Disukai
1
Dilihat
158
Sekeping Hati Yang Tersakiti
Puisi

Ketika salah melahirkan amarah, kekecewaan selalu bertengger di hati, mengoyak-ngoyak rasa yang kian menyakiti jiwa. Sepanjang waktu timbul kobaran amarah yang siap melalap jiwa. Semua porak-poranda. Jiwa-jiwa bersedih, sangat pilu, menyisakan batin yang kian terluka. Deraian air mata tiba-tiba membuncah. Hatinya kian lara merasakan perlakuannya. Tak semua hati bisa memaklumi semua sendiri, tapi kenapa yang dimaklumi malah tak bisa memahami? Setiap hati punya rasa sakit pada porsinya masing-masing

Kecewa itu wajar, karena setiap kepingan hati bisa saja tergores belati.

Mencoba menahan rasa sakit ketika sakit hati itu adalah pengorbanan. Tetapi yang dikorbankan malah menyalah artikan.

Tuhan, apakah tiada lagi setitik kebahagiaan? Harapan demi harapan kian pupus tergulung (r)asa yang kian memudar. Jarak yang kian sirna lama-lama menghilang begitu saja. Sungguh, aku tidak tahu apa maksud-Mu, kenapa kecewa memeluku lagi? Apakah karena engkau sayang padaku? Agar aku selalu memuja-Mu dan mengingat-Mu sepanjang waktu. Air mata ini seakan menjadi saksi bisu di setiap sujudku. Hanya kepadamu kumengadu, berharap ada setitik asa yang menyirami jiwa, dan bahagia memeluk raga. Menyembuhkan hati yang tadinya gundah gulana akan rasa kecewa.

Jember, 16 Maret 2025

Suka
Favorit
Bagikan