Naa Ruby

buku di malam minggu ☺️☺️☺️ by kak lia seplia #tukartambahnasib

assalamualaikum dan selamat malam semuanya...
semoga kita semua dalam keadaan sehat.
sudah 5 bulan tidak bersua...
gimana dengan karya kaliannn...🤗

kalau ada yang follow aku, maaf folback ya lma. tpi kalau saya buka app kwikku pasti saya folback.
terima kasih
salam literai [oni-1]

tempat fav yaitu alam dan tempat ngopi🤗

Selmat tinggal 2020

(Chapter 5).
Dhuwur wekasane, endek wiwitane. Ana Dina, Ana Upa". (Kesengsaraan yang membuahkan kemuliaan. Setiap perjuangan selalu ada hasil yang nyata).

"Ini adalah definisi jodoh secara harfiah menurut Nilamnia Adhiratna Candramaya. Jodoh itu tidak kemana yang artinya...," ungkap Nilam seraya memperagakan dengan postur tubuhnya. "Tempe dan Tumis kangkung tidak akan pernah bisa bertemu di warteg kalau mereka tidak jalan-jalan ke pasar."

sama sepertiku, mereka menganggukkan kepala, mengetuk meja dengan jari dan menghentakkan kaki mengikuti irama alunan lagu yang didukung oleh warna lampu pijar. Yah... Setidaknya disini tidak akan ada orang yang tahu siapa diriku, masalahku dan pastinya tidak ada yang tahu jika wajah tenangku tidak sama dengan pikiran yang selalu membebaniku selama ini. Aku tidak ingin memikirkannya tapi hal itu selalu datang menghampiriku. Hal sangat mustahil untuk dilupakan. Hal itulah yang kini membuatku membenci novel bergenre Romance karena terlalu banyak cerita manis semanis Cappucino latte dan penderitaan sepahit ampas kopi, sungguh menggelikan karena dulu genre itu selalu mengisi tas yang selalu ku bawa kemana-mana.

Benci, jodoh dan takdir adalah satu tujuan, namun selalu memiliki jalan yang berbeda untuk mempertemukannya.
Hanya soal waktu dari jalan cerita yang akan menyatukan ataukah memisahkan kisah para calon pembuat bahtera yang ingin mengarungi samudra cinta. Semua itu! Tidak akan pernah ada yang tahu.

apapun itu, aku paling benci sama yang namanya menyerah, selagi bisa, terus dan terus saja belajar, sesekali aku juga istirahat. tapi sayangnya di mata orang tidak pernah terlihat begitu meski hanya sekilas saja. dan jujur saja beberapa kegiatan langsung aku hentikan, bukan karena omongan orang yg jelek ataupun menyerah, tapi saya sadar ada kalanya aku harus pasrah karena tidak semua bisa dilakukan, yg penting sudah mencoba.

ini aku za atau kalian juga ya kok aku gk bisa hapus chapter dari tadi pagi, kirain aku efek sinyal tapi sampai sekrang masih sama. kenapa geh? ada yang tau. @kwikku

kalau ada yg tanya, "Qarin, novel yg kamu buat gk hanya 1, tapi kok masih pada on going ya?". Yap betul banget, memang benar novel yg aku buat masih pada on going tpi dah aku publish, gk ada mksud untuk ngerjain kurator. tpi sengaja aku pub. karena... ya mungkin za kali ada yg mau krisan. jadi setelah aku pub n kelarin novel ya aku rombak gede2an.😂 tapi yg pasti aku kelarin kalau lagi gk ikut kompetisi. 🤣

ada kalanya kita itu benar benar males baca buku apalagi ngedit cerita sendiri. so, saya terkadang bermain dengan warna. bagus gk bagus urusan nanti., kan semua orang punya bakat ya sendiri. yg penting usaha mau belajar.😆

terlalu sulit ketika dunia ingin melihatmu "ada apanya".

"Cie. . . cie kalau lagi jatuh cinta mah, bau got disebelah berasa aroma theraphy," ujar Asbul yang tiba-tiba memburamkan pandanganku.
"Memang benar, daun berjatuhanpun seperti hujan salju," tambah Amy.
"Teriknya mataharipun kalah silau dengan wajahnya," ungkap Tito yang seumur hiduku tidak pernah mendengar ia mengeluarkan jurus pujangga.
"Weyyy. . . kalian memang tidak bisa nanti ngobrolnya kelarin dulu ini, mau sampai kapan kita beres-beres terus. Mendingan tidak usah berlibur sekalian. Maaf bukannya sombong apalagi pamer kalau tidak jadi aku mau langsung ke francis tahun baru disana." teriak Toto.
"Orang kaya bebas" tambah Tito.
"Bapakmu marah. . . ancamannya songong" ujarku.
CHAPTER END