Daftar isi
#1
Prolog
#2
Prodeo: Ya, pasrah dan berserah kepada Yang Mahakuasa. Ketika seorang manusia merasa hidupnya begitu buntu, kedua rasa inilah yang kemudian meningkat tajam.
#3
Setiap Malam: Kita harus sadar. Harus eling, harus ikhlas. Bukankah kita sudah diberi kesempatan mereguk segala kenikmatan?
#4
Solidaritas Pengamen: Kumandang azan shalat Isya telah lama berlalu, menandakan sudah waktunya bagi sebagian orang menghentikan kegiatan sehari-hari.
#5
Anak Bijak: Jelajahilah dunia untuk dijadikan bahan pelajaran. Sebagaimana orang bijak terdahulu berpesan: banyak berjalan banyak dilihat, banyak pengalaman banyak pelajaran.
#6
Tamu Istimewa: Sungguh berbeda tingkatan keyakinan dan keimanan manusia yang berilmu dengan manusia yang sekadar menjalani hidup tanpa ilmu. Bagi saya, ilmu adalah senjata untuk mengatasi segala macam masalah.
#7
Ning Sewu Wulan: Apa kita berani mengatakan Tuhan tidak ada, tidak menyaksikan, tidak memberikan rezeki, hingga mengambil keputusan yang menyesatkan?
#8
Dedikasi: Bayangan masyarakat umum terhadap seorang tentara itu beragam. Kerap kali berubah menurut waktu, tempat, dan apa yang dialami ketika itu.
#9
Ujub: Wibawa tidak identik dengan kegagahan, status sosial di masyarakat, atau kekayaan.
#10
Preman Cap Terong: Berbuat baiklah dengan cara yang tepat.
#11
Doa Pilihan: Hidup selalu berubah. Satu-satunya yang tidak berubah adalah perubahan itu sendiri. Jadi jangan pernah putus harapan.
#12
Guru Kehidupan: Pelajaran hidup bisa datang dari siapa saja dan di mana saja.
#13
Kesempatan Pantalon: Kita boleh berencana, tetapi Tuhan yang menentukan.
#14
We are Nothing: Kehidupan adalah sebuah kesempatan yang dihadirkan begitu istimewa di depan kita. Di antara dua titik lahir dan mati itu, terbentang kesempatan bagi setiap insan untuk mengukir manfaat di dalamnya.
#15
Menjadi yang Terbaik: Siapa pun kita, apa pun kesempatan yang mampir dalam hidup kita, hendaknya kita jalani dengan kemampuan terbaik.
#16
Makna Sukses: Jadi, bila ada seseorang menyatakan dirinya sukses, tetapi secara batin tak bahagia, kita harus pertanyakan kesuksesannya.
#17
Nikmat: Tidak merasa gembira meski memiliki segunung kekayaan? Itu berarti kita tidak lagi memiliki kepekaan pengalaman akan rasa
#18
Penculikan di bulan Puasa: Bahwa kenikmatan itu adalah "cukup", bukan "lebih", karena yang lebih itu akan memancing ketamakan.
#19
Meraih Sukses: Tanpa restu, ridha Allah, dan unsur-unsur yang melengkapi segala sesuatunya, takkan terjadi sebuah kebajikan.
#20
Kepekaan Hati: Di mana dan kapan pun terdapat undangan berbuat kebajikan. Bukalah peluang itu sebesar-besarnya dalam berbagai kesempatan sehari-hari.
#21
Ingin Sedekah: Banyak orang yang tidur dengan miliaran rupiah, tapi tidak memberi manfaat pada dirinya dan orang lain.
#22
Menjadi Penolong Masyarakat: Keberuntungan itu ada bila kita senantiasa tunduk pada aturan-Nya dan berada di belakang peluang munculnya kebajikan.
#23
Hidup yang Bermakna: Mulailah berbagi dan mengambil peran bagi sesama.
#24
Epilog
Apakah Anda akan menghapus komentar ini?
Apakah Anda akan menghapus komentar ini?
Chapter #1
Prolog
Bagikan Chapter
Chapter Sebelumnya
Daftar Isi
Kembali ke halaman awal
Chapter Selanjutnya
Chapter 2
Prodeo: Ya, pasrah dan berserah kepada Yang Mahakuasa. Ketika seorang manusia merasa hidupnya begitu buntu, kedua rasa inilah yang kemudian meningkat tajam.
Komentar
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Rekomendasi
Novel
MENYENTUH HATI
Flash
Toxic
Komik
LEUKA
Novel
Orange Breeze
Novel
Dreamelody
Flash
REKAYASA
Flash
Hujan Hitam
Novel
Pilihan Ganda
Novel
Baling Kipas Angin Yang Berputar
Novel
KKPK Game yang Berbahaya
Flash
Aku Tahu Kau Sudah Mati, Sayang
Cerpen
Kamu Sudah Dicus
Flash
Ada Apa dengan Hari Akhir?
Cerpen
KENANGAN
Novel
Siswa Baru
Cerpen
Uang Saku
Novel
BUNGA TANPA AKAR
Novel
Dunia Energi Keris (I) BIRTH OF THE BLACK DRAGON
Flash
Suara Hati FM
Novel
Protect From Monster