A Kaluna
7. ACT.2 (2.3)

ACT.2

2.3

#62.INT.RUANG MAKAN — PAGI

CAST : Ammar, Luna, Widya (Ibu Ammar)


Tampak Widya sedang menyiapkan bekal sarapan di atas meja makan. Ammar muncul sudah memakai seragam putih abu-abu dan tas punggung.

WIDYA (IBU AMMAR)

(Melihat Ammar berjalan menghampiri)

Tumben anak ibu jam segini udah rapi?


AMMAR

(Berdiri di samping Widya)

Iya, Bu. Aku mau coba bicara sama Luna. Pasti pagi ini dia berangkat duluan lagi.
(Jeda)
Ayah mana, Bu?


WIDYA (IBU AMMAR)
Ayah masih mandi.
(Jeda)
Mar, kamu harus minta maaf sama Luna. Kamu sudah berprasangka buruk pada orang lain.


AMMAR

(Mengelak)

Tapi, Bu. Ammar tahu betul Virgo itu seperti apa. Luna harus menjauh dari dia.


WIDYA (IBU AMMAR)
Masalahnya tuduhan kamu belum terbukti, Mar.


AMMAR

(Berusaha meyakinkan)

Bu.


WIDYA (IBU AMMAR)

(Tersenyum)

Kamu persis seperti ayah kamu. Keras kepala.


Ammar senyum-senyum tidak membantah.

AMMAR

(Melirik bekal makan)

Itu buat Ammar, Bu?


WIDYA (IBU AMMAR)
Bukan. Ini buat Luna. Ibu mana tahu kalau kamu juga mau berangkat lebih awal.


INSERT : Terlihat Luna berjalan buru-buru melewati ruang makan. Ia sudah memakai seragam putih abu-abu lengkap dengan tas selempang di bahu.


Widya bergegas menyusul Luna dengan membawa bekal makan yang sudah disiapkan. Ammar masih berdiri di samping meja makan karena tidak melihat Luna lewat.

WIDYA (IBU AMMAR)

(Menghalangi jalan Luna)

Luna, tunggu. Ibu sudah siapkan bekal untuk sarapan kamu.


LUNA

(Berhenti, bicara ketus)

Aku gak lapar!


Terlihat Ammar berjalan cepat menghampiri Luna dan Widya.

WIDYA (IBU AMMAR)

(Menyerahkan bekal makanan)

Ini bawa aja, kamu masih bisa makan di jam istirahat.


Luna menampik bekal makanan dari hadapannya. Hampir saja bekal itu jatuh dari tangan Widya. Ammar terkejut melihat kelakuan Luna pada ibunya.

LUNA

(Nada tinggi)

Aku gak butuh perhatian palsu dari kalian!


Luna bergegas meninggalkan Ammar dan Widya. Raut wajah Widya terlihat sedih.

CUT TO


#63.EXT.DEPAN GERBANG RUMAH — PAGI

CAST : Luna, Ammar


Tampak halaman rumah dari kejauhan. Satu mobil terparkir di dalam halaman. Ammar terlihat lari mengejar Luna yang sudah keluar dari gerbang.

AMMAR

(Menarik tangan Luna)

Luna, berhenti.


Luna berhenti secara paksa. Ia berbalik berhadapan dengan Ammar.

AMMAR (CONT'D)

(Nada agak tinggi)

Aku tau, kamu marah sama aku. Tapi gak seharusnya kamu memperlakukan Ibu seperti itu.


LUNA

(Marah)

Aku gak pernah minta, ya, Ibu kamu, sok, perhatian sama aku.


AMMAR
Ibu bermaksud baik, Lun. Ibu tulus sayang sama kamu.


LUNA

(Emosi meluap-luap)

Apa? Sayang?
Ibu kamu itu udah merebut posisi ibu aku dari hati ayah. Dengan mudahnya Ayah melupakan ibu, padahal baru enam bulan Ibu meninggal. Enam bulan, Mar. Enam bulan.


AMMAR
Tapi Lun, selama enam tahun ini aku dan ibu udah berusaha memperbaiki keadaan.


LUNA
Kamu pikir waktu bisa mengubah keadaan?
Gak bisa, Mar! Cara paling tepat untuk memperbaiki keadaan adalah kamu dan ibu kamu pergi dari kehidupan aku dan Ayah untuk selamanya!


Luna melempar tatapan penuh kebencian sebelum ia pergi meninggalkan Ammar.

CUT TO


#64.BEGIN MONTAGE — VARIOUS LOCATIONS

CAST : Luna, Aleta, Ammar, beberapa figuran.

BACKSOUND : Musik.


A. Lapangan sekolah - Tampak bola basket melayang di udara. Semua murid di lapangan memakai seragam olahraga. Ammar dan salah satu murid di tengah lapangan menunggu bola terjatuh. Bola berhasil ditangkap musuh di depannya. Saat Ammar ingin merebut bola, lawannya segera mengoper. Pelatih dari pinggir lapangan terlihat marah-marah. Ammar terlihat tidak fokus pada pertandingan.

B. Ruang kelas X2 - Tampak guru sedang menjelaskan pelajaran di depan kelas. Luna duduk bersebelahan dengan murid laki-laki. Luna sibuk menggambar di mejanya. Aleta terus memperhatikan Luna dengan wajah khawatir.

C. Lapangan sekolah - Tampak pelatih meniup peluit. Ia memberi perintah untuk pergantian pemain. Ammar berlari keluar lapangan. Ammar mengambil botol minum di pinggir lapangan untuk membasuh wajahnya. Ia mengacak-ngacak rambut dengan wajah kesal.

D. Ruang kelas X2 - Tampak speaker dari dekat. Guru meninggalkan ruang kelas setelah bel istirahat berbunyi. Beberapa murid ikut keluar. Luna memasang earphone di telinga, kemudian beranjak dari kursinya. Aleta yang juga duduk bersebelahan dengan murid laki-laki mengurungkan niat untuk mengejar Luna. Wajahnya terlihat kusut.

END MONTAGE

CUT TO


#65.EXT.RUANG KELAS XII IPA 1 — SIANG

CAST : Ammar, beberapa figuran


Tampak Ammar sedang duduk bersandar di kursi sambil melihat ponsel. Ia sudah berganti seragam putih abu-abu. Tiba-tiba salah satu murid berteriak di depan pintu kelas.

FIGURAN SISWA
Kebakaran ....


Beberapa siswa yang ada di dalam kelas kalang-kabut. Ada yang buru-buru membawa tas keluar kelas. Ada yang masih membereskan buku di meja. Ammar terlihat kebingungan.

AMMAR

(Beranjak dari kursi menghampiri siswi yang baru masuk)

Ada apa, Mel? (Panik)


FIGURAN SISWI
Ada ledakan dari laboraturium. Apinya lumayan besar, jadi merembet ke samping perpustakaan.


AMMAR
Ok. Terima kasih, Mel.


Ammar segera berlari keluar dari ruang kelas.

CUT TO


#66.EXT.KORIDOR SEKOLAH — SIANG

CAST : Ammar, beberapa figuran


Tampak Ammar berlari di koridor menuju ruang kelas Luna. Sesekali ia bertabrakan dengan beberapa murid yang lalu lalang di koridor.


CUT TO


#67.INT.RUANG KELAS X2 — SIANG

CAST : Ammar, beberapa figuran


Tampak Ammar masuk ke dalam kelas Luna. Ia celingak-celinguk mencari Luna.

AMMAR

(Menegur siswa yang hendak keluar kelas)

Liat Luna, nggak?


Siswa itu menggeleng. Ammar terlihat kebingungan.

CUT TO


#68.EXT.LAPANGAN SEKOLAH — SIANG

CAST : Ammar, Aleta, beberapa figuran


Terdengar suara pengumuman dari lapangan sekolah agar siswa siswi tetap tenang. Tampak Ammar masuk ke dalam kerumunan. Ia masih mencari keberadaan Luna. Tiba-tiba Aleta teriak memanggil.

ALETA (O.S)
Kak, Ammaaar.


Ammar menemukan Aleta, kemudian menghampiri.

AMMAR

(Panik)

Luna sama kamu, nggak, Ta?


ALETA

(Panik)

Enggak, Kak. Justru aku juga lagi cari Luna.


AMMAR
Coba aku cari ke kantin.
(Hendak pergi)


ALETA

(Menyahut)

Di kantin juga gak ada, Kak. Aku udah cari ke sana.


Ammar tidak jadi pergi. Raut wajahnya terlihat khawatir. Tiba-tiba siswi yang berdiri di belakang Aleta menyahut.

FIGURAN SISWI
Tadi di perpus, gue sempat liat Luna baca buku di pojokan, Ta.


ALETA

(Kaget)

Apa? Terus lo liat Luna keluar gak?


FIGURAN SISWI
Gak tau, Ta. Gue udah keluar duluan sebelum ada ledakan.


ALETA

(Panik bicara pada Ammar)

Kak, jangan-jangan Luna masih di dalam perpus.


AMMAR
Aku coba cari ke sana.


ALETA
Aku ikut, Kak.


AMMAR
Gak usah, Ta, bahaya. Kamu tunggu di sini aja.


Ammar berlari meninggalkan kerumunan. Wajah Aleta tampak cemas.

CUT TO


#69.EXT.KORIDOR SEKOLAH — SIANG

CAST : Ammar, beberapa figuran


Tampak Ammar berlari di koridor menuju perpustakaan. Ammar berhenti ketika melihat beberapa guru berdiri di koridor.

FIGURAN GURU

(Menghalangi Ammar)

Ammar, kamu mau ke mana?


AMMAR
Saya mau cari adik saya, Pak. Tadi dia ada di perpustakaan.


FIGURAN GURU
Perpustakaan sudah kosong. Semua orang sudah keluar.


AMMAR

(Panik)

Tapi adik saya gak ada, Pak. Kemungkinan dia masih di dalam.


FIGURAN GURU
Api belum padam. Bahaya, Mar. Kita masih menunggu pemadam kebakaran datang.


Ammar terlihat gelisah. Tanpa berpikir panjang, Ammar menerobos para guru yang menjaga. Para guru semakin panik melihat Ammar nekat berlari menuju perpustakaan.


CUT TO


#70.INT.PERPUSTAKAAN — SIANG

CAST : Ammar, Luna


Tampak Ammar masuk ke dalam perpustakaan. Terlihat asap bergerumul memenuhi ruangan. Ammar melihat api membakar sisi kiri perpustakaan yang berdekatan dengan laboraturium.

AMMAR

(Teriak sambil menelusuri ruangan)

Lunaaa.


Pandangan Ammar terbatas karena tertutup asap tebal. Ruang perpustakaan tampak luas. Ia berlari ke sisi kanan sambil memanggil Luna berkali-kali. Begitu melewati tiang tembok di ujung ruangan, ia melihat Luna terbaring miring di sebelah rak buku.

AMMAR

(Berlari menghampiri)

Lunaaa.


Luna terlihat lemas dengan earphone masih menempel di telinga dan satu buku terbuka di sampingnya.

AMMAR

(Membangunkan Luna)

Luna, kamu masih sadar, Luna?


LUNA

(Berbicara terbata-bata dengan mata terpejam)

A-a-mmar.


Ammar mulai merasakan sesak akibat asap di dalam ruangan. Dengan sigap Ammar mengangkat Luna ala bridal style. Ammar berhati-hati mencari jalan aman untuk keluar.

CUT TO

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar