Disukai
0
Dilihat
9
Hingga Detik Ini
Puisi

Kembali nyanyian gerimis mengurai sepi nan sunyinya suasana kelam

Mengoyak- mengoyak perih yang belum menyentuh kata sembuh

Lika-liku perjalanan pengobatan tak berjalan mulus seolah terantuk oleh hegemoni luka  

Perih dan pedih yang datang bertubi-tubi seakan ingin mengukir abadi aksara luka di inti kalbu

Kau tahu, aku masih terkulai letih diantara belantara sepi nan senyap seorang diri

Kerongkonganku parau tak mampu mengurai kata walau sekedar menyebut namamu .

Aku lupa, aku bersama triasih yang semu tentang kekasih telah terbuang tanpa makna

Membisu, merana dan meratap rindu yang kusam seorang diri seakan menggenapi siksaan pedih kecuranganmu..

Tahukah kau, ini tentang kuncup asmara yang tumbuh tanpa mengenal mekar

Tentang cinta yang datang untuk menjemput perih tanpa kenal batas waktu

Katamu, waktu mampu mengobati megahnya luka patah hatiku

Namun, lihatlah.. sampai detik ini, aku masih tenggelam dalam lautan duka yang tak pernah surut

Susah payah untukku mencoba sembuh, sayangnya luka telah menikam hatiku terlalu dalam

Hingga cucuran darah dan air mata mengalir tak terbendung menggenangi pusara rindu didalam kalbu

Tak perlu bersimpati atau berbelas kasih atas kemalangan dan nelangsaku

Aku pamit pergi dengan sejuta getir yang menghujam, dan atas nama rasa cinta yang terlanjur mengakar biar ku genggam luka hati ini.

Suka
Favorit
Bagikan