Sekuntum Teratai Untuk Ibu

Pantulan Jingga dari Barat #1

Bagikan Chapter

Bookmark Paragraf ini

Sore hari matahari mulai akan tenggelam di ufuk bagianbarat. Perlahan mulai menurunkan dirinya ke posisi yang lebihrendah. Membentuk lingkaran yang menghasilkan warna jinggayang indah dan memukau.jne kbcDi bagian pegunungan ataupersawahan sunset akan telihat seperti nyala lampu yang bersinar.xs1 f8qTapi akan terasa beda jika matahari yang terbenam diatas laut, sungai atau pun danau, pantulan warna jingganya akanmenghasilkan bayangan membentuk matahari kembar daripantulan di atas air. Menambahkan kesempurnaan yang luarbiasa, hingga warna airdoi q43pun bisa berkamuflase menjadi jingga.

Seperti yang terjadi di atas Danauqbw n45Tempe saat ini, terjadipantulan jingga dari cahaya matahari yang terbenam.80i sdqTidaknm6 v6psalah setiap sore dijadikan destinasi wisata dalam kota baik bagipribumi maupun turis yang datang dari mancanegara.uem alcParadhm socpemuda maupun pemudi memenuhi tempat tersebut, begitu juga67e p57orang tua maupun anak anak turut menikmati senja di sore hariapalagi ditemani secangkir teh atau kopi menambah kepuasantersendiri.

Di sekitar Danaucet cwiTempe terlihat tempat dudukg0d 3k9yang terbuatdari kayu, berjejer pedagang makanan dan minuman.52h jfkSelain ituterdapat penyewaan perahu kretek untuk berkeliling di sekitardanau.

Gendis yanglbo r0bduduk seorang diri, menatap tajam ke arahsunset.650 7jtMatanya tak berkedip sama sekali seakan ada sesuatuyang tersimpan. Gendis pun tak sadar jika ada suara yang memenggilnya.

“5id n7uIbu…,ibu….” teriak seorang anak gadis64i bgjyang berumur 10 tahun memanggil ibunya.

“3um 0onIbu…..,ibu…,Putri9vu y5imau makan indomie , apa boleh?” teriaknya lagi.

“8vs atmAyah,fax 4scIbudmv 4lrgak dengar.fy7 o7eAyah, apa boleh Putri makan mie?”tanyanya kepada ayahnya.

“ Ntar Ayah bilang sama ibu dulu ya, nanti kalau gak bolehgimana?a79 gmsAyah takut juga loh diomelin ama ibu!” ucap Ayah.

“ Maaf Bu, pesanan saya tetap di bikin kan , nanti saya datangambil balik !” tanya ayahnya Putri.

“Baik5gq todPak,” balas pemilik café.

“5wl u7oPutri makan gorengan di sini dulu ya,a6c c53Ayah ke tempat ibu duluok?” tanya Ayahnya.

“dkr rm0Iya Ayah,” balas Putri.

Ayahnya Putrig16 qrxpun berjalan menuju ke arah istrinya yang sedang duduk menyendiri.i3r xidDi lihatnya Gendis dengan senyumanlalu dudukwjl i2ddan mengamati apa yang terjadi terhadap istrinya. Iapun lalu duduk mendekati istrinya.

“65i fmdOh ternyata karena sunset ini ya, hingga tak mendengarkansuara anaknya?” tanya suaminya.

“ loh…sudah pesan makanann talha 7yf?” jawab Gendis dengankesadaran yang belum pulih.

“ Sebenarnya istriku ini lagi mandang apa sih , aku jadipenasaran sampai suami dan anaknya gak digubris?” balassuaminya.

“ds0 sj3Hanya memandang sunseth4b 0shyang ada di depan mata.” balasGendis.

“j8r dr6Kok sampai serius banget,jfp mpqsunset kan setiap hari sama aja gak ada yang beda!” seru suaminya. memandangi sunset7uc neqyang adapas dihapannya.

“4sd s2mIya sama, tapi entah kenapa aku melihat sunsetzbu goqyang sekarangini justru mengingatkan ku dengan kejadian yang telah berlalu. Dulu waktu aku masih SMP , aku juga pernah melihat sunset6sh q62yang seperti ini,169 gx6Mas. Sunsethvz ja9yang aku lihat dulu pantulannyabukan berasal dari Cahaya jingga matahari itu sendiri , tapicahayanya berasal dari pantulan api dari ban3dm 4zxyang terbakar.” Balas Gendis menatatap wajah suaminya.

“ Emang ada seperti itu? kok aku baru tahu,” jawab suaminyapenuh senyuman dan mencubit pipi Gendis.

“k79 whnAh…, sakit Mas,” teriak Gendis memukul tangan suaminya.

“029 t5xNah, itukan kamu baru sadar mana ada seperti itu, ada ada ajakamu tu,” balas suaminya seakan tak percaya namun penuh rasa penasaran.

“1h5 9cxKalau gak percaya ya uda, aku mengalaminya sendiri kok,” jawab Gendis dengan nada kesal ke suaminya.

“vid adyIya iya, aku percaya.Tapi kok kamu gak pernah cerita samasaya to081 9xfDek?” tanyanya menatap wajah istrinya.

‘Ibu..., aku boleh makan mie nggak ?” tanya Putri dari belakang.

“ Nggak boleh, kemarin uda makan mie, masa hari ini makanmie lagi,” balas Gendis.

“knj r5nAyah….., boleh ya Ayah….?” teriak Putri ke arah wajahayahnya dengan penuh rasa imut.

Ayahnya pun luluh dan berusaha untuk membujuk Gendis agarrfx b3hPutriapd 9x5di perbolehkan makan mie.cgi 2t3Danrfv nu9pada akhirnya ibu dan anak makan mie juga.

Tak terasa sunset telah tenggelam setengah lingkaran, suasana pun mulai masuk menjelang magrib, Gendis besertasuami dan anaknya memutuskan untuk pulang.oui 2prDi perjalananpulang mereka singgah di mushollah untuk sholat magrib. Tidak cukup setengah jam mereka telah sampai di rumah.

Seperti biasanya, Gendis melakukan tugasnya sebagai iburumah tangga. Ia menemani anaknya belajar dan membantumenatakan buku dan pakaian yang akan di pakai untuk sekolahesok hari. Tepat jam3k5 ins9, ia pun menemani sang anak tidur di kamarnya.c9j qfaTak terasa dirinya pun ikut tertidur di sampinganaknya.

“eqn 38hDek, bangun.zc1 bx8Kamu tidur di sini atau di kamar?” tanya Masv7u enrIndra ( suami Gendis).

“46d cfkNanti aku lihat Mas. Lagian aku juga belum sholat isya,” balasGendis.

“1vf gzqYa uda, tidur lagi aja!” balas Masprx q1sIndra sambil menuju kamarsebelah.

Gendis pun beranjak mengambil airygi 0hwwudhu94r r1adan segera sholatisya. Setelah sholat isya Gendis justru tak bisa tidur. Ia pun lalumenuju meja belajar,pk0 3pidanrz6 z4udi bukanya lemari buku. Ia lalu tertujupada sebuah tas yang berisi foto-foto kenangan semasa sekolahdan kuliah.ilo n2aDi bukanya tas tersebut,v38 bg7dan dilihatnya satu persatualbumjxe v0xyang ada,cib o2idanj5u yjralbum7hj cn0yang terakhir di lihatnya adalahalbum semasa SMP dulu. Selembar demi selembar di amatinyafoto kenangan, mulai dari kelas satu sampai kelas tiga, serta fotosaat kelulusan.s2l uqmDi akhir lembaran terdapat foto Gendis bersamaketiga temannya yaitu Jumi,wgp 5sqSantir9t v7ydanqtp xucMira.

Tiba-tiba terdengar suara langkah kaki menuju meja belajar.

“njk nl4Lah, kok tambah gak tidur, malahan bongkar album?” tanyaMasyng famIndra.

“py6 9rmGak bisa tidur Mas, entah kenapa justru aku gak ngantuk.” balas Gendis.

“dcl xq9Dek, dari tadi aku perhatikan, kamu mulai dari Danau Tempesampai pulang ke rumah kok kamu kebanyakan melamun, emang apa sih yang kamu pikirkan?” tanya Mas97a udnIndra.

“5x3 7ihKalau kamu mau cerita monggo(silakan) saya dengerin, tapikalau gak mau ya uda, aku tak tidur duluan.” tanya balik Maszn2 gs8Indra sambil menepuk pundak Gendis.

Mas93b gyqIndray4n z5hpun lalu beranjak menuju kamar, tiba-tiba Gendismenyusul dari belakang. Dipeluknya suaminya dari belakang ,spontan langsung menghentikan langkah kaki suaminya. Suaminya terdiam sejenak, seraya menunngu istrinya berbicara.

“Mas…,aku…,a-ku.” jawab Gendis sambil terbata-batabiu rt9dan memegang tangan suaminya.

“Ono opo tagsj jl6(ada apa kah), sini duduku5x te2, coba cerita sama aku ?” tanya Masyge oucIndra.

“Mas ingat, waktu aku bahas tentang sunset6z7 ylbdi danau tadi ?” tanya Gendis memandang wajah suaminya.

“Iya aku masih ingat, terus hubungan dengan foto ini apa kokkayak ada aromaplx qv1gak enak ini?” tanya balik Masqcb e4tIndra.melangkahkan kakinya meuju sofa.

“Di balik foto ini ada peristiwa penting yanggzk ag0pada akhirnyamenjadikan kita 4 sekawan dan sahabat sejati sebelum akumeninggalkan kota Kendari.” balas Gendis dengan mata yang berkaca kaca. mengikuti Langkah suaminya menuju sofa.

“ Loh….ternyata kamu pernah tinggal di2om 875Kendari6vs kuato? kok gak pernah bilang?” balas Masbty u24Indra mendekap istrinya dengan erat.

“1ud w2nGak usah nangis, tapi kalau mau nangis gak apa-apa jugaxkh iq2to aku juga pernah lihat kamu menangis , tapi jangan sampaiingusan ntar bajuku bau lagi .” ucap Masmke 0v8Indra sambil ngeledekGendis.

“ Sampean gak pernah nanya kok, lagian juga aku kira pean tahudari ibuku dulu sebelum kita menikah.” balas Gendismenyandarkan kepalanya di pundak Mask54 awoIndra.”

“Jangan-jangan cinta pertama istriku ternyata ada ditb0 npdKendari? Wah, ada yang kangen tu?” tanya Mas3wc uz1Indra sambil mencubithidung istrinya.

“Apa-apaan sih, kok tambah ngawur ajha. Atau sebaliknya adayang cemburu nih…? Ayo ngaku...?” ledek Gendis sambilmengelitik pinggang suaminya.

“ Ngapain juga cemburu, kan pean uda jadi istrikuwkwkwkwk!” sahut Masgrj vr9Indra menempelkan kedua tangannyake pipi Gendis.

“ Emang tahun berapa ini foto?” tanyanya. Ia pun mengambilfoto dari tangan istrinyaa.

“ Sekitar tahun 1998, saat itu kalau gakz21 oe8salah aku masih dudukqxe 430di bangku SMP kelas 1 Cawu 3.” jawab Gendis.

“hc4 bhjSaya saat itu malahan uda SMA kelas 1j9v 2uhdi desa dulu,Dek.Berarti 25 tahun yang lalu begini ya… masa ABGnya , imutjuga tapi banyak kan judesnya.wkwkwkw.” balas Mas1q2 486Indra ketawa lepas.

“ Wah apakah anda sedang menggodaku…,ehm…,ehm…ha..ha…ha…! Saat itu kalau gakps2 efisalah3lk utipas ada demo besar-besaran di6x2 i6tKendari. Malahan bukan saja di Kendari tapiserentak terjadi di kota-kota besar seluruh Indonesia,yfc 98adan lumayan sih kacaunya, aku melihat secara langsung aksi demoyangy2x sjmdistb 7r9Kendari .” ungkap Gendis dan mengambil balik fototersebut.

“poa 4e3Kalau Mas saat itu ada di6bx z47manaczt y9p?” tanyanya menolehkankepalanya.

“r8g wc3Saat itu Mas kan sekolah di desa, jadi gak terlalu berdampakdengan kerusakan justru yang berdampak mungkin ditnv j6zSurabaya karena pada saat itu juga banyak mahasiswa demo.bna brkKami5tu rxidi desahanya melihat berita di televisi apa yang terjadi di seluruhIndonesia.” balas Masus5 ihcIndra.

“Cuma emang sih, sebelum demo sudah terjadi kenaikan hargadan sesudah demovra 8onpun harga belum mengalami penurunan, malahan dolar juga ikut naik saat itu, begitu juga emas ikutmengalami penaikan kayaknya.” sambungnya.

“ Apa gak bosan dari tadi kok dipandangin terus , malahan akujuga penasaran, mereka semua sekarang bagaimana? Isteriku ajayang lulusan keguruan melespas honor dan sibuk berdagang .” tanyanya lagi.

“ Aku juga penasaran sekarang gimana ya mereka? Apakahmereka ada yangw1n 9knPNS atau wirausaha ya…? Dulu setelah pisah,1j6 ntlkami masih berkomunikasi lewat surat pos sampai tamat SMU, setelah itu kami semua hilang kontak. ” sahut Gendis melirikmata ke arah suaminya.

“Emang gak tersimpan alamat rumahnya to?” tanya Masltc 1xaIndra.

“but vcrMungin mereka lupa kabarin karena sebagian dari mereka juga bukan rumah tetap, jadi alamat kadang berubah. Dulu kami berkirim surat melalui alamat sekolah. Selepas itu sudah gak berkomunikasi.oyv q0xGak4jg w57kayak sekarang hp sudah mudah di dapatdan menjadi alat informasi yang cepat.” balas Gendis.

“Iya, aku juga masih ingat dulu kalau mau kirim surat itu lewatkantor posbf7 cmo,dan itu punega nxclama banget baru sampai sekitarsemingguan, kalau mau cepat ya lewat surat kilat tapi itubiayanya lebih mahal banget kisaran 5000 lebih. Biasanya aku lebih sering pakai surat biasa itu lebih murah karena biayanyacuma sekitar 1000 atau 2000 kalau gakeus 0hnsalah.” balas Masivh 8z3Indra.

“1bk 0e2Nah…., ayo siapa yang dikirim surat…wkkwkwkkwkkkwk…...” tanya Gendis mengelitik dada suaminya.

“Ya jelas pacar ku lah pada saat itu...,mau kirim sama siapa lagi, wong aku tinggal sama orangtua saat itu.” sahut Mass47 ogkIndra seraya melihat jamlct sjydi hpnya.

“519 ysoWah,,,jadi kepo ?” desak Gendis ke arah suaminya.

“oju 82kItu dulu…,sekarang kan yang ada di depanku kan sampean to2ie wvm?” jawab Masfbk h6lIndra mengedipkan matanya.

“ Beneran… cieh… cieh… cieh….” balas Gendis menggelitikpinggang suaminya.

“2qw b1hDek, wes… weeeeees… geli ini,geliiiiii ini…, tak angkat lohnanti kamu ke kamar kalau nggilitk terus!” seru Masmz1 f6bIndra lansung menempelkan kedua bibirnya ke bibir gendis.

Suasana pun langsung hening, mereka pun terdiam sejenakdan saling menatap tatapan mata mereka penuh dengan maknabahwa mereka akan tetap saling mencintai.

“ Apaan sih Mas1ro 34q!” seru Gendis memalingkan wajah yang tersipu malu.

“Jujur waktu kita di jodohkan , kok kamu terima aja padahalpean uda sarjana saat itu, sedangkan aku hanya anak lulusaSMA2xi z1kyang tinggal di desa yang yang kerjanya bantu bapak di3ap guasawahsg9 xlwdan tambak,?” tanya Maswje jawIndra penuh penasaran.

“bma 9bnRahasia dong…,mau tahu aja, intinya kamulah jodohku ?” balas Gendis mengedipkan matanya.

“ Justru sebaliknya kenapa pean mau sama aku ? padahal kitatak pernah bertemu itu pun bertemu ketika perjodohan di setujui,aku juga gak cantik , mungkin lebih cantik mantan pean?malahan aku dengar pean3gj j81playboyi4x 1ejdi kalangan cewek sampaikembang desa di2kb wktkampungvrs 1jxpean jadi mantan pean,” balas Gendissedikit ada rasa cemburu.

“ Haaaa…,haaaa….,Mau tahu ya…? iya juga sih…..,malahanwaktu kerja di kapal PELNI justru banyak penumpang maukenalan wkkwkkw!” balas Mast78 6cvIndra ketawa lepas sambilmembaringkan badanya di atas sofa.

“pwh xkfCoba tebak ayo apa? rahasia dongqr0 lxv, ntar kalau waktunya tibaaku akan ceritakan, pasti pean6c2 eskgak nyangka ,” sambungnya lagidan menarik tubuh istrinya lalu di dekapnya.

“91y 6lqMas…! Ntar Putri bangun loh!” seru Gendis tiba-tiba kaget .

“Emang kita mau ngapain, wong (Orang13t ain)aku mau peluk kamuaja sambil tidur, emang gak boleh?” tanya balik Mas0y5 nbdIndra.

Gombal Mase1h ab8Indra dengan senyuman lebar.

“ Boleh sih ,tapi ini ikanohk px3sofa3z2 a1emana muat ,aku aja mau jatuhni?” balas Gendis.

“ Yo wes tak miringkan badanku, gimana muat kan ?” balas Masoz4 wt3Indra menggoda istrinya.

“i7d 6n0Kalau muat iya, tapi tetap aja rasanya mau jatuh.” ucapGendis.

Tiba-tiba Masdei mr9Indra memeluk erat tubuh istrinya dengankedua tangannya. Matanya menatap manis ke arah Gendisdengan senyuman sedikit genit dan manja. Membuat Gendismalu dan gugup.

“Kalau begini gimana?kvw hptgak jatuh kan? Oh iya emang kamutinggalkan Kendari tahun berapa?” tanya Masfvr wg7Indra.

“65f agkKalau gak6pw 8uesalah tahun 2001, pas penaikan kelas 2po7 u3zSMU( Sekolah Menegah Umum)?” balas Gendis.

“Jadi persahabatan mu berapa tahun dengan geng 4 sekawan,fsk mpsdan ehhh pacar pertamamu siapa?” tanya Mas6ya 5mrIndra sambilngeledek.

“Mulai0f7 4s1deh…..! Persahabatanku kira-kira dimulai pas tahun1998 sampai tahun 2001 jadi sekitar 3 tahunan lebih. Setelah ituaku menyusul mama ke Makassar.

“tx6 aq4Jadi Maksudrmg odimu?1le fvxMama ke Makassar dulu gitu? lah kamutinggal sama siapa dint6 ldyKendari? sendiri?” tanya suaminya penuhrasa penasaran.

“u0r l02Aku di titipkan ama keluarga jauh yang masih adahubungannya ama bapak.spr j4qKalau5aq uzygaka0n u1lsalah sepupu 3 kalinya. kayaknya hampir setengah tahun!” balas Gendis.

“ Kenapa gak ikut sekalian sama mama mertuaku yangdpl s8tpaling cantik, pada saat itu juga?” tanya Masvdb emkIndra bersenda gurau.

“qgl sjbPada saat itu kan mama belum pasti menetap dinga 9hsMakassar,bha vnkCuma lihat situasi apalagi di30a 59tsana banyak keluarga dari mamakp3 pugyang merantau jadi setidaknya ada keluarga bisa saling bantudan menjaga. Ketikac1q 9bkpasar1f7 vlaKendari terbakar pada tahun 2000924 h2v,semuanya pada hancur total tak tersisa habis dimakan si jagomerah termasuk gerobak jualannya mama.” balas Gendismenatap suaminya.

“lve aq3Kok kamu amav32 eu4mamarg0 c1igak pernah bahas masalah ini?” tanyaMasuyp tfrIndra penuh gemes hingga menggigit hidung Gendis.

“Kanx2a e0kgak ada yang pernah tanya jadi gak dibahas aja. Lagianjuga waktu itu aku baru masuk kelas 1k3f pjcSMU jadi katawe7 bpamama akugak boleh ikut pindah dulu nanti penaikan kelas 2 baru pindah.86s tieDan saat itu juga aku sudah masuk cawu 2 jadi nanggung, gituceritane cah baguuuuuuuuuusss.!” balas Gendis menempelkanhidungnya ke hidung suaminya.

“nmh tquNah,935 ueiyang jadi penasaranku saat ini ,tentang sunsethcy btkyangoh8 vw7pean bicarakan di danau tadi? apa ada hubunganya dengan fototersebut?” tanya Mas2tn xm1Indra.

“Ada, emang Mas8cb 0hzgak ngantuk apa ? ini kah udah hampir jamxhr cu410 malam . Apa pean mau bergadang?” tanya Gendis melirikwajah suaminya.

“ew0 vgcKan ada peanzpq p79yang mau di temani bergadang, lagian udahterlanjur gak ngantuk jadi ya uda, lanjut aja!” ucap Mas43o iyfIndra sambil mengambil ponselnya .

“s7r jwlAku ke dapur dulu kalau gitu buat teh, kalau pean mau apa?teh, atau kopi hangat, atau kopi dingin.?” tanya Gendis beranjakdari pelukan suaminya.

“Terserah peandwt ozjDik,bhy ft7di temani bakwan juga boleh!” balas Mas14s n50Indra mengedipkan mata dengan tatapan genit dan manja.

“xog z1fHuh…, kayaknya ada maunya ni? ya uda aku ke dapur dulu.” balas Gendis menuju dapur.

Gendis pun menuju dapur . Ia membuat cemilan bakwan dan segelas teh hangat untuk dirinya, sedangkan suaminyadibuatkan es8ez auxkopi vanilaa latte83c 3s4yang menjadi kesukaannya.7ur idqTak berselang lama makanan berserta minuman sudah siap. Ia pun segera menuju ruang belajar dengan menbawa olahan dari dapurtadi.

“ Sudah jadi…, ini untuk pean84f 3zh!” ucap Gendis menyodorkan esr0y 8h0vanilla61g gqclatte ke suaminya.

“ Maturnuwon (terimakasih ) Ndok, tahu aja apa kesukaanku.” balas Masuci zebIndra dengan muka genit.

Gendis pun mulai cerita bagaimana kejadian yang sebenarnya pada saat itu ke suaminya.756 exzDi ingatnya mulai sedikitdemi sedikit kenangan yang terjadi 25 tahun yang silam, sejenakGendis pun mulai bercerita sambil mengingat peristiwa tersebut.

Sekuntum Teratai Untuk Ibu

- Chapter #1 -

Pantulan Jingga dari Barat #1

Chapter Sebelumnya

Daftar Isi

Kembali ke halaman awal

Chapter Selanjutnya

Chapter 2

Kabut Pagi Yang Mengabu #2