Apakah kamu akan memberikan Novel ke ?
Berikan Novel ini kepada temanmu
Masukan nama pengguna
Blurb
Saat terlalu lelah untuk bernapas.
Saat tersenyum pun perlu usaha keras.
Junior dan Jamila saling menemukan.
Mencipta senyum di wajah satu sama lain.
Memberi nyawa di kehidupan satu sama lain.
Dua remaja yang kehilangan arah karena ulah orang tua. Junior dan Jamila bertemu dengan rasa benci terhadap satu sama lain. Bagaimanapun, Junior yang selalu hidup disiplin tidak akan pernah cocok dengan Jamila yang urakan. Namun, semesta seolah memaksa mereka untuk bersatu. Sampai akhirnya, Junior dan Jamila menjadi obat bagi satu sama lain. Mereka merasa cocok. Mereka bahagia saat bersama. Mereka egois untuk tidak saling melepaskan.
Junior dan Jamila hanya ingin hidup normal. Seperti remaja lainnya. Menikmati usia 18 tahun tanpa kepalsuan. Mereka ingin tertawa lepas, melangkah bebas, keluar dari tembok kewaspadaan. Namun, saat Junior dan Jamila telah yakin bahwa mereka adalah akhir bahagia bagi satu sama lain, semesta tidak merasa begitu.
Membunuh seseorang sebenarnya tidak ada dalam daftar kegiatan yang dibuat Junior dan Jamila untuk menikmati usia 18 mereka. Namun, tubuh yang tergeletak di depan kaki Jamila itu sudah tak bernyawa. Junior dan Jamila harus banting setir. Keinginan untuk bersenang-senang berubah menjadi keharusan untuk berlari dari sirine polisi yang terus menghantui dan bahkan sampai terbawa mimpi.
Bukan keluar dari tembok kewaspadaan, mereka justru harus membangun tembok itu lebih kuat.
"Tidak apa-apa jika bersama." kata Jamila saat itu sambil menatap lekat mata Junior membuat gurat panik di wajah Junior seketika sirna dan Junior menggenggam tangan Jamila lebih erat.
Saat tersenyum pun perlu usaha keras.
Junior dan Jamila saling menemukan.
Mencipta senyum di wajah satu sama lain.
Memberi nyawa di kehidupan satu sama lain.
Dua remaja yang kehilangan arah karena ulah orang tua. Junior dan Jamila bertemu dengan rasa benci terhadap satu sama lain. Bagaimanapun, Junior yang selalu hidup disiplin tidak akan pernah cocok dengan Jamila yang urakan. Namun, semesta seolah memaksa mereka untuk bersatu. Sampai akhirnya, Junior dan Jamila menjadi obat bagi satu sama lain. Mereka merasa cocok. Mereka bahagia saat bersama. Mereka egois untuk tidak saling melepaskan.
Junior dan Jamila hanya ingin hidup normal. Seperti remaja lainnya. Menikmati usia 18 tahun tanpa kepalsuan. Mereka ingin tertawa lepas, melangkah bebas, keluar dari tembok kewaspadaan. Namun, saat Junior dan Jamila telah yakin bahwa mereka adalah akhir bahagia bagi satu sama lain, semesta tidak merasa begitu.
Membunuh seseorang sebenarnya tidak ada dalam daftar kegiatan yang dibuat Junior dan Jamila untuk menikmati usia 18 mereka. Namun, tubuh yang tergeletak di depan kaki Jamila itu sudah tak bernyawa. Junior dan Jamila harus banting setir. Keinginan untuk bersenang-senang berubah menjadi keharusan untuk berlari dari sirine polisi yang terus menghantui dan bahkan sampai terbawa mimpi.
Bukan keluar dari tembok kewaspadaan, mereka justru harus membangun tembok itu lebih kuat.
"Tidak apa-apa jika bersama." kata Jamila saat itu sambil menatap lekat mata Junior membuat gurat panik di wajah Junior seketika sirna dan Junior menggenggam tangan Jamila lebih erat.
Ulasan kamu
Ulasan kamu akan ditampilkan untuk publik, sedangkan bintang hanya dapat dilihat oleh penulis
Apakah kamu akan menghapus ulasanmu?
Disukai
0
Dibaca
138
Tentang Penulis
amor
-
Bergabung sejak 2020-12-15
Telah diikuti oleh 56 pengguna
Sudah memublikasikan 4 karya
Menulis lebih dari 1,316 kata pada novel
Rekomendasi dari Drama
Novel
Are You My Happy Ending?
amor
Cerpen
Lyan
Afina Munzalina F
Novel
Kotak Kaca
Angelina Fajri
Novel
A.M.O.R.E.G.A
@Fatamorgana16
Novel
MELAWAT
Aldi A.
Komik
Flowers In Her
Pudak Wangi
Novel
PRESISI
i_naaff
Novel
SLTA Sederajat
Widia Ns.
Novel
NAMASTE!
Handi Namire
Skrip Film
BEFORE HE LEFT (Sebelum Kepergiannya)
Je Yatmoko
Novel
4 : 4
mahes.varaa
Novel
Hilang
nawa
Novel
Olenka
Noura Publishing
Novel
Seni
Eneng Anita
Novel
TANPA TAPI
Rahma Pangestuti
Rekomendasi