Akun ini terverifikasi oleh Kwikku
Prestasi
Sebuah badge yang diberikan kepada pengguna yang berhasil mencapai target tertentu dari syarat badge tersebut.
Untuk jenis badge terbatas hanya bisa didapatkan pada waktu tertentu
Pelajari lebih lanjut
Kirim Pesan
Apakah kamu akan memblokir pengguna Andriyana
Laporkan
Timeline
Andriyana membuat karya baru
Puisi
Tunduk Tindak Tanduk
Andriyana
Andriyana membuat karya baru
Skrip
Cahaya Diani
Andriyana
Andriyana telah memperbarui
Flash Fiction
Pilot
Andriyana
Andriyana mengomentari karya ini
Novel
My Sugar Daddy Is My Dad???
Mega Mahliani
Andriyana membuat karya baru
Cerpen
Mati Itu Pasti; Lapar Itu Setiap Hari
Andriyana
Andriyana mengomentari karya ini
Novel
Kecuali Monyet
DMRamdhan
Andriyana mengomentari karya ini
Novel
Rambu-Rambu Masa Lalu
Lovaerina
Andriyana mengomentari karya ini
Novel
Juuni
Andin FN
Andriyana mengomentari karya ini
Novel
InSTAN
Hasan Ali
Andriyana mengomentari karya ini
Novel
PENCIL 2B
Donquixote
Andriyana mengomentari karya ini
Novel
Bayar Utangnya!
Aditya R
Andriyana mengomentari karya ini
Novel
KALA ITU
Lirin Kartini
Andriyana mengomentari karya ini
Novel
Juleha Pengen Kawin
Jee Luvina
Andriyana mengomentari karya ini
Novel
Sejak Mimpi tak Lagi Mimpi
Choirunisa Ismia
Andriyana mengomentari karya ini
Novel
Lovestory About Choirmaster
princess bermata biru
Andriyana mengomentari karya ini
Novel
Museum Lengser
Intanera
Andriyana mengomentari karya ini
Novel
ISYARAT YANG TERJAWAB
Rizal Azmi
Inginku menulis dengan Indah. Sayangnya Indah tidak ingin menulis denganku, melainkan Tuti. Namun, Indah begitu buruk rupa di mata Tuti. Buruk rupa Indah, cermin dibelah Tuti. Alhasil, baik aku maupun Tuti pupus menulis dengan Indah sehingga si cermin bertanya, "Salahku apa? Apa salahku sampai dipecahkan berkeping-keping?"
Jawab Tuti, "Karena Indah buruk rupa."
Keinginan menulisku pun masihlah lesap. Taktahu kapan Indah mau berbaik hati menuliskan semua keinginanku, yakni menulis dengan Indah. Bisa jadi itu semua akan terwujud bila Tuti membeli lagi cermin serenta berkaca, menyadari bahwa menulis itu memerlukan (a) kejujuran dibalik sebuah ngibul yang hakiki, (b) niat kendati naif, dan (c) doa ibu.
Bilakah inginku ngibul makbul?(*)
Jawab Tuti, "Karena Indah buruk rupa."
Keinginan menulisku pun masihlah lesap. Taktahu kapan Indah mau berbaik hati menuliskan semua keinginanku, yakni menulis dengan Indah. Bisa jadi itu semua akan terwujud bila Tuti membeli lagi cermin serenta berkaca, menyadari bahwa menulis itu memerlukan (a) kejujuran dibalik sebuah ngibul yang hakiki, (b) niat kendati naif, dan (c) doa ibu.
Bilakah inginku ngibul makbul?(*)
Andriyana mengomentari karya ini
Novel
Diary Seorang Gadis Tunarungu
winda aprillia
Andriyana mengomentari karya ini
Novel
Kesempatan
BossyTika