tega amat nimbun komen aku yg pendek di bawah 😐@anonymousyoghurt

Menyangkut masalah teknis, mungkin bisa diperiksa kembali masalah spasi. Untuk sebuah novel, pastikan jarak spasi antar paragraf selalu satu ukuran. Juga periksa kembali dialog tag dan tanda baca dari dialog yang diberi dialog tag. Ini hanya masalah teknis kecil yang mudah diperbaiki dan nantinya akan hilang dengan sendirinya jika sudah biasa.

Oke hanya itu saja, sekian dan terima kasih. Tumpukan komen ini adalah hasil tragedi hilangnya satu kesatuan komen panjangku yang musnah tak bersisa.

Seluruh komentar ini dibuat tanpa ada paksaan dan intimidasi dari pihak manapun, diketik dengan kesadaran penuh tanpa psikotropika apapun. Jika dikemudian hari terdapat permasalahan menyangkut komen ini, maka penulis komen bersedia berunding untuk mediasi dan negosiasi demi kepentingan bersama

salam AY as known as ( A.K.A ) Susu Fermentasi Tak bernama

Mengenai humornya, tak ada yang bisa dikritik. Penulis berhasil menghindari humor yang \'memaksa\' yang kadang malah menciptakan rasa tak enak karena kegaringan yang kriuk. Beruntung di kisah ini, humor ala Malika dibawakan secara mengalir, tanpa sadar pembaca nyengir, tanpa sadar pembaca ngakak, bukan karena dipaksa tertawa oleh cerita yang disteorotipkan menjadi lucu, tetapi karena kisah ini mengalir lucu dengan sendirinya. Kita menertawai segala hal yang terjadi di dalam kehidupan Malika, karena memang itu lucu dan menyenangkan.

Bakat kedua yang beruntung bisa dimiliki oleh seorang penulis, adalah kemampuan membuat tokoh ciptaannya dicintai. Ya, ketika kita membaca kisah ini, tanpa sadar hati kita diarahkan supaya bersimpati dan berempati dengan Malika, membuat diri kita memiliki keterikatan emosi dengan Malika. Jika Malika sedih, kita ikut nyesek. Jika Malika senang kita ikut cengar-cengir dan jika Malika marah kita ikut mengepalkan tangan sambil memprovokasi. Pembaca jadi mengharapkan kebahagiaan Malika, jadi bersatu secara emosi dengan tokoh cerita ini, dan jadi peduli dengan sang tokoh utama. Selamat. Kamu berhasil

Aku diminta memberikan kritik, tetapi aku bukan tipe pengkritik, ketika melihat sebuah karya, yang tampak duluan adalah kelebihannya. Membaca cerita \'sambat\' ini membuatku memikirkan tentang bakat alami seorang penulis. Kenapa? Karena, seseorang yang lancar menulis itu, biasanya dia memiliki bakat. Bakat apa? Itu adalah bakat mendongeng dalam rangkaian kata-kata.

Di cerita ini, dongengnya berhasil. Bukan hanya narasi mengalir yang membuat cerita ini bisa dinikmati dengan mudah ( tanpa sadar sudah ada di ujung cerita ) tetapi juga kemampuan penulis membawakan cerita dengan santai tetapi sarat muatan informasi. Kita senyum-senyum sendiri, kita terhibur dan di saat bersamaan, kita jadi mengenal sosok Malika dengan segala hal yang berputar di dalam otaknya, pun dengan segala konflik, dilema, permasalahan di dalam kehidupannya. Kita diajari bagaimana cara Malika memecahkan kesulitannya sambil tetap berbahagia.

Bakat kedua yang beruntung bisa dimiliki oleh seorang pen

Malika berisik, mirip aku kalo lagi ngmng kali ya -.- macem kereta jogja-jakarta