Seorang anak lelaki duduk berdampingan dengan adik perempuannya. Tersenyum saat melihat adiknya tertawa, lantas terdiam saat melihatnya menangis.
"Kak! Adik mau ke bulan," ujar si adik sembari mengarahkan telunjuknya ke langit.
"Bulan?" tanya sang kakak.
Si adik mengangguk, lalu membisu. Tatapan matanya menjadi sedih. Cairan yang sedari tadi ia tahan di kelopak mata, luruh dalam seketika.
"Mama pergi ke bulan, tapi enggak balik. Adik ... rindu Mama." Dipelintirnya ujung kaos yang baru ia beli kemarin.
Seperti biasa, sang kakak terdiam. Ia tak tahu menenangkan adik yang menangis. Sebab ia tak pernah mengerti akan emosi itu. Kenapa adiknya begitu sedih saat Mama telah tiada?
***
Seorang anak lelaki duduk berdampingan dengan adik perempuannya. Kali ini adiknya tidak tertawa maupun menangis. Hanya terlelap di pelukan sang kakak dengan tubuh bersimbah darah.
Anak lelaki itu menatap kosong ke bulan. Tanpa senyuman, tanpa tangisan. Ia tak dapat menangis meski adik satu-satunya telah pergi. Namun, setidaknya keinginan si adik terpenuhi. Bertemu Mama.
***
Apakah si kakak sejahat itu?
Tp keren ceritanya π