Apakah Anda akan menghapus komentar ini?
Apakah Anda akan menghapus komentar ini?
Chapter #1
Dei Ingam Nat A 1
Bagikan Chapter
1 Selain kata ‘pura", kata ‘wijaya" dan ‘jaya" yang asalnya dari bahasa Jawa (dan Sunda) mengalami proses penyerapan dalam bahasa keseharian suku Amungme setelah Orde Baru mengubah nama provinsi Irian Barat menjadi Irian Jaya, bukit Soekarno menjadi puncak Jayawijaya, kota Soekarno Pura menjadi Jayapura (1973).
2 Rumah kaum lelaki. (Suku Amungme tidak menyebut honai seperti dalam suku-suku lain).
3 Alat tukar dalam jual beli dari kulit kerang.
4 Perempuan usia produktif, ibu (pembagian kelompok berdasarkan usia suku Amungme).
5 Kepala seorang ibu. (Kata ningok juga digunakan untuk menyebut puncak gunung).
6 Penyelenggara perang suku atau pelaku perang suku.
7 Perang suku Amungme.
8 Daya serang dalam perang suku Amungme. Selang wem sesungguhnya berasal bahasa Uhunduni Amungme yang berarti: ular yang memagut.
9 Rumah keluarga yang berisi istri, anak perempuan sejak kecil sampai dewasa, para usia lanjut perempuan, serta anak lelaki sejak bayi sampai sebelum memasuki usia meolang (akil balig)
10 Anak perawan. Perempuan akil balig.
11 Nongowoeng ningogong semacam "penglihatan" dari arah kepala bagian belakang, yang mendekati kekuatan insting tanpa melihat gejala alam, atau kejadian yang terlihat dengan mata sesungguhnya
12 Perempuan lanjut usia, nenek. (Pembagian kelompok berdasarkan usia).
13 Anak panah paling runcing, tajam dan mempunyai kecepatan paling tinggi dengan jangkauan tempuh terjauh. Mangaye digunakan untuk memburu binatang yang mempunyai kecepatan berlari yang tinggi. Anak panah ini juga digunakan sebagai pembuka serangan, tanda dimulainya perang suku ke arah lawan.
14. Ampulat: panah berujung lurus, tidak setajam mangaye.
15 Roh yang mempunyai kekuatan untuk menyusahkan hidup manusia yang hidup. Su dipelihara induk semangnya untuk berbuat jahat.
16 Burung cenderawasih hitam ( Barotia civilata ) yang hidup endemik di gunung Yelsegel Ongopsegel atau yang kini dikenal sebagai gunung Ertsberg.
17 Rumpun dari beberapa suku yang mendiami sungai Memberamo. Etnik Tandarengga adalah penutur bahasa Warenbori.
18 Bapak Penopang Rumah (bahasa Warenbori). Penyebut ai digunakan seperti penyebutan orang tua laki-laki dari anak perempuan dan keponakan perempuan (bukan dari anak laki-laki dan keponakan laki-laki).
19 Orang yang dituakan karena punya kecakapan menyembuhkan penyakit. Kalokwang mempunyai ciri khas pintar berkomunikasi di kalangan suku Amungme.
20 Bunyi-bunyian dari suara mulut khas suku Amungme yang biasa digunakan sebagai kata sapaan, atau balasan sapaan hangat. Bunyi ini juga berfungsi sebagai kata seru bagi peziarah yang tengah mendaki ke puncak.
21 Diskualifikasi.
2 Rumah kaum lelaki. (Suku Amungme tidak menyebut honai seperti dalam suku-suku lain).
3 Alat tukar dalam jual beli dari kulit kerang.
4 Perempuan usia produktif, ibu (pembagian kelompok berdasarkan usia suku Amungme).
5 Kepala seorang ibu. (Kata ningok juga digunakan untuk menyebut puncak gunung).
6 Penyelenggara perang suku atau pelaku perang suku.
7 Perang suku Amungme.
8 Daya serang dalam perang suku Amungme. Selang wem sesungguhnya berasal bahasa Uhunduni Amungme yang berarti: ular yang memagut.
9 Rumah keluarga yang berisi istri, anak perempuan sejak kecil sampai dewasa, para usia lanjut perempuan, serta anak lelaki sejak bayi sampai sebelum memasuki usia meolang (akil balig)
10 Anak perawan. Perempuan akil balig.
11 Nongowoeng ningogong semacam "penglihatan" dari arah kepala bagian belakang, yang mendekati kekuatan insting tanpa melihat gejala alam, atau kejadian yang terlihat dengan mata sesungguhnya
12 Perempuan lanjut usia, nenek. (Pembagian kelompok berdasarkan usia).
13 Anak panah paling runcing, tajam dan mempunyai kecepatan paling tinggi dengan jangkauan tempuh terjauh. Mangaye digunakan untuk memburu binatang yang mempunyai kecepatan berlari yang tinggi. Anak panah ini juga digunakan sebagai pembuka serangan, tanda dimulainya perang suku ke arah lawan.
14. Ampulat: panah berujung lurus, tidak setajam mangaye.
15 Roh yang mempunyai kekuatan untuk menyusahkan hidup manusia yang hidup. Su dipelihara induk semangnya untuk berbuat jahat.
16 Burung cenderawasih hitam ( Barotia civilata ) yang hidup endemik di gunung Yelsegel Ongopsegel atau yang kini dikenal sebagai gunung Ertsberg.
17 Rumpun dari beberapa suku yang mendiami sungai Memberamo. Etnik Tandarengga adalah penutur bahasa Warenbori.
18 Bapak Penopang Rumah (bahasa Warenbori). Penyebut ai digunakan seperti penyebutan orang tua laki-laki dari anak perempuan dan keponakan perempuan (bukan dari anak laki-laki dan keponakan laki-laki).
19 Orang yang dituakan karena punya kecakapan menyembuhkan penyakit. Kalokwang mempunyai ciri khas pintar berkomunikasi di kalangan suku Amungme.
20 Bunyi-bunyian dari suara mulut khas suku Amungme yang biasa digunakan sebagai kata sapaan, atau balasan sapaan hangat. Bunyi ini juga berfungsi sebagai kata seru bagi peziarah yang tengah mendaki ke puncak.
21 Diskualifikasi.
Chapter Sebelumnya
Daftar Isi
Kembali ke halaman awal
Chapter Selanjutnya
Chapter 2
Dei Ingam Nat A 2
Komentar
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Rekomendasi
Novel
PANDORA 1998
Novel
Di Rumah Saja
Novel
MENOLAK LUPA
Novel
PERSEVERANCE
Flash
Untukmu
Novel
Raisan Bara
Novel
Jingga Ambang
Cerpen
Antara Musuh dan Cinta
Novel
Mahasiswa Abadi: OSPEK
Flash
NINI!
Cerpen
Day to day
Novel
Keluarga Sederhana
Novel
RESTU
Flash
Salah Mangsa
Novel
Jangan Ganggu Mbah Kung di Bulan Oktober
Novel
Seikhlas Langit
Flash
Hormat Bendera Grak !!!
Novel
DIA, AZHARKU
Cerpen
PESAWAT TERTEMBAK DI HARI LEBARAN
Novel
LOVE ME