Disukai
0
Dilihat
1
Sonata Bagian ke 26, Antara Pembuluh Dan Nadi ‎
Puisi

Description

Kumpulan puisi yang saya sendiri sebut Sonata.

Puisi ini memiliki 5 larik, dimana di tiap akhir larik selalu berkaitan dengan judul. Puisi ini memiliki berbagai variasi genre, tidak hanya genre tertentu saja.

Sengaja saya acak urutannya supaya lebih membuat penasaran.

Saat ini "Antara Pembuluh dan Nadi” adalah bagian ke 26 dari Sonata.

‎(*)

‎Kematian Kematian,

‎Aku mohon aku pinta,

‎Supaya aku bisa akrab kembali,

‎Denganmu,

‎Sebab aku tak mendapat apa yang dijanjikan,

‎Tidak pula aku menepati yang aku nazarkan,

‎Datanglah padaku,

‎Ajak aku tinggal di kediaman mu,

‎Ajak nyawaku bersamamu,

‎Amin,

‎Melalui jalan yang niatku kehendaki,

‎Yaitu antara pembuluh dan nadi.

‎(**)

‎Aku berusaha keluar dari kemelekatan,

‎Tapi rasanya bagai seorang skizofrenia tanpa obat mental,

‎Merasakan gemetar dalam tubuh,

‎Dimana orang lain hanya menyatakan memahami,

‎Mengangguk-angguk namun mentertawakan,

‎Sedikit saja tak ada kemelekatan pada dunia ini,

‎Rasanya maut sudah ada di sampingku,

‎Menyatakan bahwa tibalah waktunya.

‎Memang kemelekatan ku sudah seakrab antara pembuluh dan nadi.

‎(***)

‎Suatu hari aku berucap,

‎"Aku pulang"

‎Tapi... Kupikir lagi,

‎Kalimat "pulang" tak pantas diucapkan,

‎Oleh aku yang tak punya tempat yang menjadi hak ku.

‎Aku diam mematung di pinggiran kamar,

‎Merenung dan meraung dalam batin,

‎Bertanya-tanya,

‎Akankah selamanya aku hidup begini?

‎Dan jika terus begini,

‎Aku pun berencana memotong satu-satunya yang kumiliki,

‎Yaitu urat yang mengalir di antara pembuluh dan nadi ku.

‎(****)

‎Seharusnya hari ini hari yang pantas untuk dirayakan,

‎Tetapi kepengecutankulah yang bersorak-sorai,

‎Merayakan ketidakberanian ku,

‎Tuk sekedar berdiri di luar,

‎Mendapatkan cahaya matahari.

‎Ingin rasanya kuambil pisau,

‎Dan kuhabisi kepengecutanku,

‎Yang sejak tadi,

‎Bersembunyi di antara pembuluh dan nadi.

‎(*****)

‎Seringkali si beban berpikir,

‎Apa yang ia bebankan kepada orang lain,

‎Itu adalah beban yang harus ia pikul di mentalnya,

‎Hanya menahan itu di dalam batin,

‎Dan mungkin menyimpannya sendiri,

‎Hingga mungkin ia menyiapkan tali gantungan untuk dirinya sendiri,

‎Agar mati.

‎Atau..

‎Agar beban yang ia timpakan pada orang lain dan dirinya sendiri bisa lenyap,

Ia memotong urat yang ada di antara pembuluh dan nadi.

Suka
Favorit
Bagikan