Daftar isi
#1
Hidup bukanlah hamparan bunga mawar
#2
Seekor burung di tangan bernilai dua burung di semak-semak
#3
Dalam kesusahan, orang-orang mengenal teman-temannya
#4
Dari hujan menjadi tetesan air
#5
Tidak ada seorang pun di kapal
#6
Ambil sesuatu dengan sedikit garam
#7
Menjadi tuli seperti orang-orang Hindia Timur
#8
Layaknya menjanjikan gunung emas pada seseorang
#9
Basahi dadamu
#10
Seperti memasuki perairan yang lebih tenang
#11
Layaknya mengeluarkan kuda tua dari kandang
#12
Mulailah sesuatu dengan lembaran yang bersih
#13
Taruh hati seseorang di bawah ikat pinggang
#14
Mengepel lantai dengan keran air yang terbuka
#15
Seekor monyet yang keluar dari lengan baju
#16
Patah tongkat, berjeremang
#17
Bak anjing yang menyalak di ekor gajah
#18
Petir yang menyambar di siang bolong
#19
Tanam padi tumbuh ilalang
#20
Karena nila setitik, rusak susu sebelanga
#21
Bak anjing terjepit pagar
#22
Bagai telur di ujung tanduk
#23
Bajak sudah terdorong ke bancah
#24
Air susu dibalas air tuba
#25
Dalam lautan bisa diduga, dalam hati siapa tahu
#26
Belalang yang hendak jadi elang
#27
Bagai api dalam sekam
#28
Beroleh lumpur di tempat yang kering
#29
Bagai kerbau dicucuk hidung
#30
Seperti kambing dikuliti hidup-hidup
#31
Yang dikejar tiada dapat, yang dikandung berceceran
#32
Terban bumi tempat berpijak
#33
Telah karam maka tertimpa
#34
Gajah mati karena gadingnya, harimau mati karena belangnya
Apakah Anda akan menghapus komentar ini?
Apakah Anda akan menghapus komentar ini?
Chapter #9
Basahi dadamu
Bagikan Chapter
Judul bab ini merupakan peribahasa Belanda: Maak je borst maar nat yang memiliki arti harfiah dalam bahasa Indonesia "Basahi dadamu". Ungkapan ini digunakan untuk menyatakan bahwa sesuatu akan terasa berat dan sulit dan jangan meremehkan pekerjaan di masa depan. Namun pada saat yang sama, ungkapan ini juga berati pemberi semangat. Asal usul ungkapan ini adalah kebiasaan pelaut. Mereka biasa basah kuyup saat melakukan tugas yang sangat sulit. Agar tubuh terbiasa dengan air dingin, mereka membasahi dada mereka sebelum memulai pekerjaan. Dengan melakukan itu, mereka menunjukkan bahwa mereka tidak meremehkan pekerjaan, karena mereka memang mengira akan basah kuyup.
Chapter Sebelumnya
Chapter 8
Layaknya menjanjikan gunung emas pada seseorang
Chapter Selanjutnya
Chapter 10
Seperti memasuki perairan yang lebih tenang
Komentar
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Rekomendasi
Cerpen
Janji Kelinci
Novel
Aku Ingin Kembali Ke Asal Namaku
Cerpen
SURAT BUAT JEANY
Novel
Something with you
Novel
Pengantin 98
Novel
Lelaki yang Dirindu Surga
Flash
Hutang Fiksi
Novel
Telur Manis
Novel
"Meja Kerja Ayah"
Novel
Wanita Pilihan
Cerpen
Rumah Tangga Tetangga
Flash
Rangga
Novel
Nak, Jangan Jadi Guru
Flash
Makan Di sini Apa Dibungkus?
Flash
Heaven
Novel
LUKA
Flash
Dokter Spesialis Kandungan
Cerpen
Pandanglah Langit Di Atas Sana, Maru!
Novel
Molly & Girl Called S
Novel
Limit: Rahasia Si Pencuri