KAU, AKU DAN GELORA REVOLUSI
Chapter #27
Bab 25 1969
Bagikan Chapter
Chapter ini masih diperiksa oleh kurator
  • Bookmark Paragraf ini
  • [1] Pada tahun 1964-1965 koran Bintang Timur menjadi salah satu ladang tokoh PKI "menggaet" Massa. Salah satunya anggota Comite Central PKI bernama Njoto. Sumber : https://www.harapanrakyat.com/2022/12/koran-bintang-timoer-revolusioner-dan-ramah-pki/



    [2] Permusuhan, balas dendam



    [3] Sabdo Pandito Ratu diambil dalam kalimat utuhnya "Sabdo Pandito Ratu tan keno wola wali" artinya adalah "Perkataan Raja atau Penguasa menjadi dasar hukum yang wajib dipatuhi.

    [4] Berasal dari bahasa Sansakerta yang mempunyai arti "mereka yang sadar atau yang mendapat pencerahan sejati."

    [5] Kutipan dari tulisan Pramoedya Ananta Toer, "Maaf Atas Nama Pengalaman." Menurut Pramoedya Ananta Toer -sambil mengutip Prof.H. Resink,. Sultan Agung gagal menghalau koloni kecil Batavia pada 1629. Kekalahan itu membuat Mataram kehilangan Laut Jawa. Untuk menghilangkan malu yang diderita, untuk mempertahankan kewibawaan Mataram, para pujangga Jawa berceloteh, bahwa pendiri Mataram, ayah Sultan Agung, mempersunting puteri Laut Selatan, Nyi Roro Kidul. Untuk menyatakan bahwa Mataram masih memiliki keterlibatan dengan laut.

    [6] Tempat/ sesuatu untuk melarikan diri.

    [7] Terdorong kecantikan Ken Dedes dan ambisinya yang besar, Ken Angrok -yang terkenal lihai dalam tipu muslihat- berhasil membunuh suaminya (Ken Dedes) yang adalah Bupati Tumapel. Tumapel sendiri berada dalam kekuasan Kerajaan Kediri yang sudah lemah sehingga tidak dapat berbuat apa-apa terhadap Ken Angrok. Sebaliknya, dalam pertempuran yang menentukan di Ganter pada 1222 Masehi, Ken Angrok berhasil pula mengalahkan Raja Kertajaya, Raja terakhir Kediri.

    [8] Lihat, Bumi Manusia, karya Pramoedya Ananta Toer, hal.332.
    Chapter Sebelumnya
    Chapter 26
    Bab 24 1965
    Chapter Selanjutnya
    Chapter 28
    Bab 26 Pulau Buru
    Komentar
    Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar