Sejak tiga tahun lalu Rani memiliki impian yang baru, impian untuk mengubah nama Kota Pelukis menjadi Kota Lukisan, juga untuk menjadikan anak-anak yatim menjadi penguasa negeri ini. Maka dari itu, Rani mulai mengumpulkan seluruh anak yatim yang dia jumpai. Setelahnya dia pula rawat anak-anak yatim itu, dia beri makan, dia beri tempat tinggal, juga dia ajarkan mereka melukis.

"Tapi, bukankah semua penguasa sama saja?"

"Tidak, sebab anak-anak yatim yang aku kumpulkan akan kujadikan pelukis. Asal kau tahu, pelukis adalah orang yang jujur. Pelukis melukis menggunakan hati, mereka mengungkapkan isi hati, bukan isi pikiran. Isi pikiran penuh dengan kebohongan, tapi hati tidak akan pernah berbohong. Maka aku percaya kalau anak-anak yatim didikanku nanti akan menjadi penguasa yang jujur, penguasa yang memimpin dengan hati."