A Kaluna
15. ACT.3 (3.2)

ACT.3

3.2

#119.INT.KAMAR LUNA — MALAM

CAST : Luna, Arya (Ayah Luna)


Tampak lampu ruang kamar Luna terlihat redup. Luna sedang merapikan barang-barang yang berantakan di atas meja belajar. Tiba-tiba ada suara pintu diketuk.

ARYA (AYAH LUNA) (O.S)
Luna.


Luna berjalan pelan-pelan untuk membuka pintu. Arya berdiri masih memakai setelan kemeja.

LUNA
Ayah baru pulang?


ARYA (AYAH LUNA)
Iya. Tadi ibu bilang, kamu mau bicara sama ayah. Makanya Ayah buru-buru naik. Ayah takut kamu sudah tidur.


LUNA
(Sambil berjalan pelan ke ranjang)
Aku baru selesai merapikan barang-barang.


ARYA (AYAH LUNA)
Memangnya apa yang mau kamu bicarakan dengan ayah?


Luna duduk di sisi ranjang. Arya ikut duduk di samping Luna.

LUNA
Aku mau minta sesuatu sama ayah.


ARYA (AYAH LUNA)
Kamu mau minta apa, Luna? Sebisa mungkin akan Ayah turuti.


LUNA

(Menundukkan kepala)

Aku mau pindah sekolah, Yah.


ARYA (AYAH LUNA)

(Nada rendah)

Kenapa tiba-tiba kamu mau pindah sekolah? Kamu masih memikirkan gosip tentang foto yang tersebar itu?


LUNA

(Menggeleng lemah)

Enggak, Ayah. Aku gak pernah perduli sama omongan orang.


ARYA (AYAH LUNA)
Lantas ada apa, Luna? Kamu jujur saja sama ayah. Ayah janji akan carikan sekolah lain yang lebih bagus dari sekolahmu.


Luna memandang Arya. Wajah Luna terlihat penuh harap.

LUNA
Aku mau pindah sekolah ke Semarang.


ARYA (AYAH LUNA)

(Terkejut)

Semarang?


Luna mengangguk. Raut wajah Arya terlihat berubah. Luna terlihat memelas.

LUNA
Aku mohon, Ayah. Izinin aku pindah ke Semarang.


ARYA (AYAH LUNA)
Ini yang Ayah takutkan, Luna. Ayah gak mau kamu jauh dari Ayah.
(Jeda)
Siapa yang memaksa kamu pindah ke sana? Kakek atau nenek?


LUNA
Keputusan ini murni keinginan aku sendiri, Yah. Aku rasa, lebih baik aku tinggal bersama kakek dan nenek di Semarang.


ARYA (AYAH LUNA)
Tapi kenapa? Kamu benci sama ayah? Kamu masih kesal sama ayah?


LUNA

(Menahan tangis)

Enggak, Yah. Aku sama sekali gak benci sama ayah. Aku cuma gak yakin sama diri aku sendiri. Aku gak yakin udah bisa terima kenyataan yang sebenarnya.


ARYA (AYAH LUNA)
(Raut wajah kecewa)
Ayah sudah berjanji sama kamu untuk memperbaiki kesalahan Ayah. Jadi Ayah mohon, kamu pikirkan kembali keinginan kamu untuk pergi dari rumah ini.


LUNA

(Meneteskan air mata)

Aku minta maaf, Yah. Keputusan aku sudah bulat. Jadi aku mohon, kasih aku kesempatan untuk membuktikan sama ayah, kalau aku juga bisa menjadi kebanggaan Ayah dengan caraku sendiri.


Arya tidak bisa menahan tangis. Ia tumpahkan air mata dihadapan Luna.

ARYA (AYAH LUNA)
Ayah tidak bisa melepaskan kamu begitu saja, Luna.


LUNA

(Memelas menatap Arya)

Aku mohon, Ayah.


Arya tidak kuat. Ia memeluk Luna dengan erat. Air mata Luna mengalir deras dipelukan Arya. Luna dan Arya tidak menyadari Ammar telah mendengar percakapan mereka dari depan kamar.

INSERT : Tampak Ammar berdiri di balik tembok samping pintu kamar Luna yang terbuka. Ammar terdiam, sementara air matanya terus mengalir dari pelupuk mata.

CUT TO


#120.BEGIN MONTAGE — VARIOUS LOCATIONS

CAST : Luna, Ammar, Aleta, Arya (Ayah Luna), Widya (Ibu Ammar)

BACKSOUND : Musik


A. Kamar Arya - Tampak Arya berdiri di tengah ruangan bersama Widya. Arya memberi tahu Widya tentang keputusan Luna. Widya menggelengkan kepala tidak setuju. Arya memeluk Widya. Widya menangis di pelukan Arya.

B. Kamar Luna - Tampak Luna mengambil foto kecilnya bersama Sekar dan Arya dari dinding. Ia mengelus wajah Sekar di dalam figura. Air mata Luna menetes di atas kaca figura. Luna memeluk figura dengan erat sambil menangis.

C. Bangku panjang di lorong sekolah - Tampak Ammar duduk membungkuk di samping Aleta. Raut wajah Ammar terlihat sedih. Ammar memberi tahu Aleta tentang rencana kepergian Luna. Aleta menutup mulutnya karena kaget. Raut wajah Aleta berubah sedih.

D. ESTABLISH - Tampak pekarangan rumah Luna di siang hari.

END MONTAGE

CUT TO


#121.INT.KAMAR LUNA — SIANG

CAST : Luna, Ammar


Tampak Luna sedang merapikan pakaian di atas ranjang. Sebagian barang-barang sudah dimasukkan ke dalam koper. Luna sudah memakai setelan kaos dan kardigan untuk berangkat.

INSERT : Tampak Ammar berdiri di depan pintu kamar Luna yang terbuka lebar. Ammar melangkah masuk ke dalam kamar.

AMMAR

(Mendekati Luna)

Mau aku bantu?


LUNA

(Menengok ke arah Ammar)

Gak usah. Ini udah mau selesai.


Ammar terlihat gelisah. Ia terus memandang Luna yang sedang merapikan pakaian dan barang-barang di dalam koper. Luna menutup koper setelah semua sudah rapi.

AMMAR (O.S)
Kamu yakin mau pergi, Luna?


Luna berdiri di depan Ammar. Ia menatap wajah Ammar yang terlihat muram.

LUNA
Aku yakin, Mar. Aku gak mau terus-menerus menjadi beban semua orang.


AMMAR
Kami sama sekali gak merasa terbebani, Luna.


LUNA

(Menatap Ammar)

Mar, aku gak akan bisa berubah selama aku masih di sini.
Aku akan terus menjadi Luna seperti yang kalian kenal. Aku gak mau, Mar.


AMMAR
Ini rumah kamu, Lun. Bukan kamu yang seharusnya pergi, tapi aku dan Ibu.


LUNA

(Menyentuh pipi Ammar)

Kamu dan ibu kamu juga bagian dalam keluarga. Jadi kalian juga berhak ada di rumah ini. Aku pergi bukan karena membenci kalian.


Air mata Ammar menetes. Ammar menundukkan kepala karena tidak sanggup memandang Luna.

LUNA (CONT'D)
Mar, aku bisa jaga diri. Jadi kamu gak perlu khawatir.


Luna tidak bisa lagi menahan tangis. Air matanya jatuh di pipi. Seketika Luna memeluk Ammar. Ammar diam tidak berkutik.

LUNA
Terima kasih udah menjaga aku selama ini. Aku bangga punya kakak seperti kamu, Kak Ammar.


Mendengar Luna memanggilnya kakak untuk pertama kali, Ammar membalas pelukan Luna. Ammar memeluk erat Luna. Air matanya terus mengalir tanpa henti.

AMMAR
Terima kasih, Luna. Terima kasih.


CUT TO


#122.EXT.STASIUN KERETA API — SORE

CAST : Luna, Ammar, Aleta, Arya (Ayah Luna), Widya (Ibu Ammar), beberapa figuran


INSERT : Tampak suasana stasiun kereta api. Beberapa orang memenuhi Peron. Suara pengumuman dari speaker terdengar nyaring setiap kali kereta berhenti di stasiun.

Tampak Luna berpamitan dengan Arya, Widya, Aleta dan Ammar secara bergantian.

ALETA

(Memeluk Luna)

Hati-hati, ya, Lun. Pokoknya kita harus berkabar setiap hari.


LUNA
Iya, Ta.


ALETA

(Melepas pelukan)

Awas kalau sampe lo ngelupain gue, gue samperin lo ke Semarang.


Luna mengangguk sambil tertawa-tawa. Kini giliran berpamitan dengan Widya. Luna memeluk Widya. Widya tidak bisa menahan tangis.

LUNA
Maafin Luna, ya, Bu. Selama ini Luna kurang bersikap baik sama Ibu.


WIDYA (IBU AMMAR)

(Mengangguk dipelukan)

Iya, Luna. Kamu jaga diri baik-baik, ya.


LUNA

(Melepas pelukan)

Iya, Bu.


Widya menghapus air mata di pipi. Luna melihat ke arah Ammar. Luna merentangkan tangan untuk Ammar.

AMMAR

(Memeluk Luna)

Baru aja aku menikmati jadi kakak yang sesungguhnya, kamu udah pergi aja, Lun.


LUNA
Masih banyak waktu, Kak. Aku pasti kembali lagi sama kalian.


AMMAR

(Melepas pelukan)

Hati-hati, Lun.


Luna mengangguk. Luna menghampiri Arya yang berdiri di samping Ammar. Luna memeluk Arya.

LUNA
Terima kasih, ya, Ayah. Ayah udah memberi aku kesempatan kali ini.


ARYA (AYAH LUNA)
Ayah cuma mau yang terbaik buat kamu, Luna. Ayah sayang sekali sama kamu.


LUNA
Aku juga sayang sama ayah.


Arya memeluk Luna erat, kemudian mengecup kening Luna.

ARYA (AYAH LUNA)
Pintu rumah Ayah selalu terbuka kapan pun kamu mau pulang.


Luna mengangguk. Terdengar nyaring pemberitahuan bahwa kereta tujuan Semarang sudah tiba. Luna melepaskan pelukan dari ayahnya. Luna melambaikan tangan sebagai perpisahan terakhir kepada semuanya. Luna menarik koper, kemudian melangkah menuju Peron. Baru beberapa langkah, Luna berhenti. Luna berbalik badan memanggil Ammar.

LUNA

(Teriak)

Kak Ammar. Sini.


Ammar terlihat bingung. Luna melambaikan jari agak Ammar datang padanya. Akhirnya Ammar berlari kecil menghampiri Luna.

AMMAR

(Berhenti di depan Luna)

Ada apa, Lun?


Luna menjinjitkan kaki agar setara dengan Ammar. Luna memegang bahu Ammar, kemudian membisikkan sesuatu di telinga Ammar. Ammar terlihat membatu di tempat. Luna kembali membawa kopernya setelah membisikkan kalimat di telinga Ammar. Luna membulatkan jari kepada Ammar, kemudian senyum-senyum menyeret kopernya menuju peron. Tampak Aleta menyusul Ammar yang masih berdiri sendirian di tempatnya.

ALETA
Kak, Ammar. Ada apa, kak? Luna bilang apa?


AMMAR

(Gelagapan)

Gak ada apa-apa, Ta.


INSERT : Tampak Luna berjalan senyum-senyum sambil mengetik pesan di ponselnya.


Terdengar satu pesan masuk di ponsel Aleta. Aleta membuka pesan dari Luna.

LUNA
Gue punya kejutan buat lo.


Aleta terdiam. Tidak lama Ammar dan Aleta saling berpandangan.

AMMAR
Malam minggu ini, kamu ada acara, Ta?


Aleta menggeleng tanpa ragu.

AMMAR
Aku jemput kamu di apart jam tujuh malam, ya.


Aleta mengangguk sambil tersenyum malu-malu.

CUT TO


#123.INT.KERETA API — SORE

CAST : Luna


Tampak Luna duduk memandang ke luar jendela kereta api yang berjalan. Luna tersenyum lebar.

LUNA (V.O)
Namaku Luna. Kaluna Qalesha. Aku seperti kebanyakan remaja lain yang memiliki kehidupan sempurna. Tetapi tidak mudah mendapatkan kesempurnaan yang telah aku miliki saat ini. Aku harus berani mengubah diriku menjadi versi yang jauh lebih berbeda.


FADE OUT

ENDING

CREDIT TITTLE

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar