Setiap orang adalah pemeran utama dalam kehidupan masing-masing. Sehingga wajar saja apabila salah satu dari kita ingin membuat alur cerita tersendiri. Meski hakikatnya Tuhanlah penentu hasil segala rencana dan upaya kita.

Namun, hal itu tampaknya sukar berlaku bagi Azzam dan Sasha (kakak-beradik) yang terlahir dianggap sebagai hutang, lagi tak diizinkan menjadi pemeran utama dalam kehidupannya tersendiri, khususnya ketika memutuskan sesuatu. Segala keputusannya cenderung selalu dihakimi. Kasih sayang yang semestinya menguatkan, malah justru melemahkan. Apalagi kenyataan sosok yang melahirkan keduanya cenderung menganggap mereka sebagai berlian dan kompetitor yang mesti dipantau ketat dalam satu waktu.

Di tengah gempuran pertanyaan kapan nikah, dan umurnya yang hampir menginjak 30 tahun, Azzam ingin menyudahi masa lajangnya. Begitu pula, adiknya Sasha yang ingin meraih cita-citanya sembari melihat indahnya dunia di luar sana. Akankah mereka berhasil?