Disukai
0
Dilihat
1
no 9
Puisi

Hembusan angin menerpa atap rumah 

Menemani derasnya hujan 

Air demi air membuat kucing itu basah 

Memaksanya berlari menyebrangi jalan 

Seolah berputar kembali ingatan film itu 

Tentang seorang wanita yang sedang menanti 

Mengintip dibalik tirai warna biru 

Berharap kepulangan kekasih di sore hari 

Walau ia tak tau kapan sang kekasih akan tiba 

Tetapi senyumnya tidak pernah luntur dari wajahnya 

Seakan memberikan secercah cahaya di sore yang gelap 

Mengalahkan kilatan guntur di sore hari 

Betapa anggunnya gaun hitam yang ia kenakan 

Melengkapi suasana sunyi di sore itu 

Radio tua memutarkan lagu kesayangannya 

Membuatnya bersenandung mengikuti irama 

Sial!! 

Sudah berapa lama aku terlarut dalam lamunanku?! 

Entah karena cerita dalam film itu atau karena wanita itu 

Seakan-akan aku mengalami nostalgia yang tak pernah terjadi 

Nomor sembilan, nomor rumah yang tertera pada film tersebut 

Teras tanpa pagar dan dihiasi oleh beraneka ragam tanaman 

Bunga favoritnya adalah Camelia merah muda yang selalu ia letakkan di dekat pintu masuk 

Aku selalu bermimpi atau berharap 

Seseorang yang aku sayangi menungguku seperti wanita di film itu 

Membuatku terlarut dalam lamunan dan tak sadarkan diri pada kenyataan dunia 

Deras hujan menghunjam jiwaku 

Membasahi seluruh ragaku 

Memintaku untuk membuang semua khayalku 

Untuk menghadapi kenyataan yang berada di ujung jalan 

Kulangkahkan kaki menuju tempat perlindungan

Ditemani kucing yang sudah bermandikan air hujan 

Mengambil kunci yang berhias liontin

Membuka pintu kayu berkepala dua tersebut

Disambut dirimu menanti lelah kehadiran diriku 

"Hai, gimana kabar hari ini?"

Suka
Favorit
Bagikan