Assalamualaikum. Apa kabar, Dra!
20 novel pilihan juri diumumkan besok ya....
Mendadak jadi senang, nggak nyangka ketemu kamu di sini, nggak ada lagi keragu-raguan bahwa akun ini benaran kamu begitu baca bab pertama Kelap-kelip Kunang-Kunang.
Sudah kubaca juga semua tulisan timeline-mu yang menceritakan tentang novel ini. Senang sekali begitu mengetahui ternyata kamu masih suka menulis.
Tulisan di timeline teratas itu menjadi pendorong untuk membaca bab terakhirnya. Besok-besok di waktu luang baru baca berurutan dari bab pertamanya.
Dra, kuceritakan sekilas ketika bencana tsunami. Aku turut serta jadi relawan. Kami membersihkan rumah sakit, tapi karena suatu keperluan mendadak, aku hanya sebentar di Aceh.
Pernah bersama seorang teman aku ke rumahmu pakai motor. Jalannya sulit dilewati, puing-puing belum selesai disingkirkan, orang-orang yang sudah meninggal dunia belum semuanya dibawa ke tempat pemakaman, sebagiannya memang sudah dimasukkan ke dalam kantong jenazah.
Awalnya bingung juga menemukan lokasi rumahmu. Pohon kayu hanya terlihat satu dua di sekitaran. Hutan bakau dan rumbia tanpa bekasnya sama sekali. Tanpa halangan apapun, birunya laut dapat dilihat mulai dari jalan di samping lapangan bola. Tiba-tiba aku teringat pada jalan melengkung di depan rumahmu.
Jalan melengkung itulah sebagai penanda bahwa aku benar-benar sudah berada di tempat yang ingin kutuju. Tidak ada lagi tanaman suplir, pohon kelapa, mangga, nangka, cengkeh, juga pohon kingking. Hanya pondasi rumahmu yang terlihat di antara puing-puing.
Aku diberitahu oleh seseorang yang sedang mencari ternaknya bahwa abang dan kakakmu beserta anak-anaknya selamat, mereka lari ke jalan raya dan langsung ke tempat pengungsian dan kamu tidak berada di kampung saat itu sedangkan Bapak sedang naik haji dan Mamak sudah meninggal karena sakit beberapa tahun sebelumnya.
Dra, dari judul bab-babnya tergambar sekilas di benakku tentang novel ini. Pohon kingking, meriam karbit, memancing, ke pohon tidur, tentu saja masih kuingat. Hehehe ada ada aja kita waktu itu ya Dra!
Aku juga baca satu dua bab novel penulis lain yang ikut lomba kali ini. Bagus-bagus dan menarik. Tapi kelap-kelip kunang-kunang itu rasa-rasanya...kok aku malah mau tertawa jadinya ya Dra. Mungkin karena belum baca sampai tamat, mungkin karena aku teringat pada momen yang lucu-lucu. Aku malah jadi ingat ketika teman-teman sekolahku beranggapan bahwa kita pacaran... hehehe.
Oh ya, Dra. Biji buah kingkingnya nggak tumbuh, mungkin karena nggak secepatnya kutanam. Aku ikutan sedih, Dra, pohon kingking nggak ada lagi di sana.
Sampai di sini dulu ya Dra. Besok-besok sewaktu-waktu kulanjutkan lagi cerita-ceritanya.
Sudah sesuai kriteria juri atau pun belum, kurasa kamu masih tetap semangat menuliskan cerita-cerita berikutnya dan semoga ada yang tertarik menerbitkan kelap-kelip kunang-kunang.
Semangat, Dra!