Pernahkah kau merasakan kematian begitu dekat denganmu. Kau bisa begitu merasakannya, sedekat nadi. Sedekat embusan napas yang masuk dan keluar begitu saja dari lubang hidung.
Bayangkanlah, di salah satu tahap kehidupanmu, seseorang yang kau bayangkan sebagai utusan-Nya datang padamu. Pada satu malam yang dingin. Malam yang sunyi tanpa suara kehidupan. Ia sekelabat mendatangimu yang terjaga. Yang barangkali sedang terbaring menatap langit-langit. Terbangun dari mimpi buruk yang tak pernah kau inginkan. Kemudian, di malam itu, sebuah embusan angin yang begitu asing menyentuh daun telingamu, mengalir, membangunkan bulu roma.
Kau pun terjaga dengan kehampaan di dada. Seperti sebuah kehilangan yang begitu besar. Tiba-tiba kau sangat takut melihat masa lalu. Kau takut mengingat orang-orang yang kau cinta. Kau takut mengingat wajah Ibu Bapakmu, orang-orang yang kau anggap dekat, dan orang-orang asing yang tak kau kenali datang begitu saja. Mereka tersenyum satu per satu dengan wajah yang ganjil. Senyum kengerian yang menudingmu—menyalahkanmu. Namun kau tak paham kesalahan apa yang kau perbuat. Mereka menatapmu dengan tajam, seolah menyalangkanmu atas sebuah masalah besar yang terjadi. Kemudian terciptalah jarak yang begitu panjang antara kau dan mereka. Kesepian mengepungmu. Kengerian mantra-mantra tiba-tiba hadir satu per satu membisikkan bahwa kau sudah dekat. Kau sudah akan pulang.
=======================================
Kisah tentang Wage, seorang pemuda yang telah diberi tahu tentang waktu kematiannya.
Komentar
Rekwik
9
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)