(Part of
#bintangdilangitabuabu ) Jadwal belajar bareng kali ini di Toko Musik Juna. Berawal dari kebingungan mau belajar dimana lalu Juna ajak Naya kesana yang ternyata langsung setuju karena baginya terserahlah dimana aja yang penting bisa bersama Juna. Sesampainya mereka, langsung ke lantai 2, Studio Musik. Mata pelajaran yang Naya bahas adalah Fisika yaitu persamaan kontinuitas. Sepanjang Naya jelaskan, sepanjang itu juga Juna mendengarkan, memperhatikan lalu menghitung contoh soal yang Naya berikan. Sambil menunggu Juna selesai, Naya beranjak dari duduk memandangi sekeliling Studio lalu mengambil gitar dan terdiam karena kalau lihat gitar, ia jadi teringat awal kenal Juna juga karena gitar, he he he. Juna selesai jawab soal dan mau beri tahu Naya tapi tidak jadi begitu lihat Naya sedang memandangi gitarnya. Juna taruh pulpen dan beranjak hampiri Naya lalu bertanya, bisa mainnya Nay? Naya noleh dan menggeleng tersenyum, enggak. Juna tawarkan, mau ia ajarin? Naya langsung mengangguk senang, mau, mau! Juna tersenyum dan memperagakan bagaimana memegang gitar yang benar, Naya ikuti dengan memegang gitar Juna. Juna memegang tangan Naya, mengarahkan jari-jari Naya untuk menekan senar. Naya merasa sulit dan mengeluh karena jari-jarinya pendek. Juna langsung ketawa karena beneerrrr. Mereka berdua semakin ketawa. Namun bagaimana jika suasana itu seketika berubah menegangkan ketika Studio Musik Juna tiba-tiba Mati Lampu. Naya teriak kaget langsung membanting gitar dan memeluk Juna, JUNNN!!!! Juna jadi kaget juga, itu kenapa tangannya langsung ia angkat, entah kenapa ia jadi takut banget, degdegan dan mematung padahal gitar tadi dibanting Naya kena kakinya. Sementara Naya semakin panik, protes dan berisik, Jun mati lampu Jun, gimana dong. Juna minta Naya tenang tapi Naya protes karena ini gelap banget. Juna kesal, namanya juga mati lampu, ya gelap. Juna berusaha menghindar melepaskan tangan Naya karena mau keluar cek listrik tapi Naya semakin menarik tangan Juna, GAK MAU, IKUTT!!! Juna kesal membentak, YA, JANGAN KAYA GINI! GUA SUSAH JALAN!!! Naya langsung terdiam tapi tangannya tetap memegang tangan Juna, ia takut gelap, ia takut ditinggal tapi kayanya ia lebih takut Juna marah. Tetiba lampu nyala. Naya langsung tarik nafas lega dan Juna langsung tarik tangannya membuat Naya kaget. Juna terdiam memandang Naya dan jujur, ia jadi semakin degdegan itu kenapa ia langsung pergi aja keluar. Naya mau panggil dan mengikuti tapi tidak jadi karena ia sadar kalau Juna sepertinya beneran marah. Naya menghela napas bingung dan jadi tidak enak, ia harus gimana. Apakah ia sengaja memeluk Juna tadi? Enggak! Ia benar-benar takut gelap. Beberapa menit Naya berusaha pikirkan apa yang harus ia lakukan, apakah ia harus terus berdiam diri menunggu Juna kaya gini atau ia harus temui Juna dan minta maaf atas sikapnya? Iya, Naya rasa harus begitu. Buru-buru ia bereskan buku-buku ke dalam tas lalu pergi keluar dengan cepat menuruni anak tangga dan terdiam begitu lihat Juna sedang di meja kasir. Naya tidak percaya kalau Juna setidak nyaman ini padanya. Naya tarik napas dan menyakinkan diri untuknya langsung minta maaf lalu pulang. Naya jalan menghampiri dan memanggil Juna. Juna noleh dan bingung lihat Naya bawa tas, mau kemana? Naya katakan kalau Mamanya tiba-tiba telepon memintanya segera pulang, jadi belajarnya lanjut besok aja. Juna terdiam lalu hanya ber-Oh, yaudah, hati-hati yah. Naya mengangguk dan jalan ke luar tapi tidak lama, ia langsung balik lagi menemui Juna dan bilang kalau tadi ia kaget banget karena tiba-tiba mati lampu. Juna langsung bingung memandang Naya. Lanjut Naya lagi, ia punya alasan tiba-tiba peluk Juna, pertama, ia takut gelap, kedua, ruang studio gak ada jendela dan gelap banget, ketiga, ia gak sengaja meluk Juna karena Juna didekatnya. Juna langsung mengangguk paham, iya, iya, gapapa Nay, gapapa, santai aja. Naya meminta Juna gak perlu marah atau terganggu kaya tadi karena ia juga tidak mungkin melakukannya kalau gak kaget, jadi maaf banget. Naya langsung lari pergi. Juna langsung panggil dan keluar meja kasir mau ngejar tapi gak jadi karena tokonya gak ada orang, si Rizki masih cek gardu. Tapi maksud Juna kayanya Naya salah paham, pertama, ia tidak marah, kedua ia tidak masalah. Buru-buru Juna keluarkan handphone dan kirim pesan ke Naya kalau ia gak marah. Naya balas pesan, tapi tadi Juna membentaknya padahal ia lagi takut banget. Juna langsung balas, itu karena ia degdegan Naya tiba-tiba peluk, Juna terdiam dan langsung urungkan kalimat itu. Juna bilang itu ia lagi tahan sakit kakinya karena kena gitar yang Naya banting, terus Naya membuatnya panik juga padahal ia mau nyalain lampu supaya Naya gak takut lagi, gitu, jadi ia gak marah dan paham kenapa Naya kaya tadi. Naya terdiam baca itu, walaupun agak sedikit lega tapi tetap saja ia tidak enak. Naya balas dengan kalimat minta maaf lagi. Juna kesal bacanya karena ia benar-benar tidak marah dan tetap mau jelaskan tapi tidak jadi karena Juna rasa percuma, Naya akan selalu yakin dengan pemikirannya itu kenapa Juna langsung balas pesan Naya: iya, gua maafin...
https://m.kwikku.com/novel/read/bintang-di-langit-abu-abu-20241227065823