Apakah kamu akan memberikan Novel ke ?
Berikan Novel ini kepada temanmu
Masukan nama pengguna
Novel ini masih diperiksa oleh kurator
Blurb
Sebelum terkenal sebagai seorang Sufi, Rabiah memiliki hidup yang sulit. Rabiah al-Adawiyah lahir pada tahun 95 H di Bashrah. Konon saat itu orang tuanya sudah memiliki tiga orang anak sebelumnya sehingga yang keempat dinamakan Rabiah (keempat). Sejak kecil tanda-tanda bahwa Rabiah akan menjadi manusia yang "spesial" sudah tampak. Pada waktu Rabiah masih bayi, ayahnya pernah bermimpi didatangi oleh Rasulullah saw yang bersada bahwa anaknya akan menjadi tokoh yang agung derajatnya kemudian memerintahkan Sang Ayah untuk menemui Gubernur Bashrah untuk menyampaikan secarik kertas. Kertas itu bertuliskan: "Setiap hari engkau bershalawat seratus kali kepadaku. Khusus pada malam Jumat sebanyak empat ratus kali. Namun, hari Jumat kemarin engkau lupa kepadaku. Untuk itu, berikan kepada orang ini empat ratus dinar agar dosamu karena melupakanku terhapus." Setelah membacanya Gubernur Bashrah pun memenuhi perintah. Tidak berhenti di situ saja. Rabiah juga sudah hafal Al-Quran sejak usia belia. sampai akhir hidup nya Rabi'ah tidak menikah rasa cinta kepada Allah sangat dalam tidak ada satu pun yang dapat menggantikan rasa cinta nya
Namun, akibat kesulitan hidup Rabiah pun terseret dalam perbudakan. Seorang majikan membelinya untuk menghibur para sahabat majikan yang berkunjung dengan nyanyian suara Rabiah yang merdu diiringi dengan tiupan seruling. Rabiah pun gundah dengan pekerjaannya ini menimbang hatinya sudah tersentuh Al-Quran sejak kecil. Sebagai seorang ahli ibadah, Rabiah pun sering mencurahkan isi hatinya kepada Allah SWT.
Setelah lepas dari perbudakan Rabiah pun bertekad akan mengabdi kepada Kekasih Sejatinya Allah.Rabiah kembali hidup zuhud, hidup yang penuh dengan kebersahajaan seperti yang pernah dijalaninya dulu sebelum menjadi budak. Rabiah sering datang ke masjid untuk mendengarkan nasihat dari para Imam, orang-orang shalih, dan ahli zuhud. Bahkan, Rabiah tidak segan-segan mendatangi para ahli zuhud untuk mendengarkan nasihat mereka. Rabiah pun kembali mendalami Al-Quran dan Sunnah.
Rabiah menjadi ahli ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah. Rabiah pun terus menyibukkan diri untuk mengingat Allah. Rabiah pun menyebarluaskan metode pendekatan Cinta Ilahi ini. Baginya manusia harus menyembah Allah karena memang mencintainya bukan karena takut. Karena kecintaannya inilah Rabiah banyak didatangi orang untuk meminta nasihat. Pernaha suatu ketika Rabiah berlari-lari ke pasar sambil menggenggam obor dengan tangan kanannya dan seember air di tangan kirinya. Orang-orang pun keheranan dan bertanya, "Hai Rabiah, apa yang akan kaulakukan?" Rabiah menjawab, "Dengan api ini ingin kubakar surga dan dengan air ini ingin kupadamkan api neraka agar orang-orang tidak lagi menyembah Allah karena takut neraka atau mendamba surga. Aku ingin setelah ini hamba-hamba Allah menyembahNya hanya karena cinta."
Namun, akibat kesulitan hidup Rabiah pun terseret dalam perbudakan. Seorang majikan membelinya untuk menghibur para sahabat majikan yang berkunjung dengan nyanyian suara Rabiah yang merdu diiringi dengan tiupan seruling. Rabiah pun gundah dengan pekerjaannya ini menimbang hatinya sudah tersentuh Al-Quran sejak kecil. Sebagai seorang ahli ibadah, Rabiah pun sering mencurahkan isi hatinya kepada Allah SWT.
Setelah lepas dari perbudakan Rabiah pun bertekad akan mengabdi kepada Kekasih Sejatinya Allah.Rabiah kembali hidup zuhud, hidup yang penuh dengan kebersahajaan seperti yang pernah dijalaninya dulu sebelum menjadi budak. Rabiah sering datang ke masjid untuk mendengarkan nasihat dari para Imam, orang-orang shalih, dan ahli zuhud. Bahkan, Rabiah tidak segan-segan mendatangi para ahli zuhud untuk mendengarkan nasihat mereka. Rabiah pun kembali mendalami Al-Quran dan Sunnah.
Rabiah menjadi ahli ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah. Rabiah pun terus menyibukkan diri untuk mengingat Allah. Rabiah pun menyebarluaskan metode pendekatan Cinta Ilahi ini. Baginya manusia harus menyembah Allah karena memang mencintainya bukan karena takut. Karena kecintaannya inilah Rabiah banyak didatangi orang untuk meminta nasihat. Pernaha suatu ketika Rabiah berlari-lari ke pasar sambil menggenggam obor dengan tangan kanannya dan seember air di tangan kirinya. Orang-orang pun keheranan dan bertanya, "Hai Rabiah, apa yang akan kaulakukan?" Rabiah menjawab, "Dengan api ini ingin kubakar surga dan dengan air ini ingin kupadamkan api neraka agar orang-orang tidak lagi menyembah Allah karena takut neraka atau mendamba surga. Aku ingin setelah ini hamba-hamba Allah menyembahNya hanya karena cinta."
Tokoh Utama
Robiayatul Adawiyah
#1
KELAHIRAN ROBIAYATUL ADAWIYAH
#2
MASA KECIL ROBIAYATUL ADAWIYAH
#3
MASA REMAJA DAN MENJELANG DEWASA
#4
MENJADI HAMBA SAHAYA
#5
PILIHAN HIDUP TIDAK MENIKAH
#6
AWAL MULA KESUFIAN RABI'AH AL ADAWIYAH
#7
KONSEP MAHABBAH DALAM TASAWUF RABI'AH AL ADAWIYAH
#8
AKHLAK DALAM PEMIKIRAN RABI'AH AL ADAWIYAH
#9
SURGA DAN NERAKA DALAM SYAIR DAN PUISI RABI'AH AL ADAWIYAH
#10
MASA TUA DAN DAN MENINGGAL NYA RABI'AH AL ADAWIYAH
Ulasan kamu
Ulasan kamu akan ditampilkan untuk publik, sedangkan bintang hanya dapat dilihat oleh penulis
Apakah kamu akan menghapus ulasanmu?
Disukai
83
Dibaca
7k
Tentang Penulis
Umi Zaenab
-
Bergabung sejak 2020-07-10
Telah diikuti oleh 77 pengguna
Sudah memublikasikan 3 karya
Menulis lebih dari 17,240 kata pada novel
Rekomendasi dari Religi
Novel
KEMULIAAN CINTA
Umi Zaenab
Novel
Ayat yang Tak Terucap
DMRamdhan
Cerpen
Takdir Lauhul Mahfudz
Albadriyya_haw
Novel
Patah Hati di Tanah Suci
Bentang Pustaka
Skrip Film
Guru Ngaji
Eko S. Ayata
Novel
ADAPTASI
Wirda Nissa
Novel
Temaram: Ada Cinta di Balik Cinta!
Imajinasiku
Novel
Pesantren I'm Coming
zorojuro
Cerpen
Perjalanan Hidup
Erlani Puspita
Novel
Love & Happiness
Mizan Publishing
Novel
Dekapan Kematian
Mizan Publishing
Novel
Cinta yang Seharusnya
Mizan Publishing
Flash
MENJADI MANUSIA
Siti Sarah Madani
Cerpen
Penjara Suci Tempat Menempa Diri
LISANDA
Novel
Perempuan yang Menggetarkan Surga
Mizan Publishing
Rekomendasi