Ditulis ulang berdasarkan diari Gemala
*

Pagi ketika pertama kali melihatmu di dalam labi-labi, aku sama sekali tidak merasa heran. Kamu tidak sendirian, kita tidak berdua saja di dunia ini.

Betapa terganggunya kita dengan kemunculannya yang tak kenal waktu. Ia bagaikan gunung es yang mulai mencair, merintangi perjalanan kita di lahan hijau.

Mau bertindak bagaimana pun supaya terhindar darinya ia belum tersingkap ilmu pengetahuan, sebagaimana belum juga ada yang dapat menjelaskan luapan perasaan seseorang yang sedang jatuh cinta.

Banda Aceh sore itu sejuk dan mendung. Anak-anak kecil berlarian dengan riangnya di taman depan mesjid. Di dalam labi-labi ketika kita diam, kata-kata yang sedang kutuliskan ini sedang menari di tengah hujan.
*

https://m.kwikku.com/novel/read/kelap-kelip-kunang-kunang-di-telapak-tangan-dan-telapak-kaki-kami
Komentar
Rekwik
4
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)