Meriam Karbit

Di bawah sebatang pohon manggis tampak sebuah kaleng berisi air, satu bungkusan plastik berisi bongkahan karbit, dan sebatang lilin besar yang masih menyala. Ketika Gemala berjongkok di dekat meriam karbit dan memperhatikannya dengan sungguh-sungguh, aku mematikan lilinnya. Dalam waktu bersamaan terdengar suara Gemala, "Ini karbitnya disimpan di bungkusannya lagi, Dra. Besok kan mereka ke sini lagi."

"Jangan dipegang . . . ."

Terlambat kucegah. Salah satu butiran dari pecahan karbit yang tadi ditokok anak-anak itu sudah dalam genggaman tangan Gemala. Karbit pun langsung bereaksi ketika terkena keringat di telapak tangannya. Dalam detik itu juga dicampakkannya karbit itu ke tanah.

"anas, Dra!" Gemala mengerang sambil mengibas-ngibaskan tangannya. Setitik asap tipis masih melayang-layang di depannya. Cepat-cepat kuraih tangannya. Kulit telapak tangannya tampak memerah akibat panas dari karbit.

https://m.kwikku.com/novel/read/kelap-kelip-kunang-kunang-di-telapak-tangan-dan-telapak-kaki-kami
Komentar
Rekwik
11
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)