ACT.1
1.3
#25.INT.RUANG MAKAN — PAGI
CAST : Ammar, Arya (Ayah Luna), Widya (Ibu Ammar)
Tampak suasana ruang makan di Minggu pagi. Widya wara wiri menyiapkan sarapan di atas meja makan. Arya duduk berhadapan dengan Ammar. Sementara kursi di sebelah Ammar masih kosong.
(Datang membawa piring, kemudian duduk di samping suaminya)
(Menegaskan)
(Menyahut)
Arya menghembuskan napas singkat. Mereka mulai menyantap sarapan bersama. Ammar dan Widya saling berpandangan. Widya mengangguk memberi isyarat pada Ammar yang terlihat cemas pada situasi tegang ini.
CUT TO
#26.INT.DEPAN KAMAR LUNA — PAGI
CAST : Widya (Ibu Ammar), Luna
Widya berpijak di anak tangga terakhir di lantai atas. Tangannya membawa nampan berisi sarapan untuk Luna. Ia berjalan menuju kamar Luna dan berhenti di depan pintu.
(Mengetuk pintu)
Menunggu beberapa saat, tetapi belum ada yang menyahut.
(Teriak dari dalam)
Widya masih menunggu tanggapan dari Luna. Raut wajah Widya terlihat cemas.
Tidak ada tanggapan lagi dari Luna. Widya berjongkok untuk meletakkan nampan di depan pintu kamar Luna. Ia pun pergi dari depan kamar Luna.
CUT TO
#27.INT.KAMAR ARYA — SIANG
CAST : Arya (Ayah Luna), Widya (Ibu Ammar)
Tampak ruangan segi empat dengan kasur besar dan lemari pakaian di sudut ruangan dan meja rias kecil. Arya memakai setelan kemeja dengan jas semi formal berwarna krem dan Widya memakai dress berwarna senada.
Kamu yakin tidak mau mengajak anak-anak, Mas?
(Membetulkan kerah kemeja)
(Nada agak tinggi)
(Menatap suaminya tenang)
Arya terdiam. Raut Wajahnya terlihat ragu-ragu.
Arya melihat jam di pergelangan tangannya.
Raut wajah Widya terlihat cemas.
CUT TO
#28.INT.KAMAR AMMAR — SIANG
CAST : Ammar, Widya (Ibu Ammar)
Tampak ruang kamar minimalis bernuansa abu-abu hitam. Meja belajar di samping lemari di sudut ruangan. Tirai panjang abu-abu menutupi jendela kaca dan pintu kecil menuju balkon. Ammar duduk di sisi ranjang sedang memetik gitar. Terdengar suara pintu diketuk dari depan.
Ammar meletakkan gitarnya, kemudian berdiri membuka pintu. Ia duduk kembali di ranjang setelah membuka pintu untuk Widya.
(Ikut duduk di ranjang samping Ammar)
Ammar membungkuk dengan kepala Menunduk. Wajahnya terlihat muram.
(Bicara tenang)
(Mengelus pundak Ammar)
Ammar menengok ke arah Widya.
(Mengangguk sambil tersenyum)
(Mengangguk)
CUT TO
#29.INT.KAMAR LUNA — SIANG
CAST : Luna, Arya (Ayah Luna), Widya (Ibu Ammar)
Tampak ruangan minimalis bernuansa monokrom. Luna sedang bersandar di ranjang sambil membaca novel. Tiba-tiba terdengar suara mesin mobil menyala. Luna segera beranjak dari ranjang menuju pintu balkon. Ia mengintip ke arah halaman rumah dari balik tirai.
INSERT : Tampak mobil ke luar dari halaman rumah. Arya duduk di kursi kemudi dan Widya duduk di sebelahnya.
Luna segera mencari ponselnya di atas ranjang setelah melihat mobil sudah keluar dari gerbang. Ia segera mengirim pesan kepada Aleta.
CUT TO
#30.EXT.DEPAN RUMAH LUNA — SIANG
CAST : Luna
Tampak Luna keluar dari pintu rumah. Ia menggunakan kaos polos, kulot jeans midi dan sneaker putih dengan mini sling bag yang di selempang di bahu. Ia berjalan menuju taksi online yang sudah menunggu di depan gerbang. Taksi melaju setelah Luna masuk ke dalam mobil.
CUT TO
#31.EXT.PERSIMPANGAN JALAN — SIANG
CAST : Luna, Ammar, Virgo
Luna keluar dari taksi yang berhenti di persimpangan. Ia hendak menuju coffee shop yang ada di seberang jalan. Sebelum menyeberang, Luna berdiri di trotoar membuka tas.
(Mencari-cari)
Luna mulai melangkah hendak menyeberang. Ia masih mengobrak-abrik isi tas tanpa melihat keadaan jalanan. Terdengar suara ban mobil berdecit. Tiba-tiba Ammar muncul menarik Luna dari belakang untuk menghindar dari mobil yang hampir menabraknya.
Ammar dan Luna terjatuh bersamaan di trotoar. Siku tangan Ammar terbentur trotoar demi menahan tubuh Luna.
(Terkejut)
Luna segera berdiri, kemudian mengambil beberapa isi tas yang berserakan. Tiba-tiba Virgo (18) datang menghampiri Luna.
(Memastikan keadaan Luna)
(Buru-buru memasukan barang ke dalam tas)
Terlihat Ammar berdiri menghampiri Luna dan Virgo.
(Menyapa dengan sinis)
(Bertanya pada Luna)
(Gelagapan)
Luna segera menyeberang meninggalkan mereka. Ammar dan Virgo saling bertatapan.
CUT TO
#32.EXT.DEPAN COFFEE SHOP — SIANG
CAST : Luna, Ammar
Luna berhenti di depan Coffee Shop karena menyadari Ammar mengikuti di belakang.
(Berbalik ke belakang)
(Berhenti melangkah di hadapan Luna)
(Nada tinggi)
(Menatap kesal)
Aku lagi mau sendirian.
(Berjalan mendahului untuk menahan Luna)
Luna menatap Ammar sinis. Sementara raut wajah Ammar sangat berharap.
Luna masuk ke dalam coffee shop disusul Ammar di belakang.
CUT TO
#33.INT.COFFEE SHOP — SIANG
CAST : Luna, Ammar, Aleta, Figuran (beberapa pengunjung)
Tampak Luna dan Ammar duduk berhadapan di sudut ruangan. Satu cangkir hot cappucino dan segelas ice caramel latte di atas meja. Ammar yang mengenakan kaos stripe hitam putih terlihat gusar. Sementara Luna duduk bersandar dengan tangan berlipat di depan dada terus memperhatikan sekitar.
Luna mengabaikan Ammar yang sesekali memperhatikan Luna. Tak lama Luna melambaikan tangan kepada Aleta yang baru masuk ke dalam coffee shop.
(Berhenti di depan meja Luna)
(Datar)
Aleta terkejut melihat Ammar duduk di depan Luna.
(Gelagapan)
(Mengangkat tangan untuk menyapa)
(Cengengesan sambil duduk di samping Luna)
Luna dan Aleta saling bertatapan.
(Canggung)
(Sinis)
Ammar menunduk malu. Aleta canggung dengan situasi ini.
(Melihat Ammar bingung)
(Gelagapan)
(Menoleh ke arah Luna)
(Mencari pengalihan)
Aleta saling berpandangan dengan Ammar.
CUT TO