Sina, seorang perempuan yang garis keturunannya punah karena sistem matrilineal yang berlaku di tanah kelahirannya Minangkabau. Setelah ditinggal pergi selama-lamanya oleh suami belahan jantung, Uda Sati, Sina harus merelakan anak perempuan satu-satunya yang sudah gadis, Mariani. Tepat di malam sebelum ia akan bertunangan. Mariani, perempuan yang diharapkan jadi penerus estafet harta pusaka dan tali keturunan kaum sudah tiada. Hidup segan, mati tak mau. Itulah yang dialami Sina. Ia habisi hari-harinya dengan merokok dan menyeruput kopi hitam. Ia teringat akan nasihat mendiang suaminya, teruslah menebar kebaikan bagi orang yang membutuhkanmu.
Suatu ketika, tibalah Riswar, saudara jauh Sina, menjemputnya dan mengajak tinggal bersama dengan 5 orang anak Riswar beserta istrinya, Wati.
Lalu, apa yang terjadi selanjutnya setelah Sina menjadi bagian dari setiap kisah keluarga Riswar?
Bagaimanakah nasib beberapa petak sawah dan sebuah rumah warisan orangtua Sina sepeninggal Mariani?
Sanggupkah Sina melaksanakan pesan dan amanah dari mendiang suaminya?