Apakah kamu akan memberikan Novel ke ?
Berikan Novel ini kepada temanmu
Masukan nama pengguna
Blurb
Aku sungguh-sungguh tak peduli lagi dengan kondisi yang kualami ini. Tak kuberitahu orangtua. Tak perlu ke dokter. Aku merasa sehat-sehat saja karena tetap kuat ketika bermain bola.
Tapi sorot mata dengan tatapan aneh yang orang-orang perlihatkan ketika melihatku, membuatku jadi malu. Jika ada di antara mereka yang bertanya apakah aku sedang sakit, aku jadi bingung harus berkata apa. Masih saja ada yang mengatakan aku sakit ini lah, sakit itu lah. Berada di antara mereka membuatku sangat tidak bahagia.
Pada suatu hari usai main bola, setelah membuka sepatu dan kaus kaki, aku duduk menyelonjorkan kaki di pinggir lapangan, jauh dari teman-teman. Duduk dalam kilau cahaya senja, telapak tangan dan telapak kakiku seakan-akan bergelimang kunang-kunang. Seketika itu juga di benakku terbayang kelap-kelip kunang-kunang yang berkerubung di pohon bakau, yang sering kuperhatikan pada malam hari sewaktu aku kecil dulu. Menatapnya dari atas sadel sepeda BMX-ku ketika melintas di tempat itu membuatku bahagia.
Maka pada suatu hari, ketika aku sedih memikirkan kondisi yang kualami ini, aku pun segera ke sana.
Aku semakin merasa senang ketika sedang sendirian sejak itu. Sepulang sekolah dan pada hari libur, jika aku lagi suntuk di rumah, cepat-cepat aku mengayuh pedal sepeda BMX-ku dan mengarahkannya ke sungai di pinggir kampung. Di sana sambil memancing di bawah pohon bakau terkadang aku membaca novel.
Seiring berjalannya waktu semakin sering aku ke sana. Menjauhkan diri dari teman-teman membuatku bahagia, walaupun belum juga kutahu apa yang sebenarnya terjadi denganku.
Tapi sorot mata dengan tatapan aneh yang orang-orang perlihatkan ketika melihatku, membuatku jadi malu. Jika ada di antara mereka yang bertanya apakah aku sedang sakit, aku jadi bingung harus berkata apa. Masih saja ada yang mengatakan aku sakit ini lah, sakit itu lah. Berada di antara mereka membuatku sangat tidak bahagia.
Pada suatu hari usai main bola, setelah membuka sepatu dan kaus kaki, aku duduk menyelonjorkan kaki di pinggir lapangan, jauh dari teman-teman. Duduk dalam kilau cahaya senja, telapak tangan dan telapak kakiku seakan-akan bergelimang kunang-kunang. Seketika itu juga di benakku terbayang kelap-kelip kunang-kunang yang berkerubung di pohon bakau, yang sering kuperhatikan pada malam hari sewaktu aku kecil dulu. Menatapnya dari atas sadel sepeda BMX-ku ketika melintas di tempat itu membuatku bahagia.
Maka pada suatu hari, ketika aku sedih memikirkan kondisi yang kualami ini, aku pun segera ke sana.
Aku semakin merasa senang ketika sedang sendirian sejak itu. Sepulang sekolah dan pada hari libur, jika aku lagi suntuk di rumah, cepat-cepat aku mengayuh pedal sepeda BMX-ku dan mengarahkannya ke sungai di pinggir kampung. Di sana sambil memancing di bawah pohon bakau terkadang aku membaca novel.
Seiring berjalannya waktu semakin sering aku ke sana. Menjauhkan diri dari teman-teman membuatku bahagia, walaupun belum juga kutahu apa yang sebenarnya terjadi denganku.
Tokoh Utama
Samudra
Gemala
#1
Telapak Tangan Dan Telapak Kakiku Berkeringat
#2
Aku Tak Peduli
#3
Sapu Tangan
#4
Merasa Tak Berguna
#5
Merasa Bersalah
#6
Betapa Senangnya Berada Di Lapangan Bola
#7
Turnamen Bola
#8
Di Rumah Panggung Raisa
#9
Adu Panco
#10
Karena Keringat
#11
Menulis Cerpen Bersama Teman Masa Kecil
#12
Menyendiri Di Bawah Pohon Tidur
#13
Emosi, Dijilat Lolat, Putih Telur
#14
Surat Dari Teman Masa Kecil
#15
Surat Balasan
#16
Mencari Harta Karun
#17
Merasa Menjadi Penulis Top
#18
Aku Merasa Sangat Bahagia
#19
Buah Kingking
#20
Meriam Karbit
#21
Keringat Itu Tidak Dapat Kuhentikan Dengan Sengaja Sebagaimana Kemunculannya Yang Dapat Kubuat Dengan Seketika
#22
Umurnya Seratus Lebih Telapak Tangannya Berkeringat Juga
#23
Memancing Ikan Suik Di Sungai Yang Dipenuhi Batu Nisan Berukir
#24
Kalian Pacaran, Ya?
#25
Pohon Kohler, Nonton Film, Permen Rokok
#26
Ke Pohon Tidur Untuk Terakhir Kali
#27
Senang Hatiku
#28
Sungguh Senang Hatiku
#29
Kejuaraan Catur Beregu
#30
Oh, Berarti Putih Telur Hanya Bisa Untuk Mengecilkan Pori-Pori Di Wajah
#31
Kembali Menjadi Sosok Yang Mereka Kenal
#32
Rasa Senang Hatiku Masih Terasa
#33
Pelajaran Berharga Bagiku Supaya Terus Beradaptasi Dengan Kondisi Yang Kualami
#34
Pemilihan Ketua Kelas
#35
Lomba Masak
#36
Cabut
#37
Dijemur Di Lapangan Upacara
#38
Kumpul Uang Untuk Beli Nasi Bungkus
#39
Labi-Labi Berhenti Di Rumah Kamelia
#40
Di Warkop Balia
#41
Tidak Semua Orang Bermaksud Menyinggung Perasaanku
#42
Di Rumah Sri Aku Menjelaskan Tentang Hiperhidrosis Primer Kepada Teman-Teman
#43
Ke Telepon Umum Menelepon Gemala
#44
Ke Rumah Kak Vivi
#45
Jejakmu Akan Kukenang Dalam Tulisan
Ulasan kamu
Ulasan kamu akan ditampilkan untuk publik, sedangkan bintang hanya dapat dilihat oleh penulis
Apakah kamu akan menghapus ulasanmu?
Kamu harus masuk terlebih dahulu untuk mengirimkan ulasan, Masuk
Mengambil sudut pandang yang jarang digunakan penulis lain, sekaligus berhasil menggali kedalaman sampai ke akar permasalahan cerita. Naskah terasa mengalir lambat di awal, yang mengandung strategi dalam pembangunan cerita. Ini tergolong naskah yang cerdas.
Menarik nih kisahnya. Tentang masa remaja di tahun 90an. Jadi ingat masa masa itu.
Disukai
41
Dibaca
1.9k
Tentang Penulis
Dirman Rohani
-
Bergabung sejak 2020-01-01
Telah diikuti oleh 516 pengguna
Sudah memublikasikan 7 karya
Menulis lebih dari 149,684 kata pada novel
Rekomendasi dari Drama
Novel
Kelap-Kelip Kunang-Kunang di Telapak Tangan dan Telapak Kaki Kami
Dirman Rohani
Flash
Orang Menyebalkan
Impy Island
Cerpen
Dahaga
Zaki S. Piere
Novel
T(EARS)
Endah Puspitasari
Novel
LELAKI GEMULAI
Husni Magz
Novel
Bintang Lapangan
Kenon BB
Skrip Film
ABOUT LAST NIGHT
handiko suharso
Cerpen
Kesuksesan Anak Pertama
cia
Cerpen
Bukan Sekedar Tanggal
Anisah Ani06
Novel
Rayla
Rivaldi Zakie Indrayana
Novel
BINGKISAN DI BAWAH MEJA
Efi supiyah
Novel
Kapan dan Bagaimana Hidup Mesti Diakhiri
Mufti Wibowo
Flash
SETENGAH PRIA SETENGAH WANITA
DENI WIJAYA
Novel
Kumpulan Cerita Anak
Rifan Nazhip
Novel
Titik Nadir
Syafaa Dewi
Rekomendasi
Novel
Kelap-Kelip Kunang-Kunang di Telapak Tangan dan Telapak Kaki Kami
Dirman Rohani
Novel
Kisah Para Penyamun dan Tujuh Pemberani
Dirman Rohani
Novel
Gunawan dan Rosela
Dirman Rohani
Novel
Robot Jahat
Dirman Rohani
Flash
Mahar Uang Digital
Dirman Rohani
Flash
Pamanku Pendiam
Dirman Rohani
Cerpen
Pantai Rahasia Paman Yusuf
Dirman Rohani