Disukai
1
Dilihat
15
Perjamuan
Puisi

Perjamuan Pertama

Di rumah itu kubersaksi tentang dua orang yang sedang menatap langit luas. Dengan teriknya matahari menatap tajam di sorot mata mereka.

Dan malam dengan suasana hangatnya mengantarkan ia ke dalam khayalan tak kunjung terwujud.

Lamunan mereka terbang begitu saja dan kau mengatakan di sana akan selalu menatap dengan senyum yang membuatnya lupa segala hal. Dan itu akan tertuju pada satu tujuan.

Izinkanlah aku di sini untuk mewujudkannya bagaimanapun caranya tanpa sepengetahuanmu. Kulepaskan tali pengikat dengan perlahan sambil menghilangkan jejak raut senyummu di pikiranku.

Pada perjamuan pertama ini aku mengenal sebuah pelajaran dari jatuhnya seorang lelaki di pangkuan seorang perempuan. Dan kuberkelakar dengan puisinya Nizar Qabbani “ashadu alla illa imraata illa anti”. Aku bersaksi bahwa tidak ada perempuan selain engkau”

Perjamuan Kedua

Kali ini dari persaksian itu tingkah yang selalu aku pahami adalah dengannya bisa berbagi cerita. Tentang keindahan yang ada pada dirinya. Segala kekurangan pun tertutupi bahkan dibutakan dengan kesempurnaan penciptaannya. Tidak ada paksaan dalam agama dan tidak ada paksaan pula dalam bercinta.


Semuanya mengalir deras, mengantarkan dari hulu ke hilir tanpa beban sedikitpun. Engkau pejamkan mata tapi aku membukanya untuk melihat lebih jelas dan tidak akan tertutup sedikitpun.

Cintai ia seutuhnya jangan sebutuhnya.

Pada malam itu pukul 21.30 sambil ditemani dengan makan di pinggiran jalan terasa nikmatnya luar biasa. Malam-malam dengan isyarat dari kabar yang telah kuterima itu akan segera terwujud. Malam yang menjadi bukti ditandai angin malam yang berhembus ke tubuhku dengan perlahan seakan terasa kehadiranmu di sini. Gak ada rasa sakit yang gratis, semua itu ada bayarannya. Begitu pun dengan pesan ini harus dibayar tuntas.

Perjamuan Ketiga

Tatkala bunga di taman mekar, orang-orang mulai mendekat akan kecantikannya. Selamat telah lahirnya perempuan yang telah lama didambakan itu. Dan semuanya tersenyum bahagia menantikan kehadirannya. Tangis haru biru tak kuasa menahan.

Cahaya temaram di malam hari dan sanak saudara hingga tetangga berdatangan seraya berucap rasa syukur dengan kehadiran saudara perempuan baru.

Biasanya adat istiadat mereka selalu memuliakan anak perempuan dengan memanjakan dan menghiasi dengan pernak pernik perhiasan. Ia lahir di malam kamis. Menurut primbon jawa ia memiliki sifat “ahli surasa, mada, ngalem lan lumuh kungkulan.”

Dan ia kini telah tumbuh dewasa dalam pengawasan ibunya. Perhatian dan kasih sayangnya telah ia berikan kepada anak semata wayangnya itu. Alin, adalah wanita dengan rambut setinggi pundak, bulatan di wajahnya dan semburat mata berwarna kebiruan dengan wajah blasteran. Bentuk tubuhnya pendek tidak terlalu kurus dan ideal menggoda seperti jam pasir. Warna kulitnya terlihat terang, putih susu kemerahan. Memiliki rahang yang lembut dan pipi merah merona.

Hari ini langit mendukung dengan cuaca cerah tidak panas dan terlalu dingin. Tidak bisa kuberkata panjang lebar akan keindahannya.

Suka
Favorit
Bagikan