CUT TO:
2. EXT. TERAS DEPAN - MALAM
Cahaya sirine mobil polisi jatuh di wajah RANI yang masih syok berat, menahan tangisannya. Para WARTAWAN memenuhi pekarangan depan. Para PENJAGA menahan WARTAWAN agar tidak masuk ke teras depan. Mayat ADHI dibawa masuk ke ambulans. RANI menangis dipundak MAWAR.
CUT TO:
3. INT. RUANG DEPAN - MALAM
ANI menangis histeris. RAFI, FRANS, dan YUDHI sedih menundukkan pandangan mereka saja. RERE dan FATMA menangis juga.
FATMA
Aku tidak menyangka!
RERE
Katakan padaku FATMA ini hanyalah mimpi! Bangunkan Aku dari tidurku!
FATMA
Kau baru saja bangun tadi.
RAFI
Lalu bagaiamana dengan Laras? (Kepada ANI) Kau sudah meneleponnya untuk putar balikkan?
ANI
(Memelankan tangisannya) Tidak! Tidak usah! Biarkan Aku saja yang memberitahunya besok.
POLISI memasuki rumah dengan membawa garis polisi. Mendadak ANI berlari ke arah luar.
CUT TO:
4. EXT. TERAS DEPAN - MALAM
ANI berlari menerobos para wartawan. MAWAR dan RANI menahan ANI. Mobil ambulans pergi. MAWAR dan RANI menarik ANI kembali ke teras depan. Semua orang di ruang depan ikut keluar. Para WARTAWAN menyerbu ke teras depan dan menanyakan berbagai pertanyaan pada Anak-anak BAPAK TUA SURYA.
WARTAWAN 1
Apa yang sebenarnya terjadi?
WARTAWAN 2
Betulkah Adhi telah diracuni oleh salah satu dari Kalian?
MAWAR
(Pada Ani) Saya turut berduka Bu.
Ani masih menangis histeris. Para PENJAGA memukul mundur WARTAWAN. MAWAR dan RANI bertatap-tatapan pasrah.
CUT TO:
5. EXT. TERAS SAMPING - MALAM
MAWAR dan RANI duduk ditemani teh hangat. Rumah mansion Keluarga Surya sudah sepi.
RANI
(Pilek) Kau tahu Mawar? Para wartawan itu seperti lalat yang bertebrangan mengerubungi sepotong pizza. Aku bertaruh mereka pasti akan memenuhi berita dengan kematian Adhi selama sebulan penuh!
MAWAR meminum tehnya.
RANI (cont’d)
Kalau Aku tahu apa yang akan terjadi, Aku tidak akan mengundangmu hanya untuk menyaksikan tragedi naas itu terjadi. Maafkan Aku.
MAWAR
Tidak perlu meminta maaf Rani. Kau tidak semestinya menyalahkan dirimu.
RANI meminum tehnya.
MAWAR
Jadi si kembar tidak kembali ke rumah?
RANI
Ibu Ani memutuskan untuk tidak memberitahu kembar dahulu. Ia tidak ingin Lara dan Lirih langsung bersedih di hari pertama mereka bersekolah kembali. Si kembar akan dipulangkan pada malam sebelum pemakaman Adhi.
MAWAR
(Heran dan kasihan) Hmm. Namun, segala macam kepahitan atau kesengsaraan tidak seharusnya ditunda seperti itu. Aku lebih baik menelan kujujuran pahit dahulu daripada harus menunda-nunda kebohongan yang suatu saat pasti akan datang padaku juga.
RANI menyimak perkataan MAWAR.
MAWAR
Maaf bukan maksudku untuk menggurui, tetapi Ibu Anilah yang tahu Anak-anaknya sendiri, bagaimana Ia harus bertindak terhadap mereka. Jadi, itu hanya pendapatku saja.
RANI tersenyum pada MAWAR. Suara jangkrik, burung hantu, dan hewan malam lainnya terdengar. RANI meminum teh hangatnya lagi dan menggenggam cangkirnya. RANI seperti ingin mengatakan sesuatu pada MAWAR. MAWAR melihatnya.
MAWAR
Mengapa? Sepertinya Kau ingin menyampaikan sesuatu.
RANI
Ohhh tidak apa-apa. Aku masih bertanya-tanya saja, apakah kehadiranmu disini merupakan suatu goresan takdir, atau suatu kebetulan belaka?
MAWAR
Aku juga memikirkan hal itu sedari tadi. Hmm omong-omong karena Kau berkata seperti itu, Aku rasa kehadiranku disini bukan merupakan suatu kebetulan semata sih.
RANI
(Agak kaget) Maksudmu?
MAWAR
Kau tahu, Aku mempunyai seorang kenalan yang dapat membantu Kita menemukan (Menengok ke kanan kiri dan memelankan suara) pembunuh Adhi yang mungkin ada di antara orang-orang pada makan malam tadi.
RANI
Kau ..., tidak sedang berguraukan?
MAWAR menggelengkan kepalanya dan tersenyum.
RANI (cont’d)
Orang dari kepolisian? Merekakan akan datang esok untuk penyelidikan.
MAWAR menggelengkan kepalanya lagi dan masih tersenyum.
RANI (cont’d)
Orang pintar atau cenayang?
MAWAR tetap menggelengkan kepalanya. Rani heran.
CUT TO:
6. INT. KABIN PESAWAT – MALAM
Pesawat dengan lampunya kerlap-kerlip terbang di langit malam. Di dalam kabin pesawat terlihat sesosok LELAKI MISTERIUS (30) tertidur. Wajahnya tertutupi topi jenis panamanya. LELAKI MISTERIUS memakai jaket peacot dengan tangannya saling menyilang di depan perutnya.
MAWAR (V.O.)
Ia bukan orang kepolisian, apalagi cenayang. Ia hanyalah seorang lelaki penyendiri yang dari kecil selalu bermimpi untuk menjadi detektif hebat.
Lampu kabin pesawat menyala. Terdengar informasi dari kabin bahwa pesawat akan mendarat. LELAKI MISTERIUS itu sedikit menggerakkan badannya tanda Ia sudah terbangun. Penumpang lainnya terbangun, LELAKI MISTERIUS itu terlihat dari belakang merapihkan topinya dan membenarkan posisi duduknya.
MAWAR (V.O.)
Ya, Aku sudah bersamanya sejak Kita berumur sepuluh tahun. Sehingga Aku sudah mengetahui semua tentangnya, meskipun itu hanyalah setengah dari dirinya saja.
Pesawat mulai mendarat perlahan di lintasan bandara. Kemudian mulut LELAKI MISTERIUS mengunyah sesuatu.
MAWAR (V.O.)
Setengah dari dirinya lagi tetaplah misterius, bagaikan lautan dalam.
MATCH CUT TO:
7. INT. BANDARA – KONTINU
Mulut LELAKI MISTERIUS masih mengunyah, berjalan keluar dari pesawat. LELAKI MISTERIUS melepas jaket peacotnya, terlihat kemeja linen simpel berwarna coklat yang serasi dengan celana chinonya.
MAWAR (V.O.)
Tidak ada yang tahu nama panjangnya, dari mana asalnya, bahkan kerabatnya ataupun anggota keluarganya.
LELAKI MISTERIUS berjalan di koridor bandara. Langkah kakinya sigap dan tergesa-gesa. Saat di depan bandara, LELAKI MISTERIUS menunggu taxi dan menaiki taxi tersebut.
MAWAR (V.O.)
Satu-satunya yang kuingat adalah saat kedatangannya di rumah Kami.
CUT TO:
8. INT. TAXI – KONTINU
Di dalam taxi yang berjalan terlihat dari spion tengah, sesekali cahaya dari lampu jalan jatuh menerangi sepasang mata dari LELAKI MISTERIUS tadi. Selain matanya saja, wajah LELAKI MISTERIUS itu tetap gelap.
MAWAR (V.O.)
Ayahku hanya memberitahuku bahwa Ia adalah anak yatim piatu dan harus tinggal bersama Kami. Sejak saat itu Aku selalu bersama dengannya.
Siluet LELAKI MISTERIUS itu memakai topinya lagi saat melihat rumah mansion Keluarga Surya sudah dekat. Taxi berhenti, terlihat tangan LELAKI MISTERIUS membayar pada SUPIR taxi. LELAKI MISTERIUS turun dari taxi.
MAWAR (V.O.)
Setelah Aku menggali informasi dari orang tuaku, Aku menemukan bahwa Ayahnya adalah seorang mata-mata yang mati mengorbankan diri demi nyawa dan kepentingan orang banyak. Mungkin itulah mengapa Ia dititipkan pada Ayahku, yang merupakan seorang jenderal kepolisian bersinggungan dengan Ayahnya yang merupakan mata-mata.
CUT TO:
9. EXT. TERAS DEPAN – KONTINU
Terlihat langkah kaki LELAKI MISTERIUS berjalan cepat. Tertera nametag terbuat dari besi di tas berjenis modern briefcase.
INSERT : Nametag bertuliskan JACK.
MAWAR (V.O.)
Namanya adalah Jack.
Terlihat wajah tampan JACK. JACK melihat jam tangannya menunjukkan pukul setengah dua belas lewat lima menit dan bersiap mengetuk pintu. MAWAR berada di ruang tengah baru saja akan menutup laptopnya. Terdengar suara ketukan pintu. MAWAR mengintip melalui jendela, membukakan pintu, dan heran melihat JACK sudah ada di depannya.
MAWAR
HAH? Mengapa Kau sudah datang? Bahkan Kau hanya menggantungkan jawabanmu tadi di telepon!
MAWAR (V.O.)
Jack hanya menjawab “lihat nanti” saja saat Aku menghubunginya tadi.
JACK
Aku sedang berada di Kota sebelah yang jaraknya hanya satu jam perjalanan pesawat dari Kota ini. Lalu Kau sendiri, mengapa masih terjaga?
MAWAR
Aku ..., belum bisa tidur. Jadi Aku melanjutkan laporanku saja.
MAWAR dan JACK bertatapan dalam diam.
MAWAR (V.O.)
Atau mungkin chemistryku dengan Jack yang sangat kuat sehingga Aku tetap terjaga menunggunya datang, meskipun Aku tidak tahu Ia akan datang sekarang.
JACK
Jadi, tuan rumahnya sudah tertidur?
MAWAR
(Menengok ke dalam), ya sepertinya. Yasudah, masuk dulu saja. Aku akan menyiapkan minuman hangat untukmu.
MAWAR dan JACK masuk ke dalam rumah.
CUT TO:
10. INT. RUANG TENGAH – KONTINU
MAWAR dan JACK duduk meminum teh hangat mereka.
MAWAR
Mengapa tidak besok saja Jack? Tidak etis bertamu malam-malam seperti ini.
JACK
Kalau bisa sekarang mengapa harus besok?
MAWAR
HUFT. Tadinya Aku kira Kau tidak tertarik dengan kasus ini. Aku ragu untuk menghubungimu. Tapi, demi sahabat baikku Rani, Aku coba saja! Untungnya Kau mau datang.
JACK
Ahaha. Siapa yang tidak mengenal Keluarga Surya? Kematian Adhi pastinya akan diperbincangkan seluruh negeri ini. Disitulah kesempatanku untuk unjuk gigi.
JACK menatap ke arah ruang makan utama dan berdiri.
JACK
Pukul berapa kejadian tersebut terjadi Mawar? Tepatnya?
MAWAR
Pukul tujuh lima belas.
JACK berjalan menuju TKP disusul MAWAR.
CUT TO:
11. INT. RUANG MAKAN UTAMA – KONTINU
MAWAR
Hanya ada seorang polisi yang berjaga.
Terlihat seorang POLISI tertidur mengorok dalam posisi duduk di bangku kayu. JACK melihat tajam seluruh bagian TKP dari luar garis polisi. Cangkir-cangkir bekas minuman pembuka, makanan, dan letak piring serta semua benda yang ada di atas meja makan.
MAWAR
Adhi duduk di kursi paling ujung sana (sambil menunjuk).
JACK mendekat ke foto besar anggota Keluarga. JACK menyipitkan matanya pada LARA dan LIRIH yang ada di foto itu.
MAWAR (cont’d)
Ibu Ani duduk di samping Adhi. Kemudian dua kursi itu adalah tempat yang seharusnya diduduki Lara dan Lirih, tetapi mereka sudah terlanjur berangkat sesaat sebelum tragedi itu terjadi.
JACK memproyeksikan seakan-akan para anggota Keluarga Surya ada di sana.
JACK
Mereka langsung berangkat malam ini juga?
MAWAR
Ya, mereka harus kembali ke asrama sekolah. Kemudian di sebelah sini Fatma dan Rere. Aku duduk di sana (menunjuk). Di samping kiriku adalah Frans, lalu di sebelah kananku berurutan ada Rani, Yudhi, Rifal, Elena, dan terakhir Rafi.
JACK
Sebentar, apakah Si kembar balik kembali ke rumah?
ANI mendadak muncul. Mata ANI masih sembab dan sesekali Ia sesegukan.
ANI
Selamat malam Detektif.
MAWAR
Oh Ibu Ani ....
JACK
Selamat malam juga Ibu Ani.
JACK bersalaman dengan ANI.
JACK
Namaku Jack.
ANI
Jack? (Menanyakan kepanjangan)
JACK
Hanya Jack saja.
ANI
(Sedikit heran) Ya! Kau detektif muda yang baru-baru ini mencuat namanya itukan? Aku pernah sekali mendengarmu di berita. “Detektif muda tampan, telah membongkar kasus pembunuhan terencana anggota parlemen di hotel Ashton.” Ternyata dirimu yang asli lebih tampan.
JACK
Ahaha terimakasih. Sejujurnya Aku lebih tersanjung bila headline berita itu lebih memujiku atas intelegensiku dibanding wajahku.
ANI
Menagapa tidak keduanya sekaligus? “Detektif tampan dan jenius, lagi-lagi memecahkan kasus pembunuhan di keluarga Surya yang terkenal.” Bagus bukan?
ANI sejenak melupakan sedihnya. MAWAR dan JACK merespon dengan tawa.
ANI (cont’d)
Tentang pertanyaanmu tadi. Si Kembar akan kembali sebelum Ayah mereka dimakamkan. Untuk sekarang, lebih baik mereka tidak mengetahuinya dahulu. (Ani kembali sedih) Sepertinya Aku membutuhkan minuman agar tidak dehidrasi karena air mataku tidak henti-hentinya mengalir.
MAWAR
Aku sudah menuangkan minuman untuk Jack di ruang tengah tadi Ibu Ani. Kalau boleh (mengajak Ibu Ani ke ruang sebelah)
ANI menyetujui. Mereka pergi ke ruang tengah.
CUT TO:
12. INT. RUANG TENGAH – KONTINU
ANI, JACK, dan MAWAR meminum teh. Terlihat jam dinding menunjukan pukul sepuluh menit kurang dari tengah malam.
ANI
Mengapa buru-buru sekali datang detektif? Masih ada hari esok.
JACK
Dalam kamusku, tidak ada yang namanya hari esok untuk menumpas kejahatan.
ANI
(Tersanjung dengan Jack) Rani telah memberitahuku tadi sebelum Ia tidur. Bahwa temannya Mawar (melihat Mawar), mengundang dirimu untuk menyelidiki kasus ini. Tak kusangka Kau datang langsung malam ini. (jeda) Aku berharap, siapapun orang yang memasukan sianida ke dalam minuman Suamiku itu, semoga Tuhan membalasnya seadil mungkin.
ANI hendak mengangis lagi.
JACK
Tapi, apakah pihak kepolisian sudah mengkonfirmasi hal itu?
MAWAR
Aku dengar tim forensik akan mengumumkannya besok. Minuman-minuman Kami sudah diambil sampelnya masing-masing untuk di cek.
JACK
Lalu siapa yang menyajikan minuman pembuka itu?
ANI
Laraslah yang menyajikan minuman pembuka tersebut.
ANI melihat ke langit ruangan untuk menerawang kembali kejadian di sore itu.
CUT TO:
13. INT. RUANG MAKAN UTAMA – MALAM (FLASHBACK)
Terlihat jam dinding di kamar ANI menunjukan pukul enam lewat tiga puluh lima menit saat ANI keluar dari kamarnya. ANI mengecek ruang makan utama, baru terdapat ADHI, RANI, dan MAWAR. PELAYAN masih mengatur perkakas makanan dan minuman di atas meja. ANI masuk ke dapur.
CUT TO:
14. INT. DAPUR – KONTINU (FLASHBACK)
ANI berjalan di dapur melihat KOKI memasak dan PELAYAN menyiapkan masakan lainnya. ANI sampai di suatu kabinet khusus di pojok dapur, terpisah oleh pintu dan sekat semi transparan setengah bagian ke atas, setengah bagian ke bawahnya merupakan panel kayu. ANI melihat bayangan LARAS melalui sekat semi transparan dan menghampirinya. ANI melihat LARAS membuat minuman pembuka untuk makan malam.
ANI
Kau sudah bersiap-siap untuk mengantar Anakku?
LARAS
Siap Nyonya! Setelah Aku membuat minuman pembuka ini, Aku akan berkemas.
ANI
Tinggalkan saja urusan dapur pada bawahanmu. Tidak apa-apa.
LARAS
Tanggung Nyonya. Lagipula hanya Aku yang menghapal minuman pembuka anggota Keluarga Surya.
ANI tetap memperhatikan LARAS.
ANI (V.O.)
Laras adalah orang yang sangat teratur dan sangat sistematis. Rutinitasnya selalu berjalan sesuai rencananya, tidak boleh keluar dari perkiraannya.
LARAS masih membuat minuman pembuka.
LARAS
Pak Adhi kopi, Bu Ani kopi, Lara teh ....
ANI (V.O.)
Laras sudah bekerja disini cukup lama dan menghapal minuman pembuka semua anggota Keluarga Surya, makanan kesukaan Kami, dan lain sebagainya. Akupun telah meyakinkan polisi bahwa Laras bukanlah pelakunya karena kesaksianku. Mereka akan mengadakan penyelidikan lebih lanjut esok.
CUT TO:
15. INT. RUANG TENGAH – MALAM (PRESENT)
ANI
Aku kembali ke ruang makan utama, Fatma sudah bergabung juga. Setelahnya Yudhi datang. Lalu Adhi menyuruhku mengecek Si kembar di kamar mereka. Si kembar sudah bersiap, pesawat mereka berangkat jam sembilan. Kau tahukan, Si kembar sudah fokus pada pendidikannya sejak lima tahun yang lalu. Aku kembali lagi ke ruang makan utama, minuman pembuka itu sudah dibagikan Laras. Aku juga memberitahu Adhi bahwa si kembar siap berangkat. Dan, setelahnya tragedi itupun terjadi.
ANI menangis lagi. MAWAR mencoba bersimpati pada ANI. JACK berdiri, berpikir, dan menatap ke luar jendela.
JACK
Hmm oke. Penjelasanmu cukup menarik. Tapi ..., Aku ingin sedikit menanyakan sesuatu yang mungkin, agak di luar dari kasus ini Ibu Ani.
ANI
(Menghentikan tangisannya dan mengelap air matanya) Ohh yaa tanyakan saja Detektif! Jangan sungkan-sungkan.
JACK
Semua orang sangat kecewa ketika mendengarkan keputusanmu untuk memberhentikan Si Kembar dari dunia entertainment. Maksudku, mengapa sangat tiba-tiba seperti itu? Mereka sangat lucu pada saat itu. Akupun sempat mengikuti trending mereka!
MAWAR heran menatap JACK.
ANI
Kau tahu Jack, sebenarnya Aku dan Suamiku telah melewati diskusi yang panjang mengenai masa depan Si kembar. Kamipun memutuskan untuk mengutamakan pendidikan di atas segalanya. Dunia hiburan seperti itu pasti ada naik dan turunnya. Namun, apabila si kembar sudah mendapatkan dasar ilmu dan pendidikan yang baik, Aku yakin, segalanya pasti akan mengikuti di belakang mereka, baik itu harta, ketenaran, pria, maupun kedudukan.
JACK
(Mengangguk-angguk) Aku setuju dengan semua perkataanmu Ibu Ani. Pendidikan adalah nomor satu. Aku rasa itu adalah keputusan yang tepat dan sangat bijaksana. Kau adalah orang yang benar-benar visioner.
MAWAR
Ya siapa tahu Si kembar bisa kembali ke dunia entertainment lagi suatu saat nantikan? Hehehe.
ANI diam tidak menjawab. “TEEENNNGGG” terdengar bunyi jam besar di ruang tengah.
ANI
Baiklah sudah pukul tengah malam. Aku akan pergi istirahat. (Pada Jack) Kau boleh menggunakan kamar tamu di bagian depan.
ANI meninggalkan JACK dan MAWAR tetapi tidak jadi dan berhenti.
ANI (cont’d)
Oiya satu hal lagi Detektif. Mungkin saja saat penyelidikanmu esok hari, Kau akan mengetahui bahwa Saudara-Saudari Adhi tidak suka dengan Adhi. Entah karena perebutan harta keluarga, atau karena mulut Adhi yang tajam dan perangainya yang keras, atau masalah lainnya. Tetapi ketahuilah, Suamiku melakukan semuanya hanya demi kebaikan keluarga besar Surya. Adhi mencintai adik-adiknya dan keluarga ini. Dan terakhir Detektif, ada sesuatu yang berbisik dan mengatakan pada hati kecilku, bahwa pembunuh Suamiku, ada di antara mereka.
ANI berjalan meninggalkan ruang tengah.