Disukai
0
Dilihat
7
Senja
Puisi

Senja, senja... sebuah nama yang memanggil rindu di cakrawala jiwa. Di saat mentari mulai meredup, menukik ke peraduannya di ufuk barat, dunia pun berubah warna. Langit, yang sebelumnya biru menawan, kini berhias gradasi jingga, merah marun, dan ungu lembut, seperti lukisan tangan dewa yang tak tertandingi.

Cahaya senja perlahan menyapa bumi, membelai dedaunan, merangkai embun di kelopak bunga, dan menyapa kulit manusia dengan lembut. Saat itu, waktu seakan berhenti, sejenak larut dalam pesona senja.

Di penghujung hari, ketika aktivitas manusia mulai mereda, senja berbisik tentang keindahan yang sederhana, tentang keajaiban yang tersembunyi di balik hiruk pikuk kehidupan. Dia berbisik tentang ketenangan, tentang refleksi, tentang kesempatan untuk merenung dan menata kembali benang-benang kehidupan yang kusut.

Senja, seperti pelukis yang mahir, melukiskan langit dengan warna-warna perasaannya. Dia menyuguhkan pertunjukan cahaya yang dramatis, merangkai cerita tentang kehidupan dan kematian, tentang awal dan akhir. Setiap hari, dia menghadirkan keajaiban yang sama, namun tak pernah kehilangan pesonanya.

Pada momen senja, bayangan memanjang, seperti lukisan siluet di atas kanvas dunia. Daun-daun berguguran, menari-nari dalam alunan angin sepoi-sepoi, seakan menyapa senja dengan gembira. Burung-burung pulang ke sarang, meringkuk dalam kehangatan keluarga, menyudahi aktivitas mereka di siang hari.

Di tengah senja yang menawan, manusia pun larut dalam keheningan. Mereka duduk di beranda, menikmati secangkir teh hangat, membiarkan pikiran mengembara, merenung tentang hari yang telah berlalu.

Senja juga menghadirkan momen-momen intim. Pasangan kekasih berpelukan di bawah langit jingga, berbagi cerita dan mimpi. Anak-anak berlarian riang, mengejar bayangan senja yang menari-nari di lapangan.

Senja, sang penyair, menukikkan kata-katanya ke dalam jiwa manusia. Dia membisikkan rasa rindu, rasa syukur, rasa haru, dan rasa damai. Senja mengingatkan manusia tentang keindahan yang sederhana, tentang kebahagiaan yang tersembunyi di balik kesibukan.

Di penghujung senja, langit perlahan meredup, bintang-bintang mulai bermunculan, menghiasi langit malam dengan cahaya yang gemerlap. Senja pun berlalu, meninggalkan jejak warna yang memikat di cakrawala jiwa. Dia pergi dengan anggun, meninggalkan pesan yang menggetarkan hati:

"Nikmati setiap momen, karena hidup ini singkat, seperti senja yang menawan."

Senja, sebuah metafora kehidupan. Indah, singkat, dan penuh makna. Dia mengingatkan kita tentang keindahan yang sederhana, tentang arti sebuah perjalanan, dan tentang kesempatan untuk merenung dan menata kembali hidup.

Senja, sebuah nama yang memanggil rindu di cakrawala jiwa. Sebuah nama yang merangkum keheningan, keindahan, dan kerinduan.

Suka
Favorit
Bagikan