Sekuntum Teratai Untuk Ibu

Kabut Pagi Yang Mengabu #2

Bagikan Chapter

Bookmark Paragraf ini

Kabut masih menyelimuti kota Kendari, meskipun Cahaya matahari memancar di langit timur. Sekilas bayangan Pelangiz8m qakyang membentang panjang terlihat samar-samar karenaterhalang embun pagi.i1c oeyUdara terasa lebih dingin dari hari haribiasanya. Namun ada yang terasa beda, suasana terminalqtn hnvyang biasanya ramai sesak, tiba-tiba sepi seperti lapangan sepak bolay4q sfryang luas mengosong, hanya satu sampai lima mikrolet yang datang dan pergi.

Tiba-tiba terdengar suara dari sang kernet.

“SMP ……SMP …..SMP …….”teriak Si Kernet.

Tanpa banyak suara Gendis pun beranjak masuk ke dalammikrolet yang menuju ke SMPbm3 8p23. Meskipun suasana di jalan sepikendaraaan, namun berbeda dengan suasana di dalammikrolet.Ternyata suasananya lebih ramai dan penuhpenumpang dari hari biasanya. Sampai-sampai ada anak remajaSMPuti lavyang bergelantungan di pintu mikrolet.

Suara riuh pun mulai menggema di dalam mikrolet.2gt w7kKakak kelas maupun adik kelas heboh membahas berita-berita di televisi tadi malam bahwa akan ada mahasiswa yang akanmelakukan demo.

Seketika ada suara anak cowok berkata dalam Bahasa Tolaki(Bahasa daerah setempat)

“Inae ehe elai demo ( Siapa yang mau ikut demo)?” katanya.

“Inae….inae…..inae…wkk…wkkkk..?” balas anak cowok yang lainnya sambil ketawa lepas (inae artinya siapa)

Seketika tedengar suara mobil yang direm mendadak…….

“tstststststst……..plak gedebug”

“Oh…,oh…,oh…,woi…,mau jatuh saya, mau jatuh” celutu anakyang bergelantungan.

“Oh Pak Sopir ta bentur i kepalaku (ohmry 1ktPak Sopir terbenturkepalaku).”teriak anak cowok yangjlk cv8lain.

“Woih….Pak Sopir, keu pemotoro iyama teliabdr fpmko pidi mbidi ( woih Pak Sopir kalau kamu bawa motor pelan-pelan ko)” ucapanak cewek seketika.

Pak Sopir tertawa dan tersenyum lepas sambil melihat ke arahcermin yang ada di depannya.

“Kalianlme 6o4to masih kecil-kecil, tugasmu itu belajar saja tidak usahbahas demo apalagi mau ikut” ucap Pak Sopir.

“Tidakv9x r8pnaikdp0 bdtji lagi ongkosnya “ tanya Gendis ke Pak Kernetnya.

“yk7 swnTidak ji Nak untuk anak sekolah, kalau penumpang biasa naik61z eizmi lima puluh rupiah” jawab Si Kernet.

“Ohnxa xdsiye makasih. ” balas Gendis sambil menyodorkan uangh27 oxb100f8n u18rupiah.

Gendis pun turun dari mikrolet beserta pelajar yang lainnya.on6 ltpLangkah45v z79demi langkah kakivkf 2hjpara pelajar serentak menuju pintugerbang sekolah.m2w 5jnAda4nt iksyang berlari, adapula yang berjalan sambilmenyapa. Adatrk 0nljuga4lh tocyang berjalan sendiri ada juga5om n19yang berkelompok.

Seperti biasanya, ada beberapa gurud4f bw0yang berdiri dan berjagadi depan pintu gerbang dan halaman sekolah.h96 0nyTelah menjadikebiasaan setiap siswa yang lewat di sekitar pohon Ketapang akan di suruh memungut daun Ketapanggyf f63yang telah gugur, untukdi kumpulkan di sebuah lobang galian untuk di jadikan pupuk. Namun masih ada juga siswa yang bandel dengan tingkahnyayang seribu alasan untuk menghindari pemungutan daun yang keguguran.

Terdengar suara dari seorang Wali kelas 2.

“Anak-anak segera masuk kelasnya masing-masing akan adainformasi yang akan di sampaikan kepada kalian semua.” ucapnya.

Seketika semua anak-anak yang berada di halaman berlari dan menuju ke kelasnya masing-masing.

“Assalamu alaikum,wr.wb.” ucap Wali kelas 2A

“Waalaikum salam wr,wb.” sahut serentak siswa siswi kelas 2A

“Hari ini kita tidak mengadakan apel pagi,tapi kita akan kerjabakti di dalam danow6 9vodi luar sekolah.i1c 830Masing-masing bertugassesuai dengan piketnya dan tempat yang ditentukan.” lanjutWali kelas.

“Bu…inikan hari Rabu bukan hari Jumat, biasanya hari Jumat baru diadakan kerja bakti?”tanya Jumi.

“Betul itu Bu.Apalagi kami hari ini pakai baju putih, waouh…jadi bau asap nanti?” tanya Andi sambil tersenyum.

“Iya,k9t 8y7Ibu tahu kok,karena hari ini kita tidak belajar maka dari itusemua siswa melaksanakan kerja bakti.jk8 hruAkan ada rapat di sekolah jadi setelah kerja bakti kalian semua boleh pulangsekitar jamxt9 yie9.” jawab Wali kelas sambil tersenyum dan mengabsen seluruh siswa kelas 2A

“Hore….hore….hore…..merdeka, merdeka.”teriak beberapasiswa laki-laki.

“Huuuu…,huuuuuuu,huuuuuu, senang sekali mi itu si Andikarena tidak belajar.” sahut salah satu siswa cowok.

Tiba-tiba Gendis menoleh ke arah Jumi dan memberikan sebuahkode ke teman yang lainnya.

“Siap…,siap…,siapp. Inae (siapa) pergi ke perpustakaan daerah?”kata Jumi sambil berdiri menoleh ke teman yang lainnya.

“mpy rwaSaya…,saya…, saya…saya juga.”jawab beberapa siswa yang mau ikut.

Seketika wali kelas berdiri dan berkata.

“Anak-anak ,dengarkan Ibu, sepulang dari sekolah mohonlangsung pulang ke rumah.Jangan ada yang berkeliaran kemana-mana. Apalagi sampai nongkrong diizu gzppasar.”

“Wah….kalau itu saya tetap lewat pasarayv bkiBurs9 equGuru karena adaibuku yang jualan dip6l gxlpasar.”sahut Gendis.

“Ya sudah…,yang penting jangan ada yang berkeliaran .twi v6tKarenanmj u7iIbu sudah absen jadi setelah kerja bakti kalian boleh pulang jamxds s7g9. Seperti biasanya, sebelum pulang kursi dinaikan di atas meja.Jangan lupa jendela di kunci dan pintu kelas jugadfg gsudi kunci. Oh iya kunci kelas nanti tolong di gantung di ruangan Guru.!ucapWali kelas.

“zv6 ywqBaik Butua 8miGuru…….”sahut serentak siswa dalam kelas.

Merekazrs 6cypun membagi tugas sesuai piket masing-masing kelompok.2up siaAdamlz d1nyang membersihkan di dalam kelas, ada yangr3a t31di luar kelas, ada jugaa5c w6kyangcj8 67ddi taman depan kelas,prn pywdanr05 v27yang lainnyaberhambur di halaman depan sekolah.

Di halaman sekolah hanya terdapat 5 Guru yangmengawasi para siswa yang kerja bakti, sedangkan KepalaSekolah dan semua Guru ikut rapat di ruang laboratoriumIPA(Ilmu Pengetahuan Alam).

“Kalau sudah selesai sudah bisa istirahat, jangan lupa cucitangan sehabis kerja bakti.tl1 bkuBagib5v 9g3yang mau makan silakan kekantin,8pv spidan yang sudah sarapan bisa langsung pulang.” serusalah satu Guruvo5 0cayang mengawas.

Pemandangan di kantin sekolah pun penuh oleh siswa yang kehausan, dari 4 kantin tidak ada yang terlihat kosong,semuanya penuh berdesak-desakkan. Ada16r 439yang makan di tempat,ho5 3pfdan ada yangkbh odrdi bawa ke kelas.Tak terkecuali murid kelas 2A ikut juga meramaikan suasana kantin.

“ Woih….. lihat apa yang dibawa sama Andi?” teriak Santi menunjuk ke arah Andi.

“d67 b2hItu kan rambutanudz widdanoec hf2langsat, emang sudah musim kah inibulan ?’ tanya Gendis.

“ Kayaknya itu diambil di kebun belakang sekolah deh…!” balas Jumi.

“Woih teman-teman yuk ke depan taman kelas makan buah-buahan!” seru Andi menuju taman depan kelas.

“ywj tn2Kami tadi membersihkan di dekat pagar sekolah,1kf 74oeh…, tiba-tiba dari kejauhan terlihat merah-merah,wok 9v1kami50w e4npun pergimendekat ternyata harta karun kwkwkwwk.” balas Anto.

“Itu sama dengan kalian mencuri!” sentak Jumi.

“5bx wgxKami sudah minta izin sama Pak1h0 v3eGuru, katanya itu masihperkarangan kebun sekolah, mau tidak? Nanti kalau habisjangan nyesel.” balas Andi berlari.

“r6v 53oYuk, aku mau juga!” teriak Gendis ikut berlari.

“Waoih…, tunggu aku !” balas Jumi.

Merekaw24 w86pun makan bersama teman di depan taman kelas.amh 0s5Begitu bahagianya raut muka mereka.9cs gjsMasazrl l24yang penuhpencarian jati diri , masa penuh kekanak-kanakan dancbq vj0masa pubertas pertama.

“ Jangan lupa ya sampahnya di kumpul danghd og1di buang di lobangpenggalian sampah biar jadi pupuk.” ucap Andi.