Ayah... Tolong ambilkan handuk kecil dan air hangat. Baik bu. Tunggu sebentar. Sabar yah nak, demam mu akan segera berkurang. Ibu akan terjaga temani tidurmu. Suara itu mengalun merdu. Sambil terlihat air mata menetes. Sembunyikan percikan kesedihan diraut wajahnya. Kemarilah nak... Ayah membelikan sepatu baru untukmu. Agar saat kau bermain bola tak terluka. Terdengar obrolan kecil di beranda dapur. "Ayah memang ayah punya uangbelikan sepatu bola?" "Ada sedikit bu, itu uang rokok yang ayah kumpulkan, dan ayah sudah tidak merokok lagi." "Bagaimana belajarmu nak?" Pertanyaan itu kerap kali muncul menjelang malam. "Belajar yang rajin, berusaha dan berdoa yah nak." Untuk bekal kamu nanti kelak. Menjalani kehidupan ini. Perlahan aku tertegun. Tediam seribu bahasa. Aku rindu itu. Rindu ayah. Rindu Ibu. Air mata ini terus menetes Disela-sela kerut pipi ku. Yang mulai beranjak tua.