Kesunyian telah membawaku ke sebuah arah ruang yang tak pernah kukunjungi sebelumnya. Ruang itu begitu gelap tanpa sedikit pun cahaya yang meneranginya.
Aku di sana tak sendiri melainkan bersama teman-teman seperjuangan, kami membawa sebuah misi untuk penyelamatan. Tembak menjadi salah satu senjata yang kami bawa.
"Berpencar!" Teriaknya memberi aba-aba. Kami pun segera berpencar di antara bilik ruangan itu. Tak lupa tembak menjadi objek utama bagi kami. Tembak kami arahkan ke depan siap untuk memelatuk korban dari musuh.
'BRUK!'
Salah satu dari kami malah terjatuh karena terkena sasaran dari musuh. Aku pun bergegas tuk membantunya. Mendudukkan tubuhnya di salah satu meja yang tertumpuk di sana. "Diamlah di sini! Agar lukamu tak bertambah parah."
"Tapi bagaimana dengan misi ini?"
"Sudah jangan pikiran hal itu kami masih sanggup untuk melawan mereka. Lekaslah pulih."
"Baiklah."
Seusai membantunya, aku segera berdiri melanjutkan tugas yang kulaksanakan.
Namun, anehnya salah satu anggota dari kami menatapku. Hingga mata kami saling bertemu. Kami pun hanya diam dan membisu.
Tak selang beberapa lama aku memutuskan tuk enyah dari tempat ku tadi.
***
'DUAR!' Suara tembakan menjadi sebuah pertanda bagi kami untuk segera menyelesaikan misi itu.
Aku berhenti dan melihat di sebuah ruangan mirip seperti penjara dihuni banyak kaum laki-laki. Sebenarnya aku tak begitu mengerti dengan apa yang terjadi.
Namun, na'as nya mereka telah di lumpuhkan oleh musuh dalam satu jentikan. Dengan tega pihak musuh mengarahkan seluruh tembakan dari arah kanan serta kiri mereka.
Dalam seperkian detik mereka tersungkur ke lantai secara bersamaan darah pun menjadi bukti bahwa kami telah gagal dalam misi itu.
Dadaku rasanya seperti sesak. Mataku pun rasanya seperti berat tetapi aku memaksakan diri tuk segera bangkit dan aku baru sadar bahwa semua itu hanyalah sebuah mimpi.