih utang bapak.
Wajah Ari nampak terkejut dan cemas.
ARI
Bu?
INDAH
Bapak kenapa nggak pernah bilang sama ibu?
ARI
Nggak gitu bu.
Indah memotong perkataan Ari dengan nada marah.
INDAH
Bapak pikir uang segitu kecil pak? Ngapain to bapak utang-utang segala? Buat apa uangnya? Ibu juga ga pernah nerima uang itu? Buat apa?
ARI
Bu... Dengerin bapak dulu.
INDAH
Kenapa bapak ngga pernah bilang sama ibu? Buat apa uang itu pak?
Indah semakin berkaca-kaca, tetapi Ari hanya terdiam.
INDAH
Sekarang ibu mau tanya. Uang itu, dua puluh juta, buat apa pak? Buat bayar mobil itu? Bapak bohong soal beli pake uang tabungan? Hah? Atau buat yang enggak-enggak? Atau buat perempuan lain pak? Hah?! Jawab pak!
Dinda yang baru pulang sekolah mendengar ucapan Indah. Dinda diam dan berdiri di dekat Ari dan Indah.
INT. RUMAH ANGGA - DAY
Pak Agus dan istrinya sedang duduk di ruang keluarga sambil menonton televisi. Angga bermain game di handphone sambil menggunakan earphone. Pak Agus bertanya kepada istrinya tentang pinjaman modal yang diberikan kepada Ari. Pak Agus bingung karena istrinya tidak menerima uang angsuran pengembalian modal dari Ari. Angga ikut mendengarkan obrolan mereka dan melepas sebelah earphonenya. Pak Agus dan istrinya berencana untuk memanggil Ari ke rumah.
PAK AGUS
Jadi gini bu, kemarin Pak Ari ngasih uang angsuran ke ibu nggak?
ISTRI PAK AGUS
Uang? Enggak pak. Dia nggak pernah ngasih uang apa-apa.
PAK AGUS
Udah beberapa minggu ini angsuran dan bagi hasilnya nggak pernah dikembalikan.
ISTRI PAK AGUS
Apa jangan-jangan ada yang nggak beres pak.
PAK AGUS
Iya ya. Coba panggil dia ke sini.
Handphone Pak Agus berbunyi. Muncul notifikasi pesan dari keponakannya yang bekerja di cabang gorengan Ari. Pak Agus membaca pesan dari keponakannya. Dia Pak memberitahu bahwa sejak pertama bekerja dengan Ari, ia tidak pernah diberi bayaran. Pak Agus meletakkan handphonenya.
PAK AGUS
Sepertinya bener bu, ada yang nggak beres.
INT. RUANG TAMU RUMAH ANYA - DAY
Indah menemui Pak Agus dan istrinya. Setelah berbincang, Indah akhirnya tau jika Ari juga memiliki utang dengan Pak Agus. Pak Agus juga menanyakan kebenaran tentang keponakannya yang tidak pernah digaji. Indah menjelaskan bahwa ia tidak mengetahui apa-apa.
INDAH
Mas Ari lagi pergi pak, jadi saya yang ke sini.
PAK AGUS
Memang Pak Ari lagi ke mana?
INDAH
Saya juga tidak tau pak. Udah beberapa hari ini Mas Ari pergi-pergi tapi nggak ngasih tau saya.
Pak Agus dan istrinya bertatap-tatapan. Pak Agus menghela napas dan menggelengkan kepala.
PAK AGUS
Jadi gini mbak, udah beberapa minggu ini Pak Ari nggak bayar uang pinjaman modal dari saya. Bagi hasil dari jualannya, saya juga tidak dapat.
INDAH
Jadi Mas Ari juga utang sama Pak Agus?
ISTRI PAK AGUS
Memang mbak Indah nggak tau? Katanya uang itu untuk modal buka cabang gorengan mbak.
INDAH
Saya nggak tau bu. Saya nggak tau apa-apa soal itu. Mas Ari nggak ngasih tau apa-apa soal ini. Kemarin saya juga ditagih utang sama dua orang di rumah, dan saya nggak tau apa-apa.
ISTRI PAK AGUS
Pak Ari juga pinjam modal sama orang lain?
Indah mengangguk dan menundukkan kepalanya.
PAK AGUS
Kalau gitu, Mbak Indah tau nggak keponakan saya yang kerja sama Pak Ari itu nggak pernah dibayar?
Indah menatap Pak Ari dan istrinya dengan wajah syok dan mata yang berkaca-kaca.