Ada di antara Mereka
3. ACT 2 - Penyelidikan di Mulai!

CUT TO:

16.  EXT. TERAS DEPAN – KONTINU

MAWAR dan JACK duduk di teras depan masih ditemani teh hangat mereka.


MAWAR
Kalau Ibu Ani tahu Kau tidak pernah tidur ketika menangani suatu kasus, Ia tidak akan menawarkanmu kamar tamu itu ahahah.

JACK
Di saat yang penting, tidur seharusnya disingkarkan saja karena hanya membuang-buang waktu.

MAWAR
Tapi tubuh Kita butuh istirahat jugakan?

JACK
Ya. (jeda) Omong-omong, sudah berapa hari Kau di rumah ini?

MAWAR
Mmm Aku datang baru kemarin malam. Setelah Aku mengabarkan pada Rani bahwa Aku akan ke kota ini untuk kebutuhan disertasiku, Ia langsung mengajakku menginap saja di rumah mansion Keluarga Surya ini.

JACK
Ohiya. Kau masih mengerjakan disertasimu itu ya? Dibidang psikologi?

MAWAR
Tepatnya psikologi kriminal.

JACK
Bagaimana kabar Ibu di rumah?

MAWAR
Ibu baik-baik saja. Paling hanya rindu dengan Kita berdua yang sudah melalangbuana jauh dari rumah. Setelah pengumpulan dataku selesai, Aku berencana untuk balik ke rumah dahulu.

JACK
Kalau begitu sampaikan salamku padanya.

MAWAR
Paling baru juga Aku selangkah masuk ke dalam rumah, pasti Ibu bertanya “Kapan Kau akan memikirkan untuk berkeluarga?” Ahahaha.


JACK tersenyum kecil dan berusaha stay cool.


JACK
Kau istirahat duluan saja. Aku akan berkeliling dahulu melihat-lihat rumah mansion Keluarga Surya yang besar ini.


MAWAR cemberut.


MAWAR
Tidak apa-apa. Aku akan menemanimu saja. Sebentar, akan Kubuatkan kopi dan antarkan beberapa cemilan. Pasti Kau lapar.

JACK
Tidak usah menemaniku. Lebih baik Kau simpan tenagamu untuk disertasimu itu. Tapi untuk kopi dan cemilannya, Aku terima.

MAWAR
(Menjadi bersemangat) Tunggu ya!


MAWAR kembali ke dalam. JACK mengambil kursi dan menaruhnya di depannya. JACK meluruskan kedua kakinya pada kursi itu dan bersantai. Nampak bulan terang di langit malam di kelilingi awan-awan.

Terlihat rumah mansion Keluarga Surya di malam hari yang sunyi dengan JACK masih duduk di teras depan. MAWAR datang membawa dua cangkir kopi dan makanan cemilan wafer. JACK langsung mengambil kopi tersebut.


JACK
(Bercanda) Tidak Kau masukkan sianidakan?

MAWAR
Ahaha tidak, tenang saja.


MAWAR duduk dan menatap JACK menyeruput kopinya.


MAWAR (V.O.)
Hanya Aku masukkan rasa ketulusan dan cinta saja di kopi itu.


JACK meminum kopi MAWAR hanya sedikit sekali. Ekspresi JACK mengecut.


MAWAR
Bagaimana?

JACK
Ahhh Aku langsung tidak mengantuk.


MAWAR tertawa kecil.


MAWAR (V.O.)
JACK tetaplah JACK. Seperti biasa, Ia tetap meminum kopiku yang tidak enak itu dan berbohong bahwa Ia menikmatinya.

JACK
Kau jadi menemaniku?


MAWAR mengangguk, meminum kopinya, dan menyemburkannya. JACK tertawa kecil.


MAWAR
Ya ya Aku akan menemanimu.

JACK
Baiklah kalau begitu. (Berdiri, berjalan ke pagar teras depan) Sebenarnya Aku ingin menanyakan kejadian-kejadian di rumah ini semenjak Kau datang.

MAWAR
Padahal tinggal tanyakan saja.

JACK
Aku tidak ingin menganggu waktu istiharatmu, itu saja.


MAWAR melihat ke arah kamera lagi.


MAWAR
(Berbicara pada kamera) Jadi, Dia peduli padaku! (Lalu tersenyum). (Kembali pada Jack) Baiklah Aku akan menceritakannya padamu. Aku ..., datang pukul sembilan malam.


CUT TO:

17.  INT. RUANG TENGAH – MALAM (FLASHBACK – SATU HARI SEBELUMNYA)

Terlihat teras depan Rumah mansion Keluarga Surya sehari sebelumnya. Di ruang tengah, RANI dan ANI menjamu kedatangan MAWAR.


MAWAR (V.O.)
Hanya keluarga Rani dan Adhi yang menempati rumah mansion ini. Rani dan Ani menjamuku, Kami mengobrol ringan.

ANI
(Tertawa ringan) Yang benar? Kau belum punya satupun calon? (kaget)

RANI
Sebenarnya banyak Bu yang mendekatinya. Cuma Mawar ini ..., (terpotong)

MAWAR
Ohhh tidak juga Rani ahaha. Aku hanya ingin fokus pada pendidikan S3 dulu.

ANI
Nah betul itu. Pendidikan itu yang utama!


MAWAR tersenyum ringan. LARAS datang menaruh minuman.


MAWAR (V.O.)
Lalu Laras menyajikan minuman. Akupun telah mengetahui akan diadakan pertemuan keluarga Surya esok malam.


FRANS muncul dengan kameranya sedang membuat vlog.


MAWAR (V.O.)
Lalu Frans datang sambil membuat vlog untuk konten youtubenya.

FRANS
(Berbicara pada kameranya) Hello guys! (Memainkan kameranya ke bererapa spot rumah mansion) Malam ini Kita bakal menginap di mansion besar Keluarga Surya dengan segala perabotannya yang mahal! Beda banget ya sama apartemen kecil punyaku!


FRANS menyadari keberadaan MAWAR. FRANS mematikan kameranya, menghampiri MAWAR.


FRANS
Halo, Namaku Frans!

MAWAR
Mawar.

FRANS
Temannya Rani ya?

MAWAR
Iya.

ANI
Sebentar ya Mawar. (Lalu menarik Rani ke ruangan lain)

MAWAR
Oh iya Bu.

FRANS
Baru pertama kali main di kota ini? Dalam rangka apa memang?

MAWAR
Kayaknya baru pertama. Urusan pengambilan data disertasi.

FRANS
Wow. Aku lihat dari luar Kau memang sepertinya wanita yang pintar sih, cantik pula. Kalau mau jalan-jalan di kota ini, Aku tahu spot-spot yang menarik. Kalau Kau suka pantai ...,


Suara FRANS perlahan menghilang, MAWAR tidak mendengarkan FRANS. MAWAR fokus melihat melalui pantulan cermin, ANI dan RANI sedang berdebat di ruangan sebelah.


MAWAR (V.O.)
Akupun mengobrol dengan Frans. Sementara Ibu Ani dan Rani sejenak pergi ke ruangan sebelah. Aku melihat di pantulan cermin, sepertinya mereka sedang mendebatkan sesuatu.


RANI dan ANI selesai berdebat, RANI kembali menghampiri MAWAR. Suara FRANS kembali terdengar.


FRANS
Jadi Kau suka apa? By the way gak ada yang marahkan kalo misal besok Aku antarkan aja jika memang Kau butuh tumpangan?

RANI
SSSTTT! Jangan dengarkan semua hal yang tadi dikatakannya padamu Mawar. (Menarik tangan Mawar) Ayuk Mawar ikut denganku langsung ke kamar.


CUT TO:

18.  EXT. TERAS DEPAN – MALAM (PRESENT)


MAWAR
Aku dan Rani langsung masuk ke kamar. Malam pertama mungkin hanya segitu.

JACK
Hmm, debat antara Rani dan Ibu Ani? Mereka mendebatkan apa?

MAWAR
Aku tak tahu.

JACK
Sepertinya Aku harus mengajarimu suatu keahlian.

MAWAR
Apa?

JACK
Lupakan saja.

MAWAR
(Cemberut)


MAWAR menaruh tangannya di dagu.


MAWAR
Ohiya ada lagi! Setelah Aku menaruh barangku di kamar, Rani mengajakku untuk mengambil beberapa makanan di dapur untuk cemilan malam.


CUT TO:

19.  INT. LORONG KAMAR LANTAI SATU – MALAM (FLASHBACK)


MAWAR dan RANI dari dapur membawa beberapa apel.


MAWAR (V.O.)
Setelah dari dapur, Aku dan Rani bertemu kembar.

RANI
Hey Lara, Kau belum tidur?

LARA
Iya tante, Aku lapar ingin mengambil cemilan di dapur.

RANI
Tidak apa-apa, ambil buah saja ya seperti Kita. Jangan ambil coklat!

MAWAR
Ohhh jadi Kamu si kembar yang dulu terkenal itu ya.


LARA hanya menunduk malu.


MAWAR
Wah sudah besar masih lucu juga ya hehehe! Kembaranmu mana?

LARA
Mmm Dia sudah tertidur.

RANI
Yasudah cepat sana ngemil dulu baru langsung tidur ya! Jangan begadang!


LARA berlari ke dapur. MAWAR tersenyum melihat LARA. MAWAR dan RANI kembali ke kamar RANI.


CUT TO:

20.  EXT. TERAS DEPAN – MALAM (PRESENT)


MAWAR
Untungnya Suami Rani masih berlayar dan belum pulang. Aku bisa sekamar dengan Rani. (Berdiri) Kemudian karena Aku telah bertemu Frans tadi, (berjalan mendekati pagar) saat di kamar, Rani memberitahuku untuk menjaga jarak dengan Frans karena Frans adalah playboy kelas kakap yang selalu bermain wanita. (Bersender di pagar) Setelahnya hanyalah obrolan nostalgia Kami semasa kuliah. Lalu Kamipun tertidur.


JACK menyimak MAWAR tanpa berkedip sedikitpun. MAWAR tersipu malu.


MAWAR (cont’d)
Hihihi jangan terlalu menatapku seperti itu!

JACK
Apa yang salah? Aku hanya menyimak ceritamu.

MAWAR
Baiklah-baiklah. Akan Aku lanjutkan. Lalu keesokan harinya ....


CUT TO:

21.  INT. TERAS BELAKANG – PAGI (FLASHBACK)

MAWAR dan RANI menikmati teh di Minggu pagi yang cerah.


MAWAR (V.O.)
Aku dan Rani menikmati hijaunya pemandangan kebun belakang rumah dari teras belakang, sambil mengobrol ringan.

RANI
(Menatap Mawar sedikit iri) Aku mulai berpikir, mengapa Aku tidak melanjutkan pendidikan saja setelah lulus S1 ya. Pasti seru bertemu dengan beragam macam karakter orang, dengan beraneka ragam pemikiran-pemikiran mereka yang luas juga. (Jeda, menatap jauh ke kebun) Melihat dirimu, Aku jadi membayangkan diriku sepertimu juga Mawar, seandainya dahulu Aku meneruskan pendidikanku dibanding cepat-cepat berkeluarga.

MAWAR
Bagiku tidak ada kata terlambat Rani. Kau bisa saja lanjut mengikuti S2.

RANI
Ahaha Aku sudah tidak bisa lagi berpikir yang sulit-sulit.


MAWAR dan RANI sesekali meminum teh mereka.


MAWAR
Asal ada kemauan, disitu ada jalan. Tapi Aku hanya takut Kau semena-mena menggunakan hartamu hanya demi untuk mendapat gelar S2. Di luar sana banyak sekali orang yang bergelar tetapi hanya sekedar gelar belaka. Moral mereka bobrok dan isi kepalanyapun kosong tidak berbobot!

RANI
(Tertawa) Kau sama sekali tidak berubah Mawar. Aku hanya ingin membuktikan kepada Kakak-kakakku bahwa Aku juga bisa berdiri di kaki sendiri. Mereka selalu melihatku sebagai anak bungsu yang tidak bisa apa-apa, hanya bisa mengekor, mengemis, dan yang sangat bikin Aku kesal adalah Adhi yang selalu mengejek sekaligus menuntutku tentang keturunan.

MAWAR (V.O.)
Aku kasihan pada Rani yang selalu disinggung oleh Adhi mengenai anak.


MAWAR memegang pundak dan tangan RANI. Terdengar suara anak-anak bermain di kebun belakang. MAWAR melihat LARA, LIRIH, dan RIFAL berlarian kesana kemari bermain riang gembira.


MAWAR (V.O.)
Lalu Aku sepertinya melihat dari jendela teras belakang, si kembar Lara dan Lirih bermain berlarian di kebun belakang rumah Bersama Rifal, Anak dari Rafi dan Elena. Pagi itu Rafi baru datang.

RANI
Ohhh Rafi sudah datang ternyata. Sudah ada Rifal di sana bermain dengan Lara dan Lirih. Sebaiknya Kita menjumpai Rafi dahulu Mawar.

MAWAR
Baiklah.


MAWAR dan RANI meninggalkan teras belakang.


CUT TO:

22.  EXT. TERAS DEPAN – MALAM (PRESENT)


MAWAR
(Duduk di bangku) Setelahnya Aku bertemu Rafi dan Elena serta membantu merapihkan barang mereka. Adhi juga baru sampai pada tengah hari dari urusan kerjaannya, bersamaan juga dengan Rere dan Fatma. Yudhi adalah yang paling terakhir datang sesaat sebelum makan malam tadi. Lalu ...,


Sorot lampu cahaya mobil menyilaukan pandangan MAWAR. Mobil itu masuk langsung ke garasi samping, JACK dan MAWAR saling bertatapan penasaran. JACK dan MAWAR bergegas menuju garasi samping.


CUT TO:

23.  INT. GARASI SAMPING – KONTINU

MAWAR dan JACK melihat SESOSOK PEREMPUAN keluar dari mobil. SESOSOK PEREMPUAN itu masuk ke pintu di dalam garasi. JACK melihat sekilas ke arah mobil dan mengikuti PEREMPUAN tadi disusul MAWAR.


CUT TO:

24.  INT. RUANG LAUNDRI – KONTINU

Pintu di dalam garasi menembus ke ruang laundri yang gelap. SESOSOK PEREMPUAN masuk terburu-buru dan menyalakan salah satu lampu di ruang laundri. SESOSOK PEREMPUAN panik berusaha menyembunyikan bungkusan putih kecil di selipan lemari pakaian. MAWAR dan JACK muncul dari sisi gelap ruang laundri sesaat setelah SESOSOK PEREMPUAN itu berhasil menyembunyikan bungkusan putih kecil yang masih setengah terselip.

SESOSOK PEREMPUAN itu adalah LARAS yang baru sampai setelah mengantarkan Si kembar. LARAS kaget dengan kehadiran MAWAR dan JACK.


MAWAR
Maaf mengagetkanmu. Kau baru kembali setelah mengantarkan si kembar?

LARAS
Ya, si kembar sudah terbang ke Singapura tanpa mengetahui Ayah mereka sudah meninggal. Dan, setelahnya Aku ..., sengaja berlama-lama di luar karena tidak ingin berurusan dengan media-media yang mengganggu itu. Menunggu keadaan rumah benar-benar sepi.

MAWAR
Aku turut berduka atas kematian Adhi.

LARAS
(Menunduk sedih dan menatap Jack) Jadi siapa Dia?

MAWAR
Perkenalkan, temanku detektif ..., (terpotong)

MAWAR
Detektif Jack Nona, salam kenal.


LARAS membalas juluran tangan JACK, MAWAR sedikit cemburu.


LARAS
Laras. Aku juga telah mengetahui kehadiranmu, Ibu Ani memberitahuku lebih dahulu.

JACK
Ohiya? Jadi Kau kepala pembantu kepercayaan Keluarga Surya ya?


LARAS mengangguk, perlahan menggeserkan tubuhnya lebih dekat ke arah lemari tempatnya menyelipkan bungkusan putih kecil.

 

CUT TO:

25.  EXT. PARKIRAN DEPAN RUMAH MANSION KELUARGA SURYA – KONTINU

Terlihat satu lagi mobil yang datang dengan ugal-ugalan, terparkir asal-asalan juga di parkiran depan rumah mansion keluarga Surya.


CUT TO:

26.  INT. RUANG LAUNDRI – KONTINU

Di belakang tubuh LARAS, LARAS berusaha menyelipkan lebih dalam bungkusan putih kecil.


JACK
Kudengar Kaulah yang menyajikan minuman pembuka kepada anggota Keluarga Surya?

LARAS
Iya betul. Namun, Kau harus percaya seratus persen padaku, bukah Akulah pelakunya. Izinkan Aku memberitahumu langsung saja jika Kau berkenan Detektif.


JACK mengangguk dengan pelan. LARAS menatap ke lantai.


CUT TO:

27.  INT. DAPUR – MALAM (FLASHBACK)

Terlihat jam dinding di dapur menunjukan pukul enam lewat tiga puluh lima menit. LARAS mengeluarkan sebelas cangkir mewah di kabinet khusus. Cangkir itu disusun rapih membentuk 3 baris dan 4 kolom minus 1 dengan tatakan nampan silver.


LARAS (V.O.)
Aku mulai mengeluarkan cangkir-cangkir dari kabinet untuk menyiapkan minuman pembuka.


ANI muncul memantau LARAS.


LARAS (V.O.)
Lalu Ibu Ani datang untuk mengecek apakah Aku sudah siap atau belum untuk mengantar si kembar.

ANI
Kau sudah bersiap-siap untuk mengantar Anakku?

LARAS
Siap Nyonya! Setelah Aku membuat minuman pembuka ini, Aku akan berkemas.

ANI
Tinggalkan saja urusan dapur pada bawahanmu. Tidak apa-apa.

LARAS
Tanggung Nyonya. Lagipula hanya Aku yang menghapal minuman pembuka anggota Keluarga Surya.


LARAS menyeduh teh dan kopi ke masing-masing cangkir dari pojok kanan atas, lalu ke kiri, hingga cangkir terakhir, secara amat sangat teratur.


LARAS
Pak Adhi kopi, Bu Ani kopi, Lara teh ....


ANI pergi dari dapur.


LARAS (V.O.)
Minuman pembuka keluarga Surya selalu terdiri dari kopi atau teh. Aku menyajikannya berdasarkan kebiasaan mereka, siapa yang suka kopi dan siapa yang ingin teh.


Setelah menyeduh semua minuman, LARAS mengumpulkan semua bawahannya di area utama dapur.


LARAS (V.O.)
Setelahnya Aku mengumpulkan bawahanku dan meninggalkan minuman pembuka itu.

LARAS
Baik semuanya Kita kumpul dahulu.


Tiga orang PELAYAN mendengarkan instruksi LARAS.


LARAS
Baiklah Kalian teruskan pekerjaan Kalian. Meja sudah siap, makanan dan minuman pembuka sudah siap. Tinggal disajikan saja. Aku izin untuk pergi karena harus mengantar si kembar ke bandara.

PARA PELAYAN
Baik Bos!

LARAS
Oiya sebentar! Ada hal yang Aku lupa!


CUT TO:

28.  INT. RUANG MAKAN UTAMA – KONTINU

Terlihat ADHI, ANI, MAWAR, dan RANI duduk di kursi mereka. LARAS mencari seseorang, dan melihat MAWAR.


LARAS (V.O.)
Aku lupa dengan keberadaan Mawar. Akupun mencarinya untuk menanyakan minuman pembuka apa yang Ia inginkan.


CUT TO:

29.  INT. RUANG LAUNDRI – MALAM (PRESENT)


JACK
Jus jeruk bukan?

LARAS
(Heran) Ya, betul!

MAWAR
(Tersenyum berbicara pada kamera) Dia tahu minuman kesukaanku.

LARAS
Bagaimana Kau bisa?

JACK
Cangkir ataupun gelas di atas meja makan.


CUT TO:

30.  INT. RUANG MAKAN UTAMA – MALAM

Terlihat gelas MAWAR menyisakan bulir-bulir jus jeruk dan cangkir lainnya menyisakan ampas kopi maupun teh. Terlihat juga SESOSOK PRIA misterius melewati TKP, diam berhenti sejenak, dan jalan kembali.


CUT TO:

31.  INT. RUANG LAUNDRI – MALAM


LARAS
Baiklah biarkan Aku menyelesaikan ceritaku dulu.

JACK
Silahkan Nona. Malah Aku sangat berterimakasih dengan penjelasanmu.


CUT TO:

32.  INT. RUANG MAKAN UTAMA – MALAM (FLASHBACK)


LARAS (V.O.)
Kemudian Aku menghampiri Mawar.

LARAS
Permisi Nona, Apakah Kau menginginkan kopi atau teh untuk minuman pembuka. Atau yang lainnya?

MAWAR
Mmm ..., mungkin jus jeruk?

LARAS
Baik Nona.


LARAS kembali ke dapur.


LARAS (V.O.)
Akupun kembali ke dapur untuk membuatnya.


CUT TO:

33.  INT. DAPUR – KONTINU

LARAS membuat jus jeruk bukan di kabinet khusus. Terlihat minuman pembuka di kabinet khusus yang ditinggalkan LARAS.


LARAS (V.O.)
Aku membuat jus jeruk di kabinet lainnya.


Jus jeruk selesai dibuat LARAS. LARAS pergi mengantarkan selusin minuman pembuka.


LARAS (V.O.)
Setelahnya Akupun buru-buru membawakan minuman pembuka tersebut.


CUT TO:

34.  INT. RUANG MAKAN UTAMA – KONTINU

Terlihat jam tangan ADHI menunjukkan pukul tujuh. LARAS keluar dari dapur.


LARAS (V.O.)
Di ruang makan baru ada Bapak Adhi dan Yudhi, juga Fatma, Rani, dan Mawar.

LARAS
Silahkan Pak.

ADHI
Terima kasih Laras. Kau belum siap-siap?

LARAS
Sehabis ini Pak.


LARAS menaruh cangkir sesuai urutannya, meja ANI, meja LARA, dan meja LIRIH.


LARAS
Silahkan Mbak Fatma.

FATMA
(Hanya mengangguk sambil memakan donut)

LARAS
Permisi Mbak Mawar dan Nyonya Rani.

MAWAR
Terima kasih Laras.

RANI
Iya.

LARAS
(Pada Yudhi) Maaf Pak permisi tehnya.


YUDHI mengangguk dan fokus pada HPnya. LARAS menaruh minuman pembuka hingga kursi RAFI.


CUT TO:

35.  INT. RUANG LAUNDRI – MALAM (PRESENT)


LARAS
Setelahnya Aku bersiap-siap untuk mengantarkan si kembar ke bandara.

JACK
Penjelasanmu ..., menarik! Berarti ada waktu beberapa menit mungkin, selama minuman pembuka tersebut ...,


BRUUUGGG!!! Bunyi pintu depan ruang laundri terbuka kencang. JACK, MAWAR, dan LARAS kaget. FRANS muncul dalam keadaan mabuk, menghampiri LARAS.


FRANS
So? Kita kedatangan satu lagi tamu yang menarik! Pardon Sir?

JACK
Kau pasti Frans tidak salah lagi.

FRANS
Dan Kau ...?

JACK
Aku adalah Detektif Jack.

FRANS
WOW Sang detektif sudah datang?! Omong-omong atas permintaan siapa dirimu diizinkan menyelidiki tragedi yang terjadi lagi di keluarga ini?!

MAWAR
Penghuni asli rumah ini Frans. Ibu Ani dan Rani sudah sepakat untuk memperkerjakan Jack menyelidiki siapa pembunuh Adhi.

FRANS
Sekarang Aku sudah ingat, Kau adalah detektif muda yang belakangan sempat viral juga itukan ....

JACK
(Tidak menggubris Frans) Maaf tadi sampai mana? (Berbicara pada Mawar dan Laras) Kita lanjutkan dulu. Tragedi tadi bukanlah pembunuhan terencana, melainkan, Aku menyimpulkan pelakunya hanya mengambil kesempatan untuk menaruh sianida saat minuman pembuka itu Kau tinggalkan Laras.


CUT TO:

36.  INT. DAPUR – MALAM (FLASHBACK)

LARAS membuat jus jeruk bukan di kabinet khusus. Terlihat minuman pembuka di kabinet khusus yang ditinggalkan LARAS.

INSERT : Sebuah tangan menghitung cangkir minuman pembuka. Tangan itu memasukan sianida pada cangkir paling pojok kanan atas.


CUT TO:

37.  INT. RUANG LAUNDRI – MALAM (PRESENT)


JACK (cont’d)
Pelakunya sudah hapal betul kebiasaanmu sebagai kepala pembantu di rumah ini. Ia memperhatikan sampai detil, caramu menyajikan makanan, atau minuman pembuka tadi, yang selalu teratur dan sistematis seperti itu. Lalu Ia mengambil kesempatan satu-satunya itu, dan,

FRANS
Jadi sekarang Kita sudah masuk ke sesi tanya jawab? Tolong berikan Aku juga pertanyaan detektif, PLEASEEE!

JACK
Keadaanmu yang sekarang ini tidak memungkinkan Frans.


LARAS mengambil lagi bungkusan putih kecil dan menaruhnya cepat di kantungnya.


FRANS
OOOHHH CMONNN!

LARAS
Frans!? (Menatap Frans kesal) Aku sebenarnya sudah capek dan ingin sekali istirahat sedari tadi tetapi Kau malah mengganggu perbincangan Kami ini!

FRANS
What? Kau sudah mulai berani meninggikan nada suaramu itu padaku? Kau lupa dirimu hanyalah pembantu saja di rumah ini?

MAWAR
Frans!? Sebaiknya Kau keluar dari ruangan ini sebelum semuanya semakin runyam.

FRANS
(Mendekati Mawar dan merayunya) Ohohoho Kau semakin manis dan cantik jika kesal seperti itu.

JACK
(Menghadang Frans) CUKUP FRANS!

FRANS
(Jengkel) Okay-okay. Sepertinya tiga lawan satu di sini. I am out! (Berbisik pada Laras) Good night hitam manisku.


Tangan FRANS memegang bokong LARAS. LARAS menyingkirkan tangan FRANS. FRANS keluar dari ruang laundri tanpa rasa bersalah. LARAS amat marah karena dilecehkan. LARAS mengepalkan tangannya amat sangat kuat hingga memerah. LARAS sedikit goyah dan langsung memegang kepalanya.


MAWAR
(Membantu menopang LARAS) Kau tidak apa-apa Laras?

LARAS
Kepalaku sudah sampai batasnya. Tidak apa-apa, biar Aku saja (Melepas topangan MAWAR)

MAWAR
Baiklah. Lebih baik Kita istirahat saja karena sudah dini hari.


 JACK mengangguk. LARAS berjalan keluar disusul MAWAR dan JACK.


CUT TO:

38.  INT. RUANG TENGAH – KONTINU

 

TERLIHAT mobil FRANS pergi kembali. LARAS gelisah menggigiti bibirnya dan ingin menyampaikan sesuatu.


JACK
Kalian berdua istirahat duluan saja, Aku akan pergi ke teras depan lagi.


MAWAR dan LARAS mengangguk.


MAWAR
Kau istirahat yang nyenyak Laras. Maaf mengganggumu larut malam.

 

LARAS mengangguk lagi, membalikkan badannya, tangannya mengepal kuat. JACK berjalan ke teras depan, MAWAR ke lorong kamar lantai satu, dan LARAS ke tangga lantai dua. Laras menghentikan langkahnya, memejamkan matanya, menarik napas dalam dan berbalik.


LARAS
Sebentar detektif!


JACK dan MAWAR menengok.


LARAS
Aku ..., ingin memberitahumu satu hal lagi! Si ... siapa tau, hal ini, berguna untuk penyelidikanmu. (Jeda) F ... Frans, Si ... gila itu! Sebenarnya memiliki hubungan belakang dengan Elena, istri dari Rafi.


CUT TO:

39.  INT. RUANG KERJA ADHI – MALAM (FLASHBACK)


LARAS menguping pertengkaran ADHI dan FRANS.


LARAS (V.O.)
Dan Adhi mengetahuinya. Aku sempat tidak sengaja mendengar petengkaran mereka itu.

ADHI
Kau tahu sudah berapa banyak masalah yang Kau buat di keluarga ini dasar penjahat kelamin!

  

FRANS hanya terdiam kaku.


ADHI (cont’d)
Kau boleh merebut pacar temanmu, atau istri rekan kerjamu! Tapi istri kakakmu sendiri? Ayolah otak dungu! Tahan nafsumu!


CUT TO:

40.  INT. RUANG TENGAH – MALAM (PRESENT)


LARAS
Aku tidak berani mendengar lebih dari itu dan langsung pergi menjauh. Frans mempunyai tabiat yang paling buruk di antara Anak-anak Bapak Surya. Dialah yang paling pantas menarik pelatuk itu untuk membunuh Kakaknya sendiri.


LARAS pergi. JACK dan MAWAR bertatapan heran dan kaget. JACK tersenyum dengan semangat.


JACK
Sepertinya ini akan semakin seru, bukankah begitu Mawar?


MAWAR masih heran memiringkan kepalanya sedikit. JACK meninggalkan MAWAR. MAWAR pergi juga.


CUT TO:

41.  EXT. TERAS DEPAN – KONTINU


JACK berdiri menatap jauh ke ujung pepohonan sekeliling rumah mansion Keluarga Surya. Siratan matanya tenang sedang berpikir. JACK duduk dengan relax.


Kita percepat waktu, bulan terang di langit malam perlahan bergeser bersamaan dengan segala macam gerak-gerik JACK yang dipercepat juga. JACK masih duduk, menopang dagunya, menggoyang-goyangkan kakinya, dsb. JACK berdiri, menyangga tangannya di pagar teras depan, berjalan bolak-balik, menggaruk-garuk kepalanya, dsb. JACK masuk ke dalam rumah.


MAWAR (V.O.)
Jack sangat alergi dengan kasur jika Ia sedang mengerjakan suatu kasus. Kebanyakan kasusnya Ia selesaikan dengan cepat. Bahkan pada kasus misteri pembunuhan di kampung Rangos, Jack tidak tidur selama tiga hari. Malam yang tenang seperti ini Ia gunakan untuk memaksimalkan kinerja berpikir otaknya itu. Jack memberitahuku katanya, kadang sang malam juga membisikkan pemikiran-pemikiran tertentu yang membantunya memecahkan kasus-kasusnya.


CUT TO:

42.  INT. DAPUR – KONTINU


JACK berjalan pelan, menuju kabinet khusus. Terdapat beberapa garis polisi. Pandangan JACK langsung tertuju pada suatu pintu belakang dapur di area kabinet khusus, yang bagian atasnya terdapat kaca persegi ditutupi hordeng kecil, terhubung dengan setapak tanah kosong di luarnya.


JACK mencoba membuka pintu itu tetapi terkunci. JACK mengamati seluruh kabinet khusus. Mata JACK jeli melihat setiap sudut kabinet, ukuran, ketebalan, dsb. JACK berjalan meninggalkan dapur.


CUT TO:

43.  INT. LORONG KAMAR LANTAI SATU – KONTINU


JACK keluar dari dapur, berjalan di koridor rumah, dan berbelok ke lorong kamar lantai satu. Area kamar-kamar lantai satu dekat dengan dapur. JACK berdiri diam di ujung luar lorong kamar lantai satu dan mengamati terdapat dua kamar di sisi kiri dan dua kamar di sisi kanan lorong.


JACK berjalan ke tengah lorong, berhenti, melihat ke sisi kiri.


MAWAR (V.O.)
Itu adalah kamar Adhi dan Ani, dan itu kamar Rani tempatku tidur sekarang.


JACK menatap kamar RANI.


MAWAR (V.O.)
Jack bukan ingin mengintip Kamikan?


JACK memutar tubuhnya ke kanan. Pandangan JACK terpaku pada daun pintu kamar SI KEMBAR. Terdapat penanda tulisan kamar yang lucu dan colorful, “LARA & LIRIH”


MAWAR (V.O.)
Sementara itu adalah kamar Rere, dan itu kamar Si kembar.


Tiba-tiba terdengar suara kaki orang berlari yang beradu dengan lantai kayu rumah mansion Keluarga Surya di lantai dua. JACK mendongak ke atas dan berjalan keluar dari lorong kamar lantai satu.


CUT TO:

44.  INT. LORONG KAMAR LANTAI DUA – KONTINU


JACK muncul dari tangga, berlari kecil, mengintip dari tembok ke arah lorong kamar lantai dua. JACK mencurigai sesuatu.


CUT TO:

45.  EXT. TERAS SAMPING – KONTINU


Terlihat dari jauh JACK keluar dengan menenteng modern briefcasenya. JACK duduk, membuka modern briefcasenya, mengeluarkan suatu buku, dan membacanya. JACK duduk dengan santai.


JUMP CUT TO:

46.  EXT. TERAS SAMPING – PAGI


Bulan di langit malam digantikan oleh fajar di pagi hari. JACK masih dalam posisi yang sama, duduk membaca bukunya tetapi meja disampingnya sudah dipenuhi beberapa buku.

 

JACK menutup bukunya, merapihkan semua buku yang ada di meja ke dalam briefcasenya dan berdiri melakukan semacam gerakan senam kecil.


MAWAR (V.O.)
Pagi sudah terbit. Biasanya Jack melakukan senam kecil di pagi hari agar keseimbangan pikiran dan raganya masih tetap terjaga. Sementara Aku baru saja selesai mandi.


CUT TO:

47.  INT. RUANG TENGAH – KONTINU

 

YUDHI berjalan ke ruang tengah, membawa secangkir kopi. YUDHI melihat JACK di teras samping melalui jendela, sedang melakukan senam kecil. YUDHI berjalan ke teras samping.

 

CUT TO:

48.  EXT. TERAS SAMPING – KONTINU

 

JACK selesai melakukan senam kecil. JACK duduk, menarik napas dalam-dalam. Terdengar kicauan burung nan merdu, terlihat embun di dedaunan, juga kabut tipis yang bergerak perlahan, dan terdengar suara pintu teras samping yang terbuka. YUDHI duduk di samping JACK.


YUDHI
Selamat pagi Tuan, Jack?

JACK
Pagi Tuan, Yudhi?

 

YUDHI mengangguk tersenyum ramah.

 

YUDHI
Kau sudah mengenalku?

JACK
Ya, siapa yang tidak mengenal sosok rendah hati sepertimu Tuan Yudhi? Di saat Anak-anak Bapak Surya yang lain hidup mewah, hanya Kau yang tetap sederhana.

YUDHI
Ahaha media memberitakannya terlalu berlebihan.
 
JACK
Dan Kau juga telah mengetahuiku?

YUDHI
Pada tatapan pertama, Aku tahu itu adalah Kau Detektif Jack! Pasti salah satu di antara Kami buru-buru mengundangmu untuk menyelidiki tragedi tadi malam.


JACK mengangguk. LARAS mendadak muncul, membawakan teko, dua cangkir, dan kacang kulit di atas nampan.


LARAS
Permisi, Aku membawakan kopi hangat, dan cemilan kecil, sambil menunggu sarapan yang akan Aku buat.

 

YUDHI mengambil gelasnya dan meminta LARAS menuangkan kopi lagi. LARAS berinisiatif memberikan secangkir kopi untuk JACK.


JACK
Terimakasih Laras.


LARAS masuk kembali. JACK dan YUDHI menikmati kopi mereka.


YUDHI
Ahhh hari Senin yang cerah dan indah, sejenak lepas dari rutinitas kantor yang membosankan!

JACK
Jadi Kau mengambil cuti?

YUDHI
Ya. Mereka semua pasti tahu tragedi ini yang diberitakan ke antero negeri.

JACK
Sampai?

YUDHI
Kayaknya hingga beberapa hari ke depan. Aku sudah lama tidak merasakan kebebasan seperti ini.


YUDHI berdiri, meregangkan badannya, menarik dan mengeluarkan napas dari mulutnya dengan enteng.

 

CUT TO:

49.  INT. DAPUR – PAGI

LARAS selesai memasak nasi goreng. MAWAR masuk. LARAS memindahkan nasi goreng dari wajan ke bakul besar.


MAWAR
Jadi hari ini sarapannya adalah nasi goreng? Kelihatannya sangat lezat! Ada yang bisa Aku bantu?

LARAS
Iya. Tak apa-apa Mawar terima kasih.

MAWAR
Aku dengar kepolisian akan segera datang untuk menginterogasi sekaligus melanjutkan penyelidikan tragedi tadi malam ya?

LARAS
Benar. Mereka akan datang jam delapan nanti.

MAWAR
Ohh baiklah. Yang lainnya masih tertidur. Omong-omong, di mana Jack?

LARAS
Ia berada di teras samping sejak dari pagi bersama Bapak Yudhi.

MAWAR
Owh oke (Hendak pergi).

LARAS
Oiya Mawar. Kalau boleh Aku meminta tolong, tolong panggilkan saja Jack dan Yudhi untuk segera sarapan karena nasi gorengnya sudah siap.

MAWAR
Baik tidak masalah!


CUT TO:

50.  EXT. TERAS SAMPING – PAGI

 

JACK dan YUDHI memakan kacang kulit.


JACK
Jadi, Kau satu-satunya Anak Bapak Surya yang tidak ikutan memanfaatkan kesempatan saat Si kembar sedang viral dahulu?

YUDHI
Ya. Seperti itulah adanya. Aku tidak tertarik. Aku sudah bersyukur dengan kehidupanku yang sekarang, berkecukupan, tetap rendah hati, dan yang terpenting membantu sesama jika Tuhan telah memberi harta yang lebih kepadaku. Dan, alasan lainnya, pekerjaan PNS adalah pekerjaan paling aman sedangkan dunia hiburan? Tidak ada yang tahu pasang surutnya.

JACK
(Tersenyum) Aku mengerti. (Jeda) Aku dengar Kaulah yang terakhir datang sesaat sebelum makan malam naas kemarin malam itu dimulai?

YUDHI
Ya, Aku datang sekitar pukul setengah tujuh.


YUDHI terdiam sejenak, sedih, mencoba menutupi matanya. JACK menyadari kesedihan YUDHI.


JACK
Aku, turut berduka atas kepergian Adhi. (Memegang pundak Yudhi).

YUDHI
Aku, sangat menyesal datang paling terakhir. Hanya sempat mengobrol sedikit dengan Adhi di detik-detik terakhir hidupnya. Semuanya terasa, sangat tiba-tiba! Beberapa saat Aku, hanya mengobrol biasa dengannya, sedikit menyinggung Ayah Kami, dan beberapa saat kemudian, hemmm, Dia sudah tiada.


CUT TO:

51.  INT. RUANG TENGAH – MALAM (FLASHBACK)


YUDHI memasuki ruang tengah dengan kopernya yang beroda, YUDHI melihat ruang makan utama yang ramai. YUDHI berjalan meninggalkan kopernya.


YUDHI (V.O.)
Aku baru saja menginjakkan kaki lagi di rumah ini setelah sekian lamanya. Tidak ada siapapun di ruang tengah. Semuanya sudah berada di ruang makan utama.


CUT TO:

52.  INT. RUANG MAKAN UTAMA – KONTINU

YUDHI bertemu dengan ADHI, ANI, RANI, dan MAWAR. ADHI, ANI, RANI, dan MAWAR menyambut YUDHI.


YUDHI (V.O.)
Ternyata baru ada Adhi, Ani, Rani, dan temannya. Mereka menyambutku.

ADHI
Syukurlah ternyata Kau jadi datang!

ANI
Mana yang lain?

RANI
Jangan bilang Kau memang datang sendiri Kak?


YUDHI mengangguk pasrah. RANI menggeleng kecewa. YUDHI menatap heran MAWAR.


RANI
Ohhh ini adalah temanku, Mawar.


YUDHI dan MAWAR bersalaman.


MAWAR
Mawar, teman kuliah Rani, Pak Yudhi?
 
YUDHI
Ohhh, panggil saja Pak Yud hehehe. Kau betah juga berteman lama dengan Rani ya ahaha.

RANI
Jangan dengarkan gurauannya Mawar! Lebih baik Kita menjauhi Bapak-bapak ini!


RANI menarik tangan MAWAR dan pergi ke kursi mereka.


YUDHI
Mengapa senaknya saja Rani mengajak temannya kesini?

ANI
Tidak apa-apa Yudhi! Semuanya aman terkendali. Duduklah dulu, Kau pasti capek baru saja datang.

ADHI
Oiya Ani, tolong periksa Anak Kita apakah Ia sudah siap berangkat?

ANI
Baik, sebentar.


ANI meninggalkan ruang tengah.


ADHI
Aku kira Kau tidak akan datang. Kau sangat gila dengan pekerjaanmu itu Yudhi. Hingga Kau tidak punya waktu untuk berkumpul sehari saja dengan keluarga besar Kita. Bahkan dalam lima tahun ini, Aku bisa menghitung kedatanganmu bersama keluargamu mengunjungi Ayah dengan jejari tanganku saja.

YUDHI
Aku berjanji setelah Aku pensiun nanti, keluargaku akan pindah ke rumah Ayah ini lagi. Sehingga Kita bisa menghabiskan masa tua Kita Bersama-sama Adhi.
 
ADHI
Oh ayolah kenapa harus menunggu pensiun? Umurmu saja (lupa), berapa sekarang?

YUDHI
Aku empat puluh tiga.

ADHI
Pensiunmu umur?

YUDHI
Enam puluh. Tapi kalau jabatanku meninggi lagi, bisa-bisa di angka enam lima Aku baru pensiun.

ADHI
Ahaha mengapa harus masih menunggu dua puluh tahun? Saat Kau bisa paling tidak sebulan sekali mengunjungi Ayah. Aku takut, kondisi Ayah bertambah buruk saja. Tetapi sepertinya, Ayah sudah mulai membaik dan akan kembali ke rumah lusa nanti.

YUDHI
Baguslah kalau seperti itu. Aku turut mendoakan yang terbaik untuk kesembuhan Ayah.

YUDHI (V.O.)
Itu adalah percakapan Kami berdua yang terakhir, membicarakan mengenai kondisi Ayah Kami.


YUDHI memegangi perutnya.


YUDHI (V.O.)
Lalu, sebenarnya Aku sudah menahan untuk buang air besar sejak di pesawat dan bandara. Aku tidak nyaman untuk memakai toilet pesawat atau bandara dan memutuskan untuk membuang hajatku nanti ketika sampai di rumah saja.

YUDHI
Sebentar Adhi, Aku ke toilet dahulu.

 

YUDHI meninggalkan ruang tengah.


CUT TO:

53.  EXT. TERAS SAMPING – PAGI (PRESENT)


YUDHI
(Kecewa) Bahkan Aku tidak membawa Keluargaku di pertemuan terakhirku dengan Adhi. Namun, semua sudah terlambat. Istri dan Anakku akan menyusul esok pagi saat prosesi pemakaman Adhi.


CUT TO:

54.  INT. RUANG TENGAH – KONTINU


MAWAR baru saja akan keluar ke teras samping tetapi Ia mendengar percakapan JACK dan YUDHI. MAWAR memutuskan untuk menguping dari dalam.


CUT TO:

55.  EXT. TERAS SAMPING – KONTINU


JACK
Jadi Kau sempat memakai toilet di area dapur yang dekat dengan kabinet dimana Laras membuat minuman pembuka itu?

YUDHI
Ohiya. (Melihat Jack curiga) Ohhh ayolah detektif, Kau tidak mencurigaiku sebagai pelakunyakan?


JACK hanya tersenyum misterius.


YUDHI
(Jengkel) Pelakunya mana mungkin Aku. Mana sempat Aku mengotak-ngatik minuman pembuka tersebut dan buat apa juga Aku membunuh Adhi? Akupun sempat bertemu Fatma di dapur, tanya saja Dia bahwa Aku sama sekali tidak mendekati kabinet tersebut.

JACK
Fatma? (heran)


YUDHI mengangguk.


JACK (cont’d)
Aku belum menuduhmu apa-apa Yudhi. Namun, Aku khawatir dengan posisimu sekarang.


YUDHI menaikan satu alisnya.


JACK (cont’d)
Kau bilang tadi bahwa kondisi Bapak Tua Surya sedang di rawat di rumah sakit?

YUDHI
Iya. Tetapi Ayahku sudah mulai membaik dan akan ikut prosesi pemakaman Adhi juga besok.

JACK
Dengarkan ini baik-baik. Dengan meninggalnya Adhi yang merupakan anak pertama, maka Kau sebagai anak kedua berhak atas pemegang pembagian harta warisan menurut perjanjian pembagian harta warisan Keluarga Surya bukan? Pihak yang hanya ingin kasus ini selesai begitu saja tanpa memperdulikan mereka menangkap pembunuh sebenarnya atau tidak akan membuatmu menjadi tersangka utamanya Yudhi. (Jeda) Aku bukan bermaksud untuk menakut-nakutimu Bapak Yudhi, Kau harus lebih berhati-hati saat interogasi nanti.

YUDHI
Ahaha tenang saja Detektif!


CUT TO:

56.  INT. RUANG TENGAH – KONTINU


MAWAR masih menguping. MAWAR berbicara pada kamera.

 

MAWAR
Tunggu, mengapa Aku menguping di sini? Hmm sudah terlanjur, daripada Aku merusak interogasi intim antara Jack dan Yudhi. (Mengangkat kedua bahunya)


CUT TO:

57.  EXT. TERAS SAMPING – KONTINU


JACK
Kau mempunyai motif kuat untuk membunuh Adhi dengan alasan tadi. Namun, Aku belum melihatnya di dirimu karena motif tadi belum didukung dengan fakta atau bukti yang kuat saat ini.

YUDHI
Ya yaa penjelasanmu mengenai Akulah sekarang yang memegang pembagian harta warisan ada benarnya. Akan tetapi Ayahku masih hidup. Ia masih bisa merubah perjanjian pembagian harta warisan Keluarga Surya. Buat apa Aku membunuh Adhi? Seharusnya Aku membunuh Ayahku lebih dulu baru membunuh Adhi bukannya begitu?


Terdengar suara dering telepon YUDHI. YUDHI mengangkat HP, menjauh dari JACK, dengan posisi tubuhnya membelakangi JACK. Percakapan YUDHI tidak terdengar, JACK mengamati YUDHI curiga. YUDHI sesekali menengok ke arah JACK.


CUT TO:

58.  INT. RUANG TENGAH – KONTINU


MAWAR memperhatikan YUDHI juga. Beberapa saat kemudian, MAWAR kaget terpergok oleh LARAS.


LARAS
Apa yang Kau lakukan? (Sedikit tersenyum) Pantas lama sekali, Aku pikir Kau sudah memberitahu mereka.
 
MAWAR
Ohiya Aku ..., tadi ke toilet dulu. Ini baru mau memberitahu mereka hehehe.

 

LARAS mengangguk percaya. MAWAR ke luar menuju teras samping.


CUT TO:

59.  EXT. TERAS SAMPING – KONTINU


YUDHI masih menelepon, JACK fokus memperhatikan YUDHI. Terdengar suara bukaan pintu, MAWAR datang.


MAWAR
Jack, sarapan sudah si ...,


JACK menaikkan tangannya, memperagakan gerakan stop pada MAWAR, menaruh jari telunjuknya di bibir, dan tetap menatap YUDHI. MAWAR menengok ke YUDHI yang masih menelepon. MAWAR duduk di samping JACK, memasang muka heran.

 

MAWAR
(Berbisik pada Jack) Apa Jack?

 

JACK tidak menjawab, tatapannya terpaku pada YUDHI. YUDHI selesai menelepon.


MAWAR
Ohh pagi Pak Yudhi. Sarapan pagi sudah siap di dapur.

YUDHI
Yaaa kebetulan Aku juga sudah lapar! (Pada Jack) Maaf kalau tadi Aku menuduhmu berprasangka kepadaku detektif.

JACK
Ya. Aku hanya berusaha memperingati posisimu Yudhi karena nanti akan ada wawancara dari pihak kepolisian. Dirimu harus berhati-hati menjawab pertanyaan mereka.

YUDHI
Baik-baik. Mana mungkin mereka berani menjebloskanku yang sudah mengabdikan kurang lebih dua puluh tahun hidupku bekerja sebagai aparatur sipil negara untuk membangun bangsa ini.

 

MAWAR memperhatikan YUDHI. YUDHI menerawang jauh ke pepohonan, menarik napas berat dan mengeluarkannya dengan berat juga.

 

YUDHI (cont’d)
Bangun pukul lima pagi, terjebak macet, duduk mengurus pekerjaan kantoran seharian. Pulang ke rumah dan tidak ada waktu untuk mengerjakan mimpiku. Ahaha terjebak dalam rutinitas yang membosankan selama dua puluh tahun! (Jeda) Baiklah, sepertinya perutku sudah tidak kuat untuk menahan lapar lagi. Mari detektif!

JACK
Ohiya Yudhi. Kau duluan saja. Aku akan menyusul.


YUDHI meninggalkan teras samping. MAWAR tetap di teras samping. JACK meminum kopinya dengan sangat nikmat.


JACK
Ahhh pagi yang indah ditemani secangkir kopi yang nikmat.


MAWAR cemberut melihat JACK menikmati kopi buatan LARAS.


MAWAR (V.O.)
Hmm pasti kopi buatan Laras.

 

MAWAR menengok ke dalam, melihat ke JACK kembali.

 

MAWAR
Jadi tadi Kau sudah banyak menanyai Yudhi juga?

JACK
Ya seperti yang Kau dengar juga.

MAWAR
Kau tahu Aku menguping dari dalam???

JACK
Bayanganmu terlihat dari vas bunga itu. Permukaannya cukup basah terkena embun di pagi hari sehingga menimbulkan pantulan yang dapat dengan jelas Aku lihat.


INSERT : Vas bunga kaca berukuran sedang tertata rapih di pagar pembatas teras samping. Terlihat pantulan bayangan jendela dari permukaan vas tersebut. MAWAR menyipitkan matanya.


JACK
Jadi apa pendapat singkatmu mengenai Yudhi?

MAWAR
Mmm sepertinya Yudhi tidak sepenuhnya mencintai pekerjaannya sebagai PNS.

JACK
Mengapa?

MAWAR
Entahlah, mungkin bosan atau jenuh dengan rutinitasnya yang seperti itu-itu saja.

JACK
Hmm Aku sependapat denganmu. Pantas saja Ia barusan ...,

MAWAR
Apa?

JACK
Lupakan saja! Waktunya sarapan!

 

MAWAR dan JACK meninggalkan teras samping.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Iya memang panjang Kak hehe. Soalnya Aku baginya per ACT
1 tahun 5 bulan lalu
Di sini ceritanya agak panjang ya? Tapi bagus si ada romance nya juga. Jadi baper, hehehe🤭🙈
1 tahun 6 bulan lalu