A Kaluna
6. ACT.2 (2.2)

ACT.2

2.2

ESTABLISH RUMAH LUNA

#56.INT.RUANG MAKAN — PAGI

CAST : Ammar, Arya (Ayah Luna), Widya (Ibu Ammar)


Tampak Ammar memakai seragam putih abu-abu dan Widya memakai setelan rumahan duduk berhadapan di meja makan. Widya merapikan makanan di atas meja, sementara Ammar hanya diam menunduk.

ARYA (AYAH LUNA)

(Datang menghampiri kursi di sebelah Widya, kemudian duduk)

Luna mana? Kenapa dia belum turun.


WIDYA (IBU AMMAR)
Luna sudah berangkat duluan sepuluh menit yang lalu, Mas.


ARYA (AYAH LUNA)
(Menghembuskan napas singkat dengan wajah marah)
Anak itu memang tidak bisa dipercaya. Selalu bertindak semaunya sendiri.


WIDYA (IBU AMMAR)

(Bicara tenang)

Sudahlah, Mas. Mungkin dia punya alasan berbuat seperti ini.


ARYA (AYAH LUNA)

Luna tidak bisa terus-terusan dikasih hati.

Setiap berbuat masalah, dia selalu menghindar.
(Jeda)
Kalau bukan karna kamu menahan aku, aku sudah marah besar pada Luna, Bu. Dia sudah bikin kacau acara kita.


AMMAR

(Menyahut)

Maaf, Yah. Kemaren itu murni kesalahan aku.


ARYA (AYAH LUNA)

(Nada tinggi)

Sudah, Ammar.
Ayah tidak mau mendengar kamu mengorbankan diri dan membela adikmu lagi.

(Jeda)

Luna harus belajar bertanggung jawab atas perbuatannya.


Ammar mengangguk pasrah. Widya terlihat cemas melihat Arya sudah hilang kesabaran.

CUT TO


#57.INT.RUANG KELAS — SIANG

CAST : Luna, Aleta, Guru, Figuran siswa-siswi


SFX : Bunyi bel istirahat.

Tampak Ibu Guru merapikan buku di atas meja. Beberapa murid mulai ribut. Sebagian ada yang merapikan buku dan mengobrol satu sama lain.

IBU GURU

(Berdiri di depan kelas)

Jangan lupa pelajari bab yang sudah kita bahas. Besok Ibu adakan ulangan harian.


Sebagian murid bersorak tidak terima. Ibu guru geleng-geleng sambil berjalan keluar kelas. Aleta melihat Luna beranjak dari kursinya.

ALETA

(Menyusul langkah Luna)

Lun, lo marah sama gue?


Luna tidak menjawab. Ia terus berjalan keluar kelas dengan wajah datar. Aleta yang dihiraukan, berhenti di depan pintu dengan wajah cemas.

CUT TO


#58.INT.KAMAR MANDI SISWA LAKI-LAKI — SIANG

CAST : Ammar, Virgo, Figuran siswa.


Tampak Ammar berjalan masuk ke kamar mandi. Di depan pintu ia berpapasan dengan satu murid yang hendak keluar. Ammar menuju westafel untuk mencuci tangan.


VIRGO
(Bersandar di tembok samping westafel dekat pintu masuk)
(Sinis)
Gimana rasanya jadi pahlawan?


AMMAR
(Melihat Virgo dari pantulan kaca besar di depannya sambil mencuci tangan)
Gue belum puas. Kalau aja Luna gak belain lo, gue pasti bikin lo tambah babak belur.


Virgo cengengesan. Ammar masih berdiri di depan westafel mengeringkan tangannya.

VIRGO
Jelas aja Luna marah, karena lo udah ganggu kesempatan kita buat berduaan.


Seketika Ammar bereaksi dengan menyudutkan Virgo ke tembok, lalu meletakkan lengan di leher Virgo, sehingga kepala Virgo menenggak.

AMMAR

(Geram)

Lo jangan berani macem-macem sama Luna!


VIRGO

(Cengar-cengir)

Kenapa? Lo mau bikin gue babak belur lagi di sini?


Ammar terdiam. Ia menatap Virgo dengan garang. Tak lama ia menarik lengannya dari leher Virgo.

AMMAR
Jangan menguji kesabaran gue!
Sekali aja lo berbuat macem-macem sama Luna. Gue gak akan segan menghabisi lo.


Ammar segera keluar meninggalkan Virgo. Virgo terlihat merapikan kemeja dengan wajah kesal.

CUT TO


#59.EXT.KORIDOR SEKOLAH — SIANG

CAST : Ammar, Aleta, Erika, beberapa figuran siswi.


Tampak Ammar berjalan di koridor. Terlihat tiga orang siswi yang duduk di kursi panjang depan kelas tersenyum kepada Ammar. Ammar pun membalas senyumnya. Ketiga siswi itu terlihat kegirangan begitu Ammar melewatinya. Tiba-tiba Ammar melihat Aleta berjalan sendirian agak jauh di depannya.

AMMAR

(Teriak memamggil)

Aleta.


Aleta berhenti melangkah kemudian celingak-celinguk mencari asal suara.

AMMAR (O.S)

(Masih memanggil)

Ta, Aleta.


Aleta memutar badan ke belakang begitu menemukan asal suara. Dilihat Ammar berlari kecil menghampirinya.

ALETA
(Senyum-senyum)
Kak Ammar? Ada apa, Kak?


AMMAR

(Berhenti di depan Aleta)

Gimana, Ta? Kamu udah ngomong sama Luna?


ALETA

(Menggeleng dengan wajah muram)

Belum, Kak. Dari pagi Luna menghindar terus.


AMMAR
Aku juga belum sempat ngomong apa-apa. Dari kemarin Luna sama sekali gak keluar kamar.


ALETA
Aku bingung. Gak biasanya Luna marah sama aku.


AMMAR
Maaf, ya, Ta. Gara-gara aku, kamu jadi ikut terlibat.


ALETA
Gak apa-apa, kok, Kak Ammar. Bukan salah kakak.
Kemarin, kan, aku sendiri yang bersedia ikut buat cari Luna.


AMMAR
Aku terlalu khawatir sama Luna. Virgo itu berbahaya.
Tapi, Luna gak akan dengerin omongan aku. Harapan aku cuma kamu, Ta.


ALETA
(Senyum tersipu)
Semoga aja Luna mau dengar omongan aku ya, Kak.


Ammar mengangguk. Aleta mulai kikuk.

ALETA (CONT'D)
Oya, Kak. Kamu mau ke ....


Tiba-tiba Erika yang muncul dari lapangan menggandeng lengan Ammar.

ERIKA

(Menyela)

Ternyata kamu di sini, Mar. Aku nunggu kamu di depan kantin dari tadi.


Aleta tidak jadi melanjutkan kalimat. Raut wajahnya berubah lesu melihat Erika bermanjaan dengan Ammar.

AMMAR

(Senyum kikuk)

Aku baru mau nyusul kamu ke kantin.


ERIKA
Yaudah, ayo.
(Berbicara manja untuk memanas-manasi Aleta)


AMMAR
Iya. Iya.

(Melihat Aleta)

Ta, kamu mau ke kantin juga? Bareng aja sama kita.


Wajah Erika terlihat sinis.

ALETA

(Gelagapan)

Oh, enggak, Kak. Enggak.
Aku mau ke perpus.


AMMAR
Em, ok.
Kita duluan, ya.


Aleta mengangguk pasrah. Ammar jalan melewati Aleta. Erika yang masih menggandeng Ammar, sengaja menyenggol bahu Aleta saat ia berjalan melewatinya juga. Aleta menghembuskan napas untuk meredakan emosi.

CUT TO


#60.EXT.KANTIN SEKOLAH — SIANG

CAST : Luna, Ammar, Virgo, Erika dan beberapa figuran


Tampak beberapa siswa siswi memenuhi kantin. Ammar dan Erika masuk ke kantin. Erika masih menggandeng lengan Ammar.

ERIKA

(Memelas)

Pokoknya kamu harus datang ke party aku, ya, Mar.


AMMAR
Aku gak janji, ya.
Kamu tahu, kan, Ayah Aku orangnya keras. Aku susah minta izin keluar selain urusan sekolah.


ERIKA
(Nada manja)
Yaaahh, Ammar. Kamu itu tamu spesial di acara aku. Masa kamu gak dateng.


AMMAR
Iya, aku usahakan.


Erika mendadak berhenti melangkah.

INSERT : Terlihat Virgo, Luna dan dua orang teman laki-laki Virgo duduk mengobrol di meja ujung.

ERIKA (CONT'D)

(Menarik tangan Ammar)

Ikut aku sebentar.


Erika menggiring Ammar berjalan menghampiri meja Virgo dan teman-temannya.

ERIKA
(Berhenti di samping meja)

(Senyum menyapa)

Hai, semua. Bisa ganggu sebentar, gak?


Semua yang ada di meja menoleh ke arah Erika. Termasuk Luna yang duduk berhadapan dengan Virgo. Luna beradu pandang dengan Ammar. Tatapan Luna terlihat penuh kebencian.

TEMAN VIRGO 1

(Menggoda)

Ganggu lama juga gak apa-apa.


Virgo dan teman-temannya tertawa menggoda.

ERIKA

(Memyombongkan diri)

Sorry, rayuan receh lo gak mempan buat gue.
(Jeda)
Gue cuma mau ngundang kalian ke birthday party gue minggu ini.


TEMAN VIRGO 2

(Kegirangan)

Benar, kan. Kita masih bisa party sebelum ujian.


Kedua teman Virgo terlihat kegirangan. Mereka tos satu sama lain.

VIRGO
(Mengajak)
Lo ikut, ya, Luna.


Luna agak terkejut. Begitu pun Ammar yang hanya diam di samping Aleta sedari tadi

ERIKA

(Ketus)

Sayangnya acara gue khusus buat anak kelas tiga aja.


Luna dan Virgo berpandangan, kemudian Luna mengangguk.

VIRGO
Gue akan tetap ajak Luna sebagai pasangan gue. Gak masalah, kan? Atau gue gak gabung dulu di party lo kali ini.


Kedua teman Virgo saling berpandangan mengangkat alis.

ERIKA

(Menyahut)

Ok.
Asalkan dia gak malu-maluin lo aja nanti.
Soalnya lo tau, kan, party gue cuma buat orang dewasa aja. Bukan buat anak kecil yang gak punya nyali.


Seketika Luna menatap Erika dengan sinis. Erika malah cengar-cengir menanggapi. Ammar tidak bisa berkata apa-apa. Ia hanya menatap Virgo penuh emosi.

CUT TO


#61.INT.RUANG TAMU — MALAM

CAST : Arya (Ayah Luna), Widya (Ibu Ammar)


Tampak Widya membuka pintu rumah untuk Arya. Arya masuk ke dalam, kemudian memberikan tas kerjanya kepada Widya.

ARYA (AYAH LUNA)
Luna sudah pulang, Bu?


WIDYA (IBU AMMAR)
Sudah, Mas. Dia ada di kamar.


ARYA (AYAH LUNA)

(Sambil berjalan)

Maaf aku pulang agak malam, tadi ada pertemuan dengan beberapa dosen dari luar kota.


WIDYA (IBU AMMAR)

(Ikut berjalan si samping Arya)

Iya, Mas, gak apa-apa. Kamu mandi dulu. Nanti aku siapkan makan malam.


ARYA (AYAH LUNA)
Gak usah, Bu. Tadi aku sudah makan. Aku mau bicara sama Luna.


WIDYA (IBU AMMAR)

(Berhenti)

Mas, ini sudah malam. Biarkan Luna istirahat. Aku gak mau dengar ada keributan.


ARYA (AYAH LUNA)

(Ikut berhenti)

Luna harus diperingatkan, Bu, supaya dia tidak berulah lagi.


WIDYA (IBU AMMAR)
Beri kesempatan aku untuk bicara sama Luna. Mungkin dia bisa diajak bicara baik-baik.


Arya menatap istrinya ragu. Widya tersenyum untuk meyakinkan.

ARYA (AYAH LUNA)
Baik.
Aku serahkan sama kamu. Tapi kalau Luna tidak mau dengar, terpaksa Aku yang akan turun tangan.


WIDYA (IBU AMMAR)

(Mengangguk)

Iya, Mas.


CUT TO



Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar