Disukai
1
Dilihat
9
Layaknya aku dan kamu
Puisi

"Asmaraloka Senja"

Di ufuk senja aku menanti,

layung perlahan memudar di langit hati.

Asmara melukis bayang di cakrawala,

namun rindu tetap tinggal di sela kata.

Adakah kau di balik cakrawala?

Menghitung langkah yang hilang bersama waktu.

Aku di sini,

di Asmaraloka,

meniti kenangan yang kau tinggalkan.

"Lembayung Asmara"

Kala lembayung membelai malam,

bisik angin membawa namamu, sayang.

Dalam Asmaraloka aku tersesat,

di antara rindu yang tak terbalas.

Kutulis namamu di bintang,

agar cahayanya menuntun pulang.

Namun kau tetap jauh,

di negeri cinta yang tak kumengerti.


"Asmaraloka Sepi"

Di negeri Asmaraloka,

cinta berbisik dalam sunyi.

Tak terjawab, tak terjamah,

hanya bayang yang tersisa.

Aku penari di panggung duka,

melangkah di atas sembilu rasa.

Cinta ini,

abadi dalam luka yang indah.


"Cinta dalam Asmaraloka"

Malam yang diam menyimpan janji,

di antara bintang yang tak saling sapa.

Asmaraloka mengikat jiwa kita,

di lingkaran takdir yang penuh rahasia.

Cinta ini seperti senja,

indah, namun sementara.

Aku tetap di sini,

menunggu fajar yang membawa dirimu kembali.

"Prahara Asmaraloka"

Dalam Asmaraloka aku terjebak,

antara rasa dan luka yang bertaut erat.

Prahara cinta mengguncang dada,

namun hatiku tetap setia.

Kau badai yang kucinta,

angin yang kubiarkan melukai jiwa.

Sebab tanpa kau,

Asmaraloka ini hanyalah sepi tanpa warna.

Suka
Favorit
Bagikan