Muhammad Ilfan Zulfani

@ilfanzulfani98
Banjarmasin | Sejak 2023, betul-betul menulis sastra | linktr.ee/ceritaceritaZulfan
Ziraq Taura
zverov
Pena Akara
penaakara
nabila imaniar rahma
nabilaa287
Timeline
Cerpen terbaru, terbit di majalahelipsis.id!
Premisnya terispirasi kejadian nyata. Waktu itu, saya mendengar langsung seorang khatib salah ucap. Jadilah sebuah prosa dengan diilhami berbagai hal-hal lainnya 😄

Sila baca: https://majalahelipsis.id/yang-berbahagia/

Keyword: bapak khatib, mahasiswa, salat Jumat, mie ayam, es kopi susu gula aren, Haji Ghofur, pesawat jet, limosin, ibu-ibu rumpi
Rekwik
61
Bagikan
Sejauh pengalaman gue menulis (fiksi), kalau punya ide, kadang memang harus langsung ditulis. Tulisan, dalam hal ini semacam dorongan mental. Dan mungkin situasi mental kita yang berubah-ubah membuat kita tidak bisa menulis hal yang telah lampau. Semacam ingin memaki atau menangis, tapi hal yang membuat kita marah atau sedih itu telah terjadi tiga minggu yang lalu.

Kalau dirasa ide kita itu brilian, tapi kita telah kehilangan "rasa', bisa juga sih kayaknya untuk membangun kembali rasa tersebut... dengan riset, tapi bukan hanya riset yang kering (mencari informasi), tapi riset yang membawa jiwa kita kembali ke situasi yang telah berlalu itu.

Mencatat ide (untuk dituliskan nanti-nanti) memang bisa dilakukan, tapi hanya akan berhasil jika tulisan (dengan ide) tersebut "tidak psikologis".
Rekwik
31
Bagikan
Bagaimana jika sebuah kota berubah dengan berbagai pembangunannya?
Apa yang dialami oleh orang-orang di dalamnya?
Apa ada yang hilang?
Atau orang-orang... menemukan kehilangan?

Mari kita simak cerpen "Siboi, Penjual Gorengan" yang dimuat di Ngewiyak.
https://www.ngewiyak.com/2025/02/cerpen-muhammad-ilfan-zulfani-siboi.html
Rekwik
12
Bagikan
Waduh, server Kwikku... so slow ~
Rekwik
0
Bagikan
Cerpen ini berkisah tentang suatu wilayah di Hulu Sungai yang menyimpan sebuah keanehan, keunikan, atau mungkin misteri. Beginilah pesan seorang rekan kepada tokoh aku di cerpen ini, "Kalau kaupunya hati yang tak betul-betul bersih, jangan ke sana." Seorang tentara dan seorang artis adalah di antara orang-orang yang pernah mengunjungi tempat ini, dan apa kiranya yang terjadi pada mereka?
Cerpen lama... yang lama tersimpan di Google Docs dan di kotak masuk redaksi, akhirnya saya terbitkan di Kwikku. Kenapa perlu saya katakan ihwal ini, karena mungkin cara berceritanya sudah berbeda sekali dengan perkembangan tulisan saya terakhir. Tapi belum tentu kualitasnya lebih jelek, bisa jadi bagus, atau memang jelek, atau ternyata layak menerima penghargaan sastra, atau lebih layak tidak pernah dibaca, haha.
Rekwik
18
Bagikan
"Dok. . . Saya sudah putus asa. Saya sudah lelah. Saya tidak tahu harus berbuat apa lagi."

"Lelaki itu meninggalkan saya, Dok. Tanpa alasan. Tanpa kata-kata apapun juga. Padahal baru beberapa hari sebelumnya kami masih akrab, saling bertanya apakah sudah makan pagi, saling menceritakan kelelahan hari itu, saling menggoda di video call."

"Sebelumnya kami juga baru saja menonton drama cinta yang seru di taman budaya. Saya dan dia bahagia sekali di hari itu. Tapi mengapa tiba-tiba nomor saya diblokir. Sudah lima hari dia meninggalkan saya, Dok. Anxiety saya relapse. Saya buntu. Saya buncah. Tolong saya, Dok."

---
Mau tahu kisah lengkapnya? Baca cerita pendek ini di aplikasi Lentera, ya. Sila unduh di Play Store/App Store.
Rekwik
39
Bagikan
Salah satu cara agar tidak malas menulis atau agar tidak "apa yang kalian sebut sebagai writer's block" itu adalah menulis tanpa harus mengikuti format atau kebiasaan yang umumnya disepakati.

Misalnya, dalam hal menulis cerita, kalau kita menulisnya tanpa harus ada akhir juga boleh banget, kok. Tidak apa.

Atau menulis cerita tanpa konflik. Hanya ingin menceritakan tentang perjalanan seseorang mengendarai motor dari Barabai ke Amuntai, misalnya, tulis saja.

Ada banyak hal lainnya dalam dunia menulis yang bisa kita eksplor daripada hanya sekadar mencari konflik atau akhir cerita yang baik bagaimana.

Dalam contoh sebelumnya, perjalanan seseorang mengendarai kendaraan roda dua dari satu ke kota lainnya dapat kita buat menarik dengan, di antaranya, memaksimalkan cara bertutur, pilihan diksi, atau alam pikiran tokoh yang menarik.

Mungkin, mungkin saja cerita yang baik itu yang konvensional: ada karakter, awalan, konflik, penyelesaian, amanat, dan lain-lain. Tapi buat apa kalau itu semua hanya membatasi penulis dan membuatmu ogah?

Lagipula, apa betul cerita yang baik harus "sempurna" seperti itu? 🙏
Rekwik
52
Bagikan
Muhammad Ilfan Zulfani telah memperbarui
Cerpen
Ini Bukan Perkara Remeh-Temeh
Muhammad Ilfan Zulfani
Cerpen bergenre tragikomedi ini sudah bisa dibaca di aplikasi Lentera (unduh di Play Store atau App Store). Selain mendapat gelar Juara Utama pada Lomba Nulis Lentera: Komedi di Sekitarku, cerpen ini juga dikontrak sebagai naskah eksklusif.

Terima kasih. Sangat senang jika ada umpan balik dari teman-teman setelah membaca cerita pendek ini.

https://link.lentera.app/detail.php?bookId=690
Rekwik
49
Bagikan
Cerpen absurd ini tayang di Janang.id! Mari-mari, baca-baca, mari-mari ~

https://janang.id/2024/12/31/bulu/
Rekwik
23
Bagikan
Dulu waktu sekolah pernah saling ejek nama bapak, enggak? Nah, cerpen ini mencoba mengajakmu mengingat-ingat masa-masa itu.
Rekwik
9
Bagikan
Tokoh aku dalam cerpen ini sungguh menyesal dan kesal karena si maling tidak mencuri sapu tangan birunya.
Mengapa? Dan apa yang justru si maling curi?
Mari baca cerpen "Kisah Maling yang Tolol".
(Cerpen ini pernah dimuat di sastramedia.com)
Rekwik
1
Bagikan
Saat menulis cerita pendek ini, dan saat dalam keadaan apapun, tidak ada daya dan upaya dari saya melainkan kehendak Allah SWT juga. Alhamdulillah 🙏

Cerpen ini mudah-mudahan segera bisa dibaca teman-teman di aplikasi Lentera App.

(Lomba Nulis Lentera: Komedi di Sekitarku)
Rekwik
18
Bagikan
Cerpen ini membuat dua teman saya menangis. Padahal saat menulis saya tidak meniatkan membuat pembacanya menangis. Itu contoh dua orang saja, tapi tidak tahu teman-teman lain di sini bagaimana jika membacanya.
Cerpen ini bercerita tentang seorang perempuan muda (seorang istri) yang selalu muram dalam duka pada setiap tanggal sembilan belas. Padahal di hari-hari lain, ia cerita-ceria saja.
Selain tema kesehatan jiwa, cerita ini sarat dengan tradisi ziarah yang dilakukan oleh sebagian Muslim di Indonesia (ada juga karakter Tuan Guru meski bukan karakter utama).
Sejauh ini, ada kurang lebih 13 cerita pendek yang telah saya karang (tidak semuanya ada di Kwikku), namun cerpen inilah satu-satunya yang saya tulis menggunakan bahasa puitis (ceilah gaya banget) mendayu-dayu. Selain itu, cerpen ini menggunakan tiga sudut pandang berganti-ganti (istri, suami, dan narator/pengarang) yang mungkin menambah pengalaman membaca yang asyik.
Rekwik
54
Bagikan
Pernahkah Anda malu atas karangan Anda sendiri?
Meski Anda sendiri yang secara sadar menerbitkannya di platform, tapi Anda juga yang semacam melakukan penghindaran diri dari membaca karangan tersebut. Jadi Anda membiarkan orang membacanya, tapi Anda sendiri malas dan malu, haha.
Itulah perasaan saya untuk cerpen Jatuh Jauh ini.
Jatuh Jauh ini pun juga cerpen yang bisa dikatakan dikarang saat saya masih belum punya banyak visi yang dalam dan luas soal cerpen (disclaimer: bukan berarti pengetahuan maupun kemampuan saya sekarang sudah mumpuni). Dan memang, setelah saya membaca lagi cerpen ini baru saja, sepertinya memang jelek, haha. Dan saya pun sepertinya baru menemukan semacam cacat logika dalam cerita.
Karakter utama, tokoh "aku", dalam cerpen Jatuh Jauh ini adalah seorang perempuan berusia 25 tahun (Gen Z) yang baru menjalani awal penitian karir di ibu kota. Jadi, cerpen ini digerakkan oleh dua unsur: 1) seorang perempuan kelahiran 90-an akhir, dan 2) hiruk-pikuk ibu kota. Bisa jadi bagi Anda penghuni megapolitan dan yang sekarang berusia 20-an akan terhubung dengan cerpen Jatuh Jauh.
Rekwik
0
Bagikan
Genre flash fiction ini bisa dikatakan sebagai "historical science-fiction political drama".
Bisa jadi waktu menuliskannya, saya bermain-main, selain sok-sokan memberikan komentar politik.
Awalnya saya hanya berniat menjadikannya konten di media sosial. Namun, ternyata tidak ada salahnya pula untuk membagikannya di Kwikku. Jadi, tolong maklumi kalau "bentukannya" dirasa janggal atau kurang cocok.
Oh iya, kalau nanti sudah membaca dan ternyata menurutmu cerita ini jelek sekali, maki-maki saja saya. Dan kalau kamu membawa sepasukan kelinci bersenjata dan berjubah terbang untuk membasmi saya karena tidak tahan kalau saya terus-terusan menulis karangan jelek, saya juga menyilakan Anda. Toh, sandal milik seekor monyet --yang waktu itu menemui saya-- telah saya curi. Baru kali ini saya sampaikan --padahal saya berusaha merahasiakannya-- agar Anda tidak main-main dengan saya.
Saya akan kembali ke masa lalu menggunakan sandal itu dan bersembunyi. Maka. mustahil Anda akan menemukan saya. Dan di sana saya akan menulis cerita jelek lagi lalu diam-diam kembali ke masa sekarang untuk membuka Kwikku. Dan rasakan, Kwikku akan dipenuhi cerita-cerita jelek yang saya karang. Dan pasukan kelinci bersenjata dan berjubah terbang milik Anda itu hanya akan mampu gusar dan memaki-maki tanpa bisa mencari saya yang telah kembali ke zaman Orde Lama, yang sedang ngopi-ngopi bersama Bapak Mohammad Natsir.
Rekwik
144
Bagikan
Waktu bulan puasa kemarin, saya melihat pemandangan menarik sekaligus bersifat nostalgia: anak-anak yang menghambur ke mihrab masjid setelah salat Tarawih. Mereka membawa buku agenda Ramadhan untuk diisi tanda tangan oleh sang imam salat.
Namun, pada pada tanggal 1 Syawwal, saya baru punya ide dan gerak untuk menuliskannya. Kalau tidak salah, malam tanggal 2 Syawwal, fiksi kilat ini sudah rangkum karena dikejar momen juga. Kebetulan pula, cerita ini memang berlatar waktu dari bulan puasa sampai bulan hari raya.
Premis berbentuk pertanyaan yang kira-kira membentuk cerita ini adalah: bagaimana jika ada seorang anak yang buku agenda Ramadhannya banyak kosong dari tanda tangan?
Rekwik
0
Bagikan
Saya belum pernah memberikan semacam pengantar untuk karya yang saya bagikan di sini.
Dimulai dari cerpen ini saya akan memberikan pengantar untuk tiap-tiap karangan.
---
"Bocah Pecandu Lem" ini adalah karya pertama yang saya karang setelah memutuskan belajar menulis sastra/fiksi secara serius.
Waktu mengarangnya, saya belum punya banyak visi yang dalam dan luas terkait cerpen. Jadi ya, silakan teman-teman nilai apakah cerpen ini masih punya sedikit kualitas meski ia adalah karya pertama yang saya karang.
Caranya berkisah tentang seorang remaja bernama Sakur yang menjadi pecandu lem. Cerita dituturkan melalui sudut pandang seorang guru agama yang hendak melakukan suatu perbaikan di masyarakat. Ada kritik yang coba berikan terhadap sistem pendidikan. Ah, saya juga enggak terlalu ingat detail cerpen ini. Silakan teman-teman baca saja lah, hahaha.
Rekwik
0
Bagikan
Muhammad Ilfan Zulfani telah memperbarui
Cerpen
Perihal Nama Bapak
Muhammad Ilfan Zulfani