Disukai
0
Dilihat
2
Terlambat
Puisi

Kami mencoba untuk terus hidup,

Sambil menghidupi semangat kami,

Yang kadang ter-jeda oleh ragam peristiwa

Yang membuat kami kecewa dan tertawa

Menertawakan nasib kami,

Menertawakan diri sendiri,

Memberi bukti kami masih bisa menari di kala duka,

Tersenyum di saat terhimpit oleh paradigma sempit.

Nelangsa dan miris,

Jiwa kami ter-iris

Oleh kata dan dusta,

Yang perlahan merobek jiwa.

Oh,oh kami tetap jadi manusia,

Tapi mereka serigala berbulu domba,

Oh, oh kami tetap jadi diri sendiri,

Namun mereka telanjangi diri sendiri.



Ini mangsa kita kata jiwa mereka

Mari kita lahap dan santap, mereka hidangan lezat.

Silahkan tuan memangsa,

Silahkan tuan menipu,

Silahkan tuan merayu,

Kami takkan ter-tipu

Kami akan terus menjadi manusia

Sedangkan tuan akan jadi debu dan abu

Ber-serakan dan dibakar bersama sekam

Dalam api neraka yang tak padam

Walaupun tuan merengek pada Tuhan.

Sudah terlambat, karena pintu sudah ter-tutup rapat.

Suka
Favorit
Bagikan