Disukai
1
Dilihat
10
Pertemuan Pertama
Puisi

Langit senja yang memeluk kita, Hembusan angin lembut menyapa jiwa, Kita berdiri, berdampingan tanpa kata, Namun seakan waktu berhenti sejenak, tak ingin pergi.

Kau datang dengan senyum yang belum pernah aku lihat, Seperti lukisan yang baru selesai diwarnai dengan cinta, Rambutmu tergerai, mata yang bersinar penuh harapan, Dan aku hanya bisa diam, terhanyut dalam keindahan yang tiba-tiba ada.

Suara tawa di sekitar kita terdengar samar, Tapi yang jelas, hanya ada kita berdua, Di antara ribuan orang yang bergerak cepat, Kita berjalan pelan, seakan dunia ini milik kita.

Kau mengenakan gaun biru itu, Dengan kilauan cahaya yang mengelilingimu, Setiap langkahmu adalah melodi yang menyentuh jantungku, Dan aku, hanya bisa mengikuti jejakmu dengan penuh rasa ingin tahu.

"Apa yang kau pikirkan?" tanyamu, dengan senyum yang lembut. Hatiku berdetak lebih cepat, aku tak tahu harus berkata apa. "Aku... aku hanya ingin menikmati detik ini," jawabku dengan pelan, Karena aku tahu, ada banyak hal yang tak perlu diucapkan.

Kita berjalan di sepanjang jalan yang dihiasi lampu-lampu kecil, Setiap lampu itu seperti cahaya yang mengiringi perjalanan kita, Kau meraih tanganku dengan lembut, dan itu membuat dunia terasa lebih hangat. Kau tak mengatakan apa-apa, tapi sentuhanmu berbicara lebih banyak.

Perasaan ini adalah kebahagiaan yang tak terucapkan, Seperti musim semi yang datang tanpa disangka, Saat kau dekat, dunia terasa penuh warna, Semua yang pernah aku tahu, seakan memudar, digantikan oleh hadirmu.

Kita duduk di sebuah kafe kecil, yang ramai dengan gelak tawa orang-orang, Tapi aku hanya bisa fokus pada matamu yang tenang. Kau bertanya tentang masa lalu, tentang impian yang belum tercapai, Tentang harapan-harapan yang tersimpan di dalam hati.

"Apakah kau percaya pada cinta?" tanyamu dengan serius, Aku terdiam, berpikir sejenak, sebelum menjawab dengan tulus, "Aku percaya, tapi hanya jika aku menemukan seseorang yang bisa membuatku merasa seperti ini, Seperti saat ini, saat aku hanya ingin berbagi waktu dengannya."

Kau tersenyum, dan aku merasa dunia ini penuh dengan cahaya. Kau mengambil cangkir kopi itu, dan aku hanya memperhatikanmu, Ada sesuatu dalam dirimu yang membuatku merasa aman, Seperti rumah yang aku cari-cari selama ini.

Kita berbicara tentang segala hal, tentang mimpi dan harapan, Tentang masa depan yang belum terbentuk, tapi rasanya begitu dekat, Dan dalam setiap kata yang kau ucapkan, aku merasa semakin jatuh, Jatuh bukan dalam kesedihan, tapi dalam kebahagiaan yang tak terucapkan.

Saat waktu mulai berjalan, dan malam mulai menyapa, Kau mengajakku keluar, untuk berjalan di bawah cahaya bulan. Kami berjalan bersama, langkah kaki kami sejajar, Dan aku merasa, untuk pertama kalinya, ada sesuatu yang lebih dari sekadar kebetulan.

Kau menatapku, dan aku merasakan sesuatu yang dalam di matamu, Sebuah janji yang belum terucapkan, sebuah harapan yang belum terwujud, Tapi aku tahu, pada malam ini, kita menemukan satu sama lain, Di bawah bintang yang menyinari jalan kita.

Kau berhenti sejenak, menarik nafas dalam-dalam, Dan aku tahu, bahwa ini adalah awal dari sesuatu yang lebih besar, Sesuatu yang mungkin akan tumbuh menjadi sebuah kisah, Kisah yang kita akan tulis bersama, halaman demi halaman.

Kita saling berpandangan, dan tak ada yang perlu dikatakan, Karena di mata kita, ada kata-kata yang lebih indah dari apapun, Ada perasaan yang lebih dalam dari semua puisi yang pernah ditulis, Dan aku hanya ingin berada di sini, di sampingmu, selamanya.

Suka
Favorit
Bagikan