“Gimana nyetir pertama kalinya? Lancar?”
“La-lancar Yah….”
Aku berpura-pura fokus pada sarapanku. Masih teringat jelas, sesosok tubuh yang tergeletak di tengah jalan tadi malam. Seorang perempuan yang memakai bando merah.
“Kok banyak kasus tabrak lari …” Kakak lelakiku membolak-balik koran.
Hampir saja kusemburkan nasi goreng yang sedang kukunyah.
….
Sepanjang hari ini, aku tegang terus. Aku sulit berkonsentrasi. Teman-temanku kebingungan melihatku. Mereka tak tahu, aku seorang pengecut.
Pulang ke rumah kudapati Ayahku di ruang tengah. Meski kurasakan tubuhku gemetaran karena takut, aku tahu aku harus memberanikan diri. Aku harus menghadapinya. Aku sejenak memejamkan mata dan menarik napas panjang.
“Yah, aku ….”
Ayah mendongak.
“Udah, tenang aja … Ayah sudah bereskan semuanya.”
Di tangannya ada sebuah bando berwarna merah.